Kamis, 11 Juli 2013

Konferensi Bahasa Inggris bagi Tentara Digelar di Sentul

Konferensi bahasa Inggris bagi tentara digelar di Sentul
Ratusan tentara Indonesia dan dari 10 negara lainnya hari ini berkumpul di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Sentul dalam konferensi internasional bahasa Inggris pertama di Indonesia. Konferensi selama tiga hari akan diisi oleh belasan pakar Bahasa Inggris dari tiga penutur bahasa tersebut yaitu AS, Australia dan Inggris.

Mengambil tema Bahasa Inggris sebagai bahasa misi dan keamanan dalam tindakan militer dan kepolisian, konferensi ini akan mengeksplorasi rancangan, pengembangan, dan pengajaran materi pelatihan Bahasa Inggris untuk pasukan TNI dan Polri yang tengah mengabdi di dalam maupun di luar negeri.

Dalam pembukaannya, Kepala Pusat PMPP Brigadir Jenderal AM Putranto mengatakan bahwa fasih berkomunikasi dalam Bahasa Inggris menjadi faktor penting dalam menunaikan misi perdamaian di daerah konflik.

"Bahasa Inggris saat ini jadi faktor penting bagi tentara bersenjata dalam menghadapi tantangan global, khususnya mereka yang terlibat dalam proyek internasional seperti misi perdamaian di bawah bendera PBB," ujar Putranto.

Putranto mengatakan, keberadaan Bahasa Inggris tidak dapat diremehkan karena dalam menunaikan misi perdamaian di negara konflik, para tentara berseragam yang biasa disebut "blue helmet" ini wajib berkomunikasi efektif. Komunikasi dan koordinasi dilakukan dengan masyarakat setempat, tentara misi perdamaian dari negara lain atau pihak lembaga masyarakat di daerah konflik.

"Misal saat tentara misi perdamaian kita bertugas di Lebanon, kami bertugas untuk menjaga agar tentara Lebanon dengan Israel tidak mengalami konflik di perbatasan. Karena rupanya jalur patroli mereka berdekatan. Jadi dibutuhkan pendekatan dan komunikasi, salah satunya dengan berbicara secara fasih dalam Bahasa Inggris," ungkap Putranto.

Namun dalam menunaikan misi perdamaian, para tentara Indonesia diharapkan bisa menuturkan Bahasa lain sesuai dengan negara yang menjadi tugas misinya. "Seperti waktu tentara Indonesia ke Lebanon tahun 2007, para tentara ini bahkan sampai fasih berbahasa Arab dan Perancis, karena itu merupakan bahasa sehari-hari orang sana," kata Putranto.

Putranto mengatakan, penerjemah memang tetap disiapkan. Tetapi itu digunakan untuk membantu masalah di mana banyak terdapat istilah teknis. Selain itu kemampuan tentara Indonesia dalam Berbahasa Inggris sangat baik.

Putranto mengatakan para tentara yang mengikuti misi perdamaian merupakan tentara terpilih dan lulus seleksi sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh PBB. "Kualifikasinya tidak hanya berupa TOEFL saja, tetapi ada juga kualifikasi lain sesuai dengan syarat yang ditetapkan PBB," kata dia.

Dia menyebut selama bertugas di daerah konflik, Putranto belum pernah mendengar ada kasus salah koordinasi karena faktor kurang paham terhadap bahasa asing. Melalui konferensi ini, dia berharap para peserta dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan jejaring dengan para pakar bahasa dari beberapa negara.

Konferensi selama tiga hari ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pertahanan Inggris, Departemen Kehakiman AS, Program Bahasa Inggris Departemen Luar Negeri AS dan PPMP Tentara Nasional Indonesia. Pihak tuan rumah mengundang 50 personil tentara militer dari 10 negara dan 100 tentara dari Indonesia.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon