![]() |
Gegap gempita investasi properti terjadi hampir di kota-kota di seluruh Indonesia, termasuk Bogor. Kondisi aktual terpantau harga jual lahan mencapai kisaran Rp 8 juta-Rp 20 juta per meter persegi. |
Sama seperti kawasan hinterland Jakarta lainnya, Bogor juga
terkena imbas gegap gempita investasi properti. Harga jual lahan dan
properti berbagai jenis, mulai dari rumah, ruko, hingga apartemen,
melambung tak terkendali.
Betapa tidak, jika dua tahun silam, harga lahan di Jl Raya Padjadjaran masih berada pada kisaran Rp 7 juta per meter persegi (achievable price),
tahun 2013 ini transaksi yang tercetak mencapai Rp 15 juta per meter
persegi. Sementara di Jl Soleh Iskandardinata atau lebih dikenal dengan
sebutan Jl Baru, merangkak di angka Rp 8 juta per meter persegi.
Lonjakan
serupa juga terjadi di kawasan-kawasan perumahan formal. Sentul City
misalnya, menawarkan kavling seharga mulai dari Rp 3,5 juta per meter
persegi. Diikuti Bogor Raya yang mematok harga senilai Rp 2,5 juta-Rp
2,75 juta per meter persegi. Demikian halnya dengan Bogor Nirwana
Residence, sekitar Rp 2,5 juta-Rp 4 juta per meter persegi.
Menurut
praktisi pemasar ABC Property, Gunawan Thomas, meroketnya harga pasar
lahan itu didorong oleh tingginya permintaan yang berasal dari pembeli
yang bermotif investasi. Mereka, para investor tersebut kemudian
menjualnya kembali kepada investor-investor yang berminat membelinya
dengan harapan dapat "kecipratan" keuntungan lebih tinggi.
"Jadi,
transaksi lahan dan properti yang terjadi tidak tercipta secara natural
yang melibatkan pembeli atau pengguna akhir dan pemilik lahan. Melainkan
antara sesama investor dan pengembang. Merekalah yang sebetulnya
berkontribusi besar terhadap lonjakan harga "gila-gilaan" ini," ujar
Gunawan kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (25/5/2013).
Terbukti,
lanjut Gunawan, lahan-lahan kosong di dua ruas bisnis utama Bogor, Jl
Raya Padjadjaran dan Jl Baru, sudah dikuasai investor. Tak mudah untuk
melakukan transaksi dengan harga jual yang kita harapkan. Karena harga
yang mereka patok sudah sedemikian tinggi. Bahkan untuk segmen koridor
Padjadjaran yang diperuntukan sebagai klaster bisnis sudah menyentuh
level Rp 20 juta per meter persegi.
Untuk harga propertinya pun,
Bogor mencetak angka termasuk tinggi. Hampir menyamai Cibubur, Serpong
dan Bekasi. Bogor Nirwana Residence yang dikembangkan Graha Andrasentra
Propertindo (anak usaha Bakrieland Development) memasarkan klaster
Indigo seharga mulai dari Rp 1 miliar untuk ukuran rumah seluas 110/120,
dan klaster Olive seharga Rp 2,5 miliar dengan dimensi 264/300.
Bagaimana dengan harga di bawah itu?
Anda
hanya bisa menemuinya di kawasan pinggiran kota Bogor, di sekitar
Cimahpar, Dramaga, Babakan Madang, Ciomas dan sekitar Bojong Gede. Di
kawasan-kawasan dengan aksesibilitas tak semudah Jl Padjadjaran dan Jl
Baru, harga propertinya sekitar Rp 300 juta per unit untuk rumah dengan
luas bangunan 36 persegi dan luas tanah 72 meter persegi.
Sumber :
http://properti.kompas.com/read/2013/05/25/16320655/Investor.dan.Pengembang.Goreng.Harga.Properti?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon