Sebanyak 118 orang narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta,
Medan, Sumatera Utara, belum tertangkap kembali. Empat orang di
antaranya adalah narapidana kasus terorisme.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto menjelaskan Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.599 narapidana padahal kapasitas lapas itu hanya 1.054 narapidana. Dari sebanyak itu, narapidana yang melarikan diri mencapai 212 orang.
"Tertangkap kembali ada 94 orang narapidana, dan 118 orang dalam pengejaran. Di antara yang lari lima orang napi teroris tertangkap dan empat orang masih dalam pengejaran," ucap Djoko dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/7/2013).
Djoko menjelaskan penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013) lalu adalah mati listrik yang berdampak pada macetnya pasokan air bersih mulai dari pagi hingga sore hari.
"Hal ini menimbulkan keresahan dan kemarahan napi hingga melakukan tindakan pembakaran tersebut," ucap Djoko.
Djoko mengungkapkan, selain persoalan listrik dan air,para napi mengeluhkan adanya Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun 2012 yang di dalamnya ada mengatur soal pembatasan remisi bagi narapidana kasus korupsi, narkoba, dan terorisme.
Namun Djoko menjelaskan Menteri Hukum dan HAM sudah menjelaskan kepada mereka bahwa semangat dari PP tersebut adalah untuk memberikan efek jera.
Seperti diketahui, ratusan narapidana dan tahanan melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta, Medan, Kamis (11/7/2013) petang. Peristiwa ini bermula saat pasokan listrik dan air ke lapas itu terhenti.
Para napi kemudian melakuan provokasi hingga timbul kerusuhan di dalam lapas yang akhirnya berujung pembakaran di beberapa titik lapas.
Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur dengan sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.
Lima orang tewas dalam kerusuhan itu. Kerusuhan juga akhirnya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan Lapas.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto menjelaskan Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.599 narapidana padahal kapasitas lapas itu hanya 1.054 narapidana. Dari sebanyak itu, narapidana yang melarikan diri mencapai 212 orang.
"Tertangkap kembali ada 94 orang narapidana, dan 118 orang dalam pengejaran. Di antara yang lari lima orang napi teroris tertangkap dan empat orang masih dalam pengejaran," ucap Djoko dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/7/2013).
Djoko menjelaskan penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013) lalu adalah mati listrik yang berdampak pada macetnya pasokan air bersih mulai dari pagi hingga sore hari.
"Hal ini menimbulkan keresahan dan kemarahan napi hingga melakukan tindakan pembakaran tersebut," ucap Djoko.
Djoko mengungkapkan, selain persoalan listrik dan air,para napi mengeluhkan adanya Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun 2012 yang di dalamnya ada mengatur soal pembatasan remisi bagi narapidana kasus korupsi, narkoba, dan terorisme.
Namun Djoko menjelaskan Menteri Hukum dan HAM sudah menjelaskan kepada mereka bahwa semangat dari PP tersebut adalah untuk memberikan efek jera.
Seperti diketahui, ratusan narapidana dan tahanan melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta, Medan, Kamis (11/7/2013) petang. Peristiwa ini bermula saat pasokan listrik dan air ke lapas itu terhenti.
Para napi kemudian melakuan provokasi hingga timbul kerusuhan di dalam lapas yang akhirnya berujung pembakaran di beberapa titik lapas.
Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur dengan sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.
Lima orang tewas dalam kerusuhan itu. Kerusuhan juga akhirnya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan Lapas.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon