Selasa, 02 Juli 2013

Turut campur militer tegangkan Mesir

Demo Mesir.
Paling menegangkan dalam sebuah negara tengah menghadapi politik bergejolak yakni terjunnya militer dalam pengambil alihan kekuasaan. Ini terjadi di Mesir. Militer memperingatkan kedua belah pihak, Presiden Muhammad Mursi dan oposisi agar secepatnya menyelesaikan permasalahan mereka. Bila tidak angkatan bersenjata bakal turun tangan.

Militer Mesir sudah menyerukan ini seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (1/7). Mursi dan oposisi punya waktu 48 jam saja menyelesaikan permasalahan mereka. Ini diperlukan bagi rakyat agar kehidupan Mesir kembali berjalan normal dan tidak lagi ada bentrokan antar kedua pendukung.

Entah permainan besar apa terjadi, seolah memaksa Mursi lengser dari jabatannya tak satupun orang-orang menunggu dia menyelesaikan posisinya empat tahun mendatang. Mursi harus mundur sekarang juga.

Tidak membaiknya sektor ekonomi Mesir memicu gelombang protes atas Mursi meluas. Protes awal mula dilakukan pihak oposisi mengundang pro-Mursi untuk ikut turun dan menyerukan sebaiknya mereka yang berseberangan memberikan waktu bagi Mursi bekerja. "Setahun belum apa-apa membenahi pekerjaan rumah sisa-sisa rezim Mubarak," ujar seorang pendukung Mursi enggan disebutkan namanya.

Namun unjuk rasa dua kubu ini meluas menjadi beringas dan bentrokan pun tak terelakkan. Korban berjatuhan dan Mesir kembali mencekam. Kadang situasi memang terlihat tenang namun ini seperti api dalam sekam. Kesalahan fatal sedikit saja dapat membuat pertikaian meluas. Ini yang terjadi sekarang.

Militer tentu tak tinggal diam melihat situasi demikian. Demi rakyat mereka bergerak menyerukan semua pihak bertikai untuk sama-sama mencari solusi. Menurut Dahlia Kusumadewi, sekretaris II fungsi penerangan dan sosial budaya dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ibu Kota Kairo mengatakan ancaman militer ini bukan kudeta. Paling tidak hal itu dia tangkap dari siaran pers angkatan bersenjata beredar 1 Juli. "Memang benar militer memberikan waktu 48 jam terhitung kemarin agar kedua pihak segera mencari jalan keluar secepatnya. Jika tidak maka akan mencari jalan terbaik sesuai beleid penyerahan kekuasaan tahun 1971," ujar Dahlia.

Namun jalan terbaik ini bukanlah perebutan kekuasaan tapi lebih menjadi jembatan antara dua pihak bertikai.

Apalagi Mursi juga sudah kehilangan beberapa orang kabinetnya seharusnya bisa dia percaya. Setidaknya sudah empat menteri menyatakan mundur yakni bidang pariwisata, lingkungan, komunikasi, dan kehakiman. Bahkan terakhir menteri luar negeri ikut mengundurkan diri. Mereka mengajukan itu bersama dengan surat pengunduran diri Perdana Menter Hesham Qandil.

Setelah bentrokan demi bentrokan dan ancaman demi ancaman. Akhirnya Mursi tampil di televisi pemerintah dan mengumumkan dirinya akan terus berada dalam tampuk kekuasaan dan bakal membayar dengan nyawanya atas keputusan ini. Dia juga mengajak Ikhwanul Muslimin pasang badan seandainya kudeta benar-benar dijalankan tapi dia menyerukan militer tunduk pada perintahnya.

Mursi mengakui dirinya masih banyak kesalahan namun itu tak akan membuatnya mundur dari jabatan. Diperkirakan keputusan Mursi ini bakal memicu perang sipil lebih besar lagi.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon