Rabu, 17 Juli 2013

Penipuan, setor Rp 154 juta dapat sekoper uang palsu

uang palsu 1 miliar.
Apes benar nasib Rahmansyah Nur Ahmad (53). Berniat mencari pinjaman modal usaha malah menjadi korban penipuan. Pengusaha kelapa sawit itu, tertipu hingga ratusan juta rupiah.

Dari kerabatnya, dia mendapat informasi jika ada bos besar yang katanya bisa meminjamkan uang dengan jumlah besar. Korban pun berniat mencari dana Rp 5 miliar.

Mendengar informasi itu, Rahman pun berangkat ke Jakarta. Setelah tiba, dia langsung menghubungi M orang yang disebut-sebut sebagai penghubung dengan bos besar. Berikutnya dia benar dipertemukan dengan bos yang dijanjikan itu.

Namun, si bos mematok syarat. Rahman harus memberikan uang administrasi sebesar Rp 154 juta di Taman Mini, Jakarta Timur. Akhirnya mereka bertransaksi di samping Bank BNI cabang Taman Mini.

"Saat bertemu, korban disuruh masuk ke dalam mobil Avanza hitam dan memberikan uang administrasi yang diminta pelaku," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharni di pelataran Mapolsek Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (5/7).

Setelah bertransaksi, pelaku lain berinisial S memberikan koper yang diakuinya berisi uang sebesar Rp 10 miliar. Tanpa menghitung dan memeriksa uang yang diberikan, korban langsung mempercayai pelaku.

Setelah itu, Rahman berniat menyetorkan uang pinjaman tersebut ke Bank BNI terdekat, tak disangka isinya ternyata berisi uang mainan.

"Jadi di dalam koper tersebut berisi 10 bundelan uang. Satu bundelan berisi 10 ikat uang pecahan Rp 100 juta, jadi isinya Rp 1 miliar, tapi hanya bagian atas bundelan yang uang asli, yang dibawahnya hanya uang mainan palsu dan potongan kertas putih," terang Mulyadi.

Sudah terjerat tipuan manis para pelaku, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ciracas. Dari informasi yang diberikan korban, polisi berhasil menangkap seorang pelaku yakni M, yang berperan sebagai penghubung antara pelaku lain dengan korban.

"Dua orang lagi masih DPO, masih kami kembangkan kasus ini dari keterangan saksi dan korban," ujar Mulyadi.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon