Haniyah serukan perlawanan baru terhadap Israel

Perdana Menteri Hamas di Jalur Gaza Ismail Haniyah kemarin menyerukan agar adanya sebuah 'perlawanan bersenjata' terhadap perundingan damai yang dimulai kembali antara Israel dan Palestina.

Haniyah, yang membuat pernyataan itu dalam sebuah pidato menandai dua tahun peristiwa pertukaran tentara Israel yang ditangkap Hamas, Gilad Shalit, dengan 1.027 tahanan Palestina, mendesak agar semua faksi di Palestina menolak pembicaraan itu, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (20/10).

Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah.

Israel dan pemerintahan Tepi Barat dari Presiden Mahmud Abbas sedang dalam proses negosiasi. Namun, kelompok militan Islam di Gaza tidak mengenali Israel dan menyerukan perlawanan.

Pejabat Israel hari ini mengatakan bahwa tentara Israel telah membongkar sebuah terowongan sepanjang 450 meter dari Gaza ke dalam wilayah Israel, yang diduga dan dimaksudkan sebagai batu loncatan untuk serangan ke Negeri Zionis itu.

Haniyah kemarin juga telah membantah laporan yang menyebut bahwa Hamas terlibat dalam pertempuran di Wilayah Sinai, Mesir, atau di dalam konflik Suriah.

"Kami tidak ikut campur dalam urusan negara manapun dan tidak terlibat dalam setiap peristiwa atau konflik internal di negara manapun," kata Haniyah.

"Ini adalah posisi kami mengenai apa yang telah terjadi dan sedang terjadi di Suriah, Mesir, Libanon, dan di semua negara-negara Arab dan Islam," ucap dia.

"Kami tidak terlibat dalam setiap kejadian manapun," lanjut Haniyah. "Baik di Sinai atau di tempat lainnya. Kita hanya bertindak di Wilayah Palestina dan senjata kami hanya digunakan untuk melawan musuh Zionis."

Haniyah juga meminta media untuk berhenti munuding tanpa dasar apapun terhadap Hamas.

Sumber : Merdeka