Sabtu, 20 Juli 2013

Ini penjelasan pemilik kafe 'Nazi' di Bandung

kafe bernuansa Nazi di Bandung.
Pemberitaan di salah satu media asing tentang sebuah kafe berbau Nazi di Bandung cukup menyita perhatian dunia. Henry Mulyana (35) pemilik Soldattenkaffe yang berlokasi di Paskal Hypersquare, Bandung mengklarifikasi adanya pemberitaan yang dianggap menyimpang itu.

Dalam jumpa persnya, Henry memaparkan bahwa pemberitaan di salah satu media internasional berinisial JG merembet ke pemberitaan lainnya soal keberadaan kafe yang telah berdiri tahun 2011. Dia mengklarifikasi berita yang bergulir namun simpang siur mengenai maksud dan tujuan kafe ini.

"Sebenarnya ini semua berawal dari pemberitaan di salah satu media cetak dan elektronik yang telah melakukan pemberitaan sepihak, dan ini tidak sesuai dengan keterangan yang saya berikan pada saat wawancara," kata Henry, Sabtu (20/7).

Misalnya tentang menu yang menyebut, bahwa di kafe berkapasitas 30 orang tersebut ada menu 'Nazi Goreng'. Padahal di kafe miliknya tidak pernah menyediakan menu dengan nama tersebut. Lainnya soal penafsiran hobi dan ideologi.

"Media ini salah tafsir hingga pada akhirnya saya tersudutkan, saya pun berusaha menanyakan kepada wartawan yang menulis berita karena sudah menyimpang dari makna," ujarnya. Dia mengaku kecewa dengan pemberitaan yang tidak jelas kebenarannya.

Adapun maksud dan tujuan didirikannya kafe ini tegas dia, murni sebuah pop culture atau seni kontemporer yang mengangkat tema perang dunia ke II dari sisi Jerman. "Perlu digarisbawahi bahwa ini murni seni, bukan ideologi apalagi ekstrimisme dan rasialisme," katanya.

Dalam sebuah blog yang dibuatnya, disebutkan bahwa kafe ini bukan pro nazi, dan tidak terafiliasi secara politik dengan ideologi Nazi-isme. "Ini semata hanya mengangkat tema militer jerman era perang dunia ke II," paparnya.

Untuk nama kafe, dijelaskan Henry nama Soldaten Kaffe memiliki arti Kafe untuk serdadu secara lugas dan menjelaskan bahwa cafe ini mengangkat sejarah militer.

"Saya mendekor ini menggunakan referensi kepada seragam militer dan peralatan yang digunakan pada PD II sesuai nama cafe ini," jelasnya.

Meyakinkan perihal itu, dia pun saat itu menampilkan foto di mana dia pernah mengisi beberapa acara dengan menggunakan pakaian tentara Indonesia, Jepang dan lainnya.

"Saya menggunakan pakaian perang Jepang, pada acara Bandung Lautan Api bersama teman-teman sebagai pembela tanah air saya menggunakan pejuang kemerdekaan Indonesia. Jadi bukan sebatas militer Jerman saja," paparnya.

Dia mengaku dirinya hanyalah korban pemberitaan sepihak. "Saya menyatakan bahwa saya hanya menjadi korban dari pemberitaan dan jauh melenceng. Seperti ada unsur rekayasa dengan mendramatisir," tegasnya.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon