Paling menegangkan dalam sebuah negara tengah menghadapi politik
bergejolak yakni terjunnya militer dalam pengambil alihan kekuasaan. Ini
terjadi di Mesir. Militer memperingatkan kedua belah pihak, Presiden
Muhammad Mursi dan oposisi agar secepatnya menyelesaikan permasalahan
mereka. Bila tidak angkatan bersenjata bakal turun tangan.
Militer Mesir sudah menyerukan ini seperti dilansir stasiun televisi
Al Arabiya (1/7). Mursi dan oposisi punya waktu 48 jam saja
menyelesaikan permasalahan mereka. Ini diperlukan bagi rakyat agar
kehidupan Mesir kembali berjalan normal dan tidak lagi ada bentrokan
antar kedua pendukung.
Entah permainan besar apa terjadi, seolah memaksa Mursi lengser dari
jabatannya tak satupun orang-orang menunggu dia menyelesaikan posisinya
empat tahun mendatang. Mursi harus mundur sekarang juga.
Tidak membaiknya sektor ekonomi Mesir memicu gelombang protes atas
Mursi meluas. Protes awal mula dilakukan pihak oposisi mengundang
pro-Mursi untuk ikut turun dan menyerukan sebaiknya mereka yang
berseberangan memberikan waktu bagi Mursi bekerja. "Setahun belum
apa-apa membenahi pekerjaan rumah sisa-sisa rezim Mubarak," ujar seorang
pendukung Mursi enggan disebutkan namanya.
Namun unjuk rasa dua kubu ini meluas menjadi beringas dan bentrokan
pun tak terelakkan. Korban berjatuhan dan Mesir kembali mencekam. Kadang
situasi memang terlihat tenang namun ini seperti api dalam sekam.
Kesalahan fatal sedikit saja dapat membuat pertikaian meluas. Ini yang
terjadi sekarang.
Militer tentu tak tinggal diam melihat situasi demikian. Demi rakyat
mereka bergerak menyerukan semua pihak bertikai untuk sama-sama mencari
solusi. Menurut Dahlia Kusumadewi, sekretaris II fungsi penerangan dan
sosial budaya dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ibu Kota Kairo
mengatakan ancaman militer ini bukan kudeta. Paling tidak hal itu dia
tangkap dari siaran pers angkatan bersenjata beredar 1 Juli. "Memang
benar militer memberikan waktu 48 jam terhitung kemarin agar kedua pihak
segera mencari jalan keluar secepatnya. Jika tidak maka akan mencari
jalan terbaik sesuai beleid penyerahan kekuasaan tahun 1971," ujar
Dahlia.
Namun jalan terbaik ini bukanlah perebutan kekuasaan tapi lebih menjadi jembatan antara dua pihak bertikai.
Apalagi Mursi juga sudah kehilangan beberapa orang kabinetnya
seharusnya bisa dia percaya. Setidaknya sudah empat menteri menyatakan
mundur yakni bidang pariwisata, lingkungan, komunikasi, dan kehakiman.
Bahkan terakhir menteri luar negeri ikut mengundurkan diri. Mereka
mengajukan itu bersama dengan surat pengunduran diri Perdana Menter
Hesham Qandil.
Setelah bentrokan demi bentrokan dan ancaman demi ancaman. Akhirnya
Mursi tampil di televisi pemerintah dan mengumumkan dirinya akan terus
berada dalam tampuk kekuasaan dan bakal membayar dengan nyawanya atas
keputusan ini. Dia juga mengajak Ikhwanul Muslimin pasang badan
seandainya kudeta benar-benar dijalankan tapi dia menyerukan militer
tunduk pada perintahnya.
Mursi mengakui dirinya masih banyak kesalahan namun itu tak akan
membuatnya mundur dari jabatan. Diperkirakan keputusan Mursi ini bakal
memicu perang sipil lebih besar lagi.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon