Perubahan hormonal pada wanita bisa memicu penyakit
gusi berdarah pada wanita. Meski begitu, hal tersebut juga tergantung pada ada
tidaknya penumpukkan plak pada pertemuan gigi dan gusi.
Gusi berdarah merupakan gejala awal terjadinya peradangan
gusi atau gingivitis.
Menurut drg.Dedy Yudha Rismanto, Sp.Perio, perubahan
hormon akan menyebabkan gusi bengkak, tanpa rasa sakit, atau perdarahan.
"Biasanya didahului dengan adanya kuman atau
tumpukan plak. Perubahan hormon akan memacu kerja kuman-kuman itu,"
katanya dalam acara konferensi media Solusi Permasalahan Gusi di Jakarta, Kamis
(2/5/13).
Karena kuman bertambah aktif, gusi akan terangsang
untuk mengeluarkan reaksi imunitas sehingga terjadi radang dan bengkak.
"Reaksi ini menyebabkan gusi mempertebal dindingnya pada bagian leher.
Makanya jadi bengkak," kata dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia ini.
Bila bengkak dibiarkan, dinding yang dibangun akan
jebol dan mengakibatkan kuman masuk ke dalam lapisan gigi. Kuman tersebut
berpotensi menimbulkan luka pada pembuluh darah dan jaringan di dalamnya sehingga
menimbulkan gusi berdarah.
Sedikitnya ada 5 hal yang menandakan terjadinya
radang, yakni bengkak, rasa sakit, timbulnya demam, kerusakan jaringan, dan
kerusakan sel. Pada radang gusi, demam terjadi di tingkat sel sehingga tidak
bisa dirasakan.
Penyakit gusi berdarah karena perubahan hormon
memang sulit dihindari karena tidak mudah mengontrol hormon dalam tubuh.
"Untuk mencegah terjadinya gusi berdarah bisa
dilakukan dengan rajin membersihkan gigi dan karang gigi, serta memeriksakan
gigi dan gusi," katanya
Sumber :
http://health.kompas.com/read/2013/05/03/07222264/Wanita.Lebih.Rentan.Gusi.Berdarah
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon