Sidang kasus penyerangan dan pembunuhan di Lapas Cebongan kembali
digelar di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Selasa 2 Juli 2013.
Agenda utama sidang keempat ini mendengarkan keterangan saksi petugas
jaga alias sipir Lapas Cebongan.
Tiga petugas Lapas Cebongan yaitu Kepala Pengamanan Lapas Margo Utomo, serta dua petugas jaga Supratikno dan Indrawan Tri Widiyanto dihadirkan dalam sidang ini.
Indrawan memberi kesaksian kepada Oditur Militer Letkol Sus Bugiharto. Dia mengatakan, sekitar pukul 00.30 saat ia menonton bola, terdengar suara dua mobil berhenti di luar Lapas.
Kemudian, tak lama berselang enam orang datang. Salah satu dari mereka menodongkan senjata ke lubang portir, tempat Indrawan berjaga. "Karena ditodong dengan senjata, akhirnya pintu kami buka," katanya.
Kemudian rombongan yang mengenakan penutup muka alias sebo itu masuk. Mereka melumpuhkan semua petugas jaga malam yang kala itu tidak dilengkapi senjata.
Salah seorang penyerang kemudian membuka penutup wajahnya. "Saya dari Polda mau ngebon Deki CS," ujar Indrawan, menirukan penyerang. Ia mengaku belum tahu siapa Deki Cs. Saksi hanya tahu ada 11 tahanan titipan dari polisi pada siang harinya.
Irawan lalu melapor ke komandannya, yaitu Edi Prasetya. Namun, Edi hanya menjawab, "Mosok malam-malam mau ngebon."
Para penyerang kemudian memaksa masuk. Atas izin Edi, kata Irawan, dia kemudian membuka pintu penjara. Setelah itu lima orang masuk membawa senapan laras panjang satu laras pendek.
Para penyerang tampak mulai tak sabar saat Kepala Pengamanan Lapas Margo Utomo hendak melaporkan permintaan para penyerang membawa Deki Cs ke Kepala LP Sukamto Harto.
Belum sempat berbicara dan baru menyebut, "Hallo", para penyerang merebut telepon seluler itu dan para sipir diminta tiarap. Para sipir ini tak bisa melawan karena meraka tak bawa senjata. Semua senjata masih disimpan di gudang.
Setelah tiarap, ia juga diinjak kepalanya oleh penyerang. Saat itu Indrawan sudah tidak melihat apa-apa. Ia tiarap 15 menit. Saat tiarap itu, ada dari penyerang menuju ke Blok Anggrek A5 yang ditempati Deki Cs.
Lalu saksi hanya mendengar suara tembakan. Setelah para penyerang keluar dan ia mendengar suara mobil berjalan, ia baru berani bangun. Lalu melihat pintu portir dan kemudian dikunci.
Irawan kemudian berlari ke Blok Anggrek. Di sana sudah tergeletak empat tahanan yang tewas akibat luka tembak.
Tiga petugas Lapas Cebongan yaitu Kepala Pengamanan Lapas Margo Utomo, serta dua petugas jaga Supratikno dan Indrawan Tri Widiyanto dihadirkan dalam sidang ini.
Indrawan memberi kesaksian kepada Oditur Militer Letkol Sus Bugiharto. Dia mengatakan, sekitar pukul 00.30 saat ia menonton bola, terdengar suara dua mobil berhenti di luar Lapas.
Kemudian, tak lama berselang enam orang datang. Salah satu dari mereka menodongkan senjata ke lubang portir, tempat Indrawan berjaga. "Karena ditodong dengan senjata, akhirnya pintu kami buka," katanya.
Kemudian rombongan yang mengenakan penutup muka alias sebo itu masuk. Mereka melumpuhkan semua petugas jaga malam yang kala itu tidak dilengkapi senjata.
Salah seorang penyerang kemudian membuka penutup wajahnya. "Saya dari Polda mau ngebon Deki CS," ujar Indrawan, menirukan penyerang. Ia mengaku belum tahu siapa Deki Cs. Saksi hanya tahu ada 11 tahanan titipan dari polisi pada siang harinya.
Irawan lalu melapor ke komandannya, yaitu Edi Prasetya. Namun, Edi hanya menjawab, "Mosok malam-malam mau ngebon."
Para penyerang kemudian memaksa masuk. Atas izin Edi, kata Irawan, dia kemudian membuka pintu penjara. Setelah itu lima orang masuk membawa senapan laras panjang satu laras pendek.
Para penyerang tampak mulai tak sabar saat Kepala Pengamanan Lapas Margo Utomo hendak melaporkan permintaan para penyerang membawa Deki Cs ke Kepala LP Sukamto Harto.
Belum sempat berbicara dan baru menyebut, "Hallo", para penyerang merebut telepon seluler itu dan para sipir diminta tiarap. Para sipir ini tak bisa melawan karena meraka tak bawa senjata. Semua senjata masih disimpan di gudang.
Setelah tiarap, ia juga diinjak kepalanya oleh penyerang. Saat itu Indrawan sudah tidak melihat apa-apa. Ia tiarap 15 menit. Saat tiarap itu, ada dari penyerang menuju ke Blok Anggrek A5 yang ditempati Deki Cs.
Lalu saksi hanya mendengar suara tembakan. Setelah para penyerang keluar dan ia mendengar suara mobil berjalan, ia baru berani bangun. Lalu melihat pintu portir dan kemudian dikunci.
Irawan kemudian berlari ke Blok Anggrek. Di sana sudah tergeletak empat tahanan yang tewas akibat luka tembak.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon