Jumat, 19 Juli 2013

Mereka cibir elektabilitas Jokowi yang makin meroket

Jokowi.
Nama Joko Widodo selalu muncul di sejumlah survei kandidat calon presiden 2014. Tak sekadar ikut meramaikan, pria asal Solo ini selalu bertengger di posisi puncak survei sebagai sosok yang terpopuler.

Survei ini jelas mengejutkan banyak pihak. Sebab, pria yang akrab disapa Jokowi ini baru pertama kali meramaikan bursa capres di survei dan hasilnya langsung moncer. Dia juga mengalahkan nama-nama senior politik yang bakal ikut nyapres.

Meski sebatas survei, banyak kalangan yang menanggapi dingin hasil survei itu. Mereka bahkan menilai survei itu bukan karena keberhasilan Jokowi dalam kinerja, tapi cuma karena faktor X yakni ketenaran semata.

Berikut orang-orang yang mencibir Jokowi di tengah elektabilitas wali kota Solo itu yang terus meroket :

1. Pengamat politik UI, Iberamsjah

Jokowi bagi-bagi buku tulis.
Sosok Joko Widodo (Jokowi) bukan hanya membius warga Indonesia, tapi media nasional Tanah Air. Apa pun yang dia lakukan, selalu jadi sorotan media.

Menurut pengamat politik, Iberamsjah, tingginya intensitas kemunculan Jokowi di media jadi faktor utama elektabilitas mantan wali kota Solo itu terus meningkat.

"Yang membuat peluang Jokowi maju capres itu pers media," ucap pengamat politik dari UI, Iberamsjah.

Pengamatan guru besar UI ini, secara kinerja Jokowi belum bisa dinilai berhasil, malah cenderung masih sangat berantakan. Sebagai contoh, terkait kasus tunggakan gaji petugas pintu air.

"Jadi intinya itu Jokowi tidak usah memikirkan elektabilitas untuk menjadi presiden, konsentrasi saja urusi Jakarta sesuai dengan janji-janji kampanye," tegasnya.

2. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf

Soekarwo-Syaifullah Yusuf.
Tak cuma pengamat politik, Iberamsjah, kritik pada Jokowi juga disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf. menurut pria yang akrab disapa Gus Ipul itu, elektabilitas Jokowi ini hanya kebetulan mengingat seringnya mantan wali kota Solo itu diberitakan di media.

"Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) ini gubernur terbaik di Indonesia. Kalau Pak Jokowi itu hanya terbaik di sisi pemberitaan media saja, tapi belum terukur kinerjanya karena masih baru," kata Gus Ipul di hadapan anggota dan pengurus PW Muhammadiyah Jawa Timur.

Dia menambahkan, tanpa ada pemberitaan media Jokowi tak ada apa-apanya.

"Itu luar biasa pemberitaan pers. Pak Jokowi bisa hebat saat diberitakan di media massa. Yang tidak bekerja bisa terlihat bekerja, sementara yang bekerja tidak terlihat kerjanya," ungkap mantan Ketua GP Ansor tersebut.

3. Politikus Gerindra, Martin Hutabarat

martin hutabarat.
Meski menjadi partai pendukung di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, Gerindra tak takut dengan elektabilitas Jokowi yang meroket. Sekalipun Jokowi moncer di survei capres, Gerindra yakin tak akan mengalahkan popularitas ketua umum mereka Prabowo Subianto.

"Gerindra tidak khawatir sedikit pun dengan meningkatnya elektabilitas Jokowi sebagai capres yang mengalahkan Prabowo," kata politikus Partai Gerindra, Martin Hutabarat.

Martin menilai perjuangan keras Gerindra di Pilgub DKI kemarin bukan untuk menjadi pria berperawakan kurus itu sebagai capres. Melainkan jadi gubernur yang membawa Jakarta lebih baik.

"Pak Jokowi kita harap tetap fokus dulu pada tanggung jawabnya sebagai gubernur DKI. Jokowi harus berhasil. Jokowi jangan sampai terganggu kinerjanya dengan berbagai isu dan hasil survei," tegasnya.

4. Politikus PDIP, Maruarar Sirait

Maruarar Sirait.
Meski PDIP jadi partai yang pendukung Jokowi di Pilgub DKI, nyatanya langkah mantan wali kota Solo itu menuju RI 1 tidaklah mulus.
Politikus PDIP sendiri, banyak yang menyarankan Jokowi fokus bekerja sebagai gubernur dan tak usah ikut pusing memikirkan elektabilitas sebagai capres 2014.

"Dia memang sederhana, merakyat, bersih, tapi kerja di pemerintahan Jakarta ini yang harus jadi ajang pembuktian. Terlalu prematur untuk menentukan capres saat ini, atau dalam waktu dekat. Kita melihat perkembangannya saja," kata Maruarar.

Bahkan sebagai bentuk penolakannya, Maruarar menegaskan kepopuleran Jokowi sebagai capres bisa hilang dan berbalik dalam sekejap.

"Momentum itu bisa berubah, pilpres masih setahun lebih. Jokowi harus mengerjakan PR dia tadi. Output-nya hanya dua, kekecewaan kalau gagal, kedua apresiasi kalau berhasil," jelas anggota DPR ini.

5. Politikus Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana

Sutan Bhatoegana bertopi.
Sutan tak bosan-bosan mengkritik Jokowi. Dia yakin popularitas dan elektabilitas gubernur DKI Jakarta itu bisa meredup delapan bulan lagi. Menurut Sutan, umur ketenaran Jokowi hanya menghitung bulan.

"Saat ini tinggi (popularitas dan elektabilitas Jokowi), 8 bulan ke depan enggak tahu," ujar Sutan.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon