Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton J
Supit menuturkan, selama enam bulan terakhir peternak ayam mengalami
kerugian.
"Harga ayam yang berlaku selama satu tahun yang mensubsidi adalah
peternak ayam yang notabene marjinal," ujarnya saat konferensi pers di
kementan, Jakarta, Kamis (4/7).
Dia mengakui, para peternak ayam hanya dapat mengambil keuntungan
yang sangat minim. Dengan demikian, tidak heran jika nasib peternak ayam
tak banyak berubah.
"Mereka (peternak) juga tidak mendapatkan keuntungan yang berlebihan," ungkapnya.
Anton menuturkan, harga jual ayam saat ini Rp 35.000 masih dalam
batas wajar. Sebab, BEP harga ayam berkisar antara Rp 23.000-25.000 per
ekor, bila telah menjadi karkas menjadi Rp 30.000.
"Sehingga bila pedagang jual Rp 35.000 itu wajar, itu sudah mendapatkan keuntungan sekitar 18 persen," lanjutnya.
Dia menuturkan, pasokan daging ayam pada periode Juni-Agustus
mencapai 420.000 ton dan telur sekitar 400.000 ton lebih. Dengan pasokan
sebanyak itu masyarakat diminta untuk tidak khawatir akan kekurangan
pasokan ayam selama bulan Ramadan.
Dia memastikan, pekan pertama dan kedua memasuki bulan Ramadan, harga
jual ayam pasti jatuh. "Nanti menjelang Lebaran harga akan naik lagi,"
tegasnya.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon