Rabu, 10 Juli 2013

Paus Akui Ada "Lobi Gay" di Vatikan

Petenis Argentina, Juan Martin del Potro (kanan), bertemu dengan Paus Fransiskus (kiri), yang juga berasal dari Argentina.
Paus Fransiskus mengakui keberadaan "lobi gay" dan "aliran korupsi" dalam pemerintah Vatikan, Kuria Roma. Demikan menurut ringkasan sebuah sambutan yang bersifat pribadi dari Paus Fransiskus kepada para pemimpin gereja katolik Amerika Latin sebagaimana dikutip sebuah situs katolik di kawasan itu. Pengakuan tersebut tampaknya mengonfirmasi sejumlah laporan yang telah dibantah Vatikan pada Februari lalu.

Februari lalu, sejumlah media Italia memberitakan bahwa sebuah laporan rahasia yang dibuat beberapa kardinal, yang menyelidiki skandal kebocoran dokumen di Vatikan yang dikenal dengan sebutan Vatileaks, berisi antara lain dugaan korupsi dan percobaan pemerasan terhadap sejumlah pastor gay Vatikan, dan di sisi lain, perlakukan khusus (favouritism) berdasarkan hubungan gay.

"Di Kuria, ada beberapa orang yang suci, tetapi ada juga korupsi," kata Paus. "Ada pembicaraan tentang 'lobi gay' dan itu benar, itu ada. Kami harus melihat apa yang bisa dilakukan," lanjut Paus berusia 76 tahun itu seperti dikutip situs web Reflection dan Liberation, yang kemudian dikutip sejumlah kantor berita termasuk AFP pada Selasa (11/6).

The New York Times melaporkan, Konfederasi Agama Amerika Latin dan Karibia, sebuah organisasi kawasan untuk para pastor dan suster dari berbagai kongregasi religius, menegaskan pada Selasa bahwa para pemimpin organisasi mereka telah menulis sebuah ringkasan dari sambutan Paus itu setelah audiensi mereka dengan dia pada Kamis lalu. Organisasi itu, yang dikenal dengan singkatan dalam bahasa Spanyol yaitu CLAR, mengatakan pihaknya sangat terkejut bahwa dokumen tersebut telah beredar dan meminta maaf kepada Sri Paus.

Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan kepada AFP, "Itu sebuah pertemuan pribadi, saya tidak punya komentar (tentang hal itu)."

Laporan rahasia yang diberitakan media Italia pada Februari itu disusun oleh sebuah komite yang terdiri dari tiga kardinal. Mereka melaporkan temuannya hanya kepada paus. Laporan mereka merupakan hasil penyelidikan luas terkait kebocoran dokumen rahasia Vatikan tahun lalu. Para kardinal itu menginterogasi puluhan pejabat Vatikan dan memberikan laporan akhir mereka pada Desember 2012 kepada paus, waktu itu Benediktus XVI.

Beberapa hari sebelum pengunduran diri Benediktus XVI pada Februari, mingguan berita Panorama dan harian Repubblica mengatakan bahwa laporan itu berisi tuduhan tentang percobaan pemerasan dan favoritisme gay, meski Lombardi saat itu berkeras bahwa laporan media itu hanya "dugaan, fiksi dan pendapat."

Paus Fransiskus yang asal Argentina telah membuat reformasi terhadap Kuria Roma yang banyak dikritik dan penuh intrik. Reformasi terhadap lembaga itu merupakan prioritas kepausannya. Namun ia mengatakan hal itu akan "sulit". "Saya tidak bisa melaksanakan reformasi sendirian," katanya, karena "saya sangat tidak terorganisir".

Menurut AFP, tugas tersebut akan ditangani oleh sebuah komisi beranggota delapan kardinal dari seluruh dunia yang telah ditunjuk Fransiskus pada April untuk membantu dia mengatur Gereja Katolik. Komisi itu baru akan bertemu untuk pertama kalinya Oktober mendatang. "Berdoalahlah buat saya, agar saya melakukan sesedikit mungkin kesalahan," kata Fransiskus.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon