Johanes Calvin adalah seorang pemimpin
gerakan reformasi gereja di Swiss. Ia merupakan generasi yang kedua dalam
jajaran pelopor dan pemimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16, namun
peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris. Gereja-gereja yang
mengikuti ajaran dan tata gereja yang digariskan Calvin tersebar di seluruh
dunia. Gereja-gereja itu diberi nama Gereja Calvinis. Di Indonesia,
gereja-gereja yang bercorak Calvinis merupakan golongan gereja yang terbesar.
Johanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10
Juli 1509 di Noyon, sebuah desa di sebelah utara kota Paris, Perancis. Ayahnya
bernama Gerard Cauvin. Ibunya bernama Jeanne Lefranc. Ibunya adalah seorang
wanita yang cantik dan saleh. Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih
muda. Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki empat
saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga Calvin mempunyai hubungan
yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon. Oleh karena itu, pendidikan
elementernya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan
anak-anak bangsawan itu. Itulah sebabnya maka Calvin memperlihatkan sifat-sifat
kebangsawanan.
Pada mulanya ayah Calvin menginginkan
anaknya untuk menjadi imam. Pada umur 12 tahun Calvin sudah menerima
"tonsur" (pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan ia
sudah menerima upah dari paroki St. Martin de Marteville. Dengan penghasilan
tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya pada jenjang yang tinggi. Pada
tahun 1523 Calvin memasuki College de la Marche di Park. Di sini ia belajar
retorika dan Bahasa Latin. Bahasa Latin dipelajarinya pada seorang ahli bahasa
Latin yang terkenal, yaitu Marthurin Cordier. Kemudian ia pindah ke College de
Montague. Di sini Calvin belajar filsafat dan theologia. Di sekolah inilah
Calvin belajar bersama dengan Ignatius dari Loyola, yang dikemudian hari
menjadi musuh besar gerakan reformasi.
Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya
itu tiba-tiba ayahnya tidak menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam.
Ayahnya menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum. Oleh karena itu Calvin
memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. Kemudian ia belajar juga
di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari
Melchior Wolmar, seorang ahli bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian
Calvin menjadi seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat mempengaruhinya dalam
usaha pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Calvin sangat
menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.
April 1532, Calvin menerbitkan bukunya
yang pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia. Dalam buku ini dipersembahkan
kepada Claude de Hangest, sahabat sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer, di
Noyon dahulu. Buku itu memperlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati.
Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah beralih ke pihak
reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin telah membaca tulisan-tulisan
Luther dan para reformator Swiss lainnya. Bilamana Calvin menjadi pengikut
gerakan reformasi tidak dapat ditentukan dengan tepat. Pertobatannya
kemungkinan terjadi pada akhir 1532 dan awal 1533.
Hal ini didasarkan kepada suratnya kepada
Bucer, yang meminta kepada Bucer di Strausburg untuk memberi perlindungan
kepada orang-orang reformatoris yang melarikan diri karena dihambat di
Perancis. Surat tersebut ditulis Oktober 1533. Mengenai pertobatannya, Calvin
menulis sebagai berikut: " . . . muncullah suatu ajaran yang baru, yang
tidak membelokkan kami dari pengakuan Kristen, malah justru membawa kami
kembali kepada sumbernya yang asli, menyucikannya dari segala noda,
mengembalikan kepadanya kemurniannya yang semula. Tetapi aku benci kepada hal
hal yang baru itu, dan sukar mendengarnya sekalipun. Dan pada mulanya aku
menentangnya sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang sesat dan
penuh kebodohan. Tetapi berkat pertobatan yang tiba- tiba, Allah menujukan
hatiku kepada kepatuhan".
Pada tahun 1534 golongan reformatoris di
Perancis dihambat dengan keras. Orang-orang reformatoris menyelamatkan dirinya
dengan melarikan diri ke Swiss. Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg di
mana ia diterima dengan hangat oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan
perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih lamanya. Selama
itu Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi sahabat-sahabatnya dengan
memakai nama-nama samaran seperti: Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius,
dan sebagainya. Di Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal itu,
yaitu: Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama Kristen),
tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan Institutio. Buku ini kemudian
direvisi berkali-kali dan menjadi buku dogmatika yang terutama dalam
gereja-gereja Calvinis. Institutio adalah karangan theologia yang kedua yang
keluar dari tangan Calvin. Buku theologia yang pertama adalah berjudul:
Psychopannychia (Mengenai Tidurnya Jiwa-Jiwa), suatu karangan melawan ajaran
Anabaptis yang mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang
kembali setelah manusia itu meninggal.
Pada tahun 1536 Calvin pergi ke Italia.
Dalam perjalanan pulang ke Basel ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di
sana. Farel mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel mencari
Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di Jenewa dan bersama-sama
dengan Farel menata kota Jenewa menjadi kota reformasi. Dua bulan sebelumnya
Dewan Kota Jenewa telah memutuskan untuk menganut paham reformasi. Permintaan
Farel ditolak oleh Calvin. Calvin mau hidup tenang dan terus menulis
karya-karya theologia. Ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis dalam
jemaat. Namun Farel mendesaknya dengan berkata: "Dengan nama Allah yang
mahakuasa aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau menyerahkan dirimu
kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan mengutuki engkau karena engkau lebih
mencari kehormatan dirimu sendiri daripada kemuliaan Kristus". Calvin
melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel sehingga ia tinggal di Jenewa.
Kini Calvin tinggal di Jenewa bersama-sama dengan Farel mengatur gereja
reformatoris di sana.
Mereka merancangkan sebuah tata gereja
yang mengatur seluruh kehidupan warga kota menurut cita-cita theokrasi. Menurut
rancangan tata gereja itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan
sekali dan berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap
penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai tanda bahwa
mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan pengakuannya. Hal yang terakhir ini
tidak disetujui oleh banyak warga kota. Pada tahun 1538 Dewan Kota dikuasai
oleh orang-orang yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang
berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya keduanya diusir
dari Jenewa. Kemudian Calvin dipanggil oleh jemaat Strausburg. Ia menjadi
pendeta di sana tahun 1539-1541. Dalam jemaat ini Calvin bersama-sama Butzer
dapat menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin
mengusahakan nyanyian Mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal; yaitu Clement
Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Di sini pula Calvin mulai menulis
tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio. Di sinilah pula Calvin
menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda bangsawan. Pernikahannya hanya
berlangsung sembilan tahun lamanya, karena kemudian istrinya meninggal tanpa
memberi keturunan kepada Calvin.
Namun tahun 1541 Calvin dipanggil kembali
oleh jemaat Jenewa sehingga kita menemukannya lagi di sana. Calvin tinggal dan
bekerja di sini hingga meninggalnya, 27 Mei 1564, karena mengidap TBC.
Segera sesudah ia bekerja dalam jemaat
Jenewa, Calvin menyusun suatu tata gereja baru yang bernama: Ordonnances
Ecclesiastiques (Undang- undang Gerejani), 1541.
Calvin adalah seorang theolog besar dalam
kalangan gereja-gereja reformatoris. Pandangan-pandangan theologianya
dituangkannya dalam bukunya, Institutio.
Calvin mengajarkan tentang pembenaran
hanya oleh iman (Sola Fide), sama seperti Luther. Namun Calvin sangat
menekankan penyucian, kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang
Kristen yang bersyukur, karena Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin
menegaskan bahwa anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan
Firman Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus haruslah suci.
Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas tingkah laku anggota
jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, tetapi juga oleh pemerintah (Dewan
Kota).
Hubungan gereja dan negara dalam theologia
Calvin sangat erat. Calvin bercita-cita suatu negara theokrasi. Seluruh
kehidupan masyarakat harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah
bertugas juga untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala sesuatu yang
berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun ini tidak berarti bahwa negara
berada di bawah gereja. Gereja dan negara berdampingan. Keduanya bertugas untuk
melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai
tugas negara, Calvin menulis sebagai berikut: "Pemerintah diberi tugas
untuk, selama kita hidup di tengah-tengah orang-orang, mendukung serta
melindungi penyembahan Allah yang lahiriah, mempertahankan ajaran yang sehat
tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur kehidupan kita dengan melihat
kepada pergaulan masyarakat, membentuk kesusilaan kita sesuai dengan keadilan
seperti yang ditetapkan oleh Undang-undang negara, menjadikan kita rukun dan
memelihara damai serta ketentraman umum.... "
Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja
Calvin mengenal empat jabatan yaitu, pendeta, pengajar, penatua dan diaken.
Pendeta-pendeta bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori, yaitu
majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja.
Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat gereja itu diatur dengan
teliti, terutama jabatan pendeta.
Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin
mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan
manusia. Roti dan anggur bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk
memberikan tubuh dan darah Kristus kepada umatNya. Akan tetapi Kristus kini ada
di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama saja dengan tubuh dan darah
yang di dalam surga itu, melainkan harus dianggap sebagai tanda dan meterai
dari anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. Calvin membedakan tanda
dengan apa yang ditandakan oleh tanda itu. Calvin menjelaskannya sebagai
berikut: "Sebagaimana orang yang percaya itu sungguh menerima tanda-tanda
itu dengan mulutnya, demikianlah pada waktu itu juga ia sungguh dihubungkan
oleh Roh Kudus dengan tubuh Kristus yang di surga". Dalam pelaksanaan
Perjamuan Kudus, Calvin sangat teliti.
Calvin di dalam ajarannya juga menekankan
predestinasi di samping pembenaran oleh iman. Menurut Calvin bahwa sejak kekal
Allah di dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana yang
diberiNya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan. Orang-orang yang dipilih
Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-cuma sedangkan orang-orang yang ditolak
Allah, Allah menutup jalan masuk ke dalam kehidupan. Calvin mengatakan hal ini
sungguh sulit dipahami. Tanda- tanda bahwa seseorang ditetapkan Allah untuk
kehidupan yang kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil oleh Tuhan Allah dan
mereka menerima pembenaran dari Allah. Ajaran Calvin mengenai predestinasi ini
menyebabkan timbulnya perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari.
Pada masa Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah menyerang ajaran
predestinasi ini. Calvin membela kebenaran ajarannya dan ia menganjurkan kepada
Dewan Kota untuk membuang Bolsec. Dengan demikian Bolsec diusir dari kota
Jenewa.
Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian
yang diajarkan oleh Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam
pelarian dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma ke
atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan Servet atas permintaan
Calvin. Atas anjuran para pendeta dan tentunya termasuk Calvin di dalamnya,
supaya kepala Servet dipenggal maka Dewan Kota memenggal kepala Servet pada
tahun 1553.
Di Jenewa, Calvin juga mendirikan
sekolah-sekolah. Di Jenewa didirikan sebuah Akademi yang memiliki dua bagian,
yaitu gymnasium dan theologia. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur Akademi
tersebut. Di Akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda Calvinis yang kelak
menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis yang terkenal, seperti John Knox,
Caspar Olevianus, pengarang Katekismus Heidelberg yang terkenal itu.
Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan
oleh Calvin tanpa mengenal lelah. Sejak tahun 1558 penyakitnya mulai berat.
Sebelum meninggalnya, ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan kepada
Theodorus Beza, yang akan menggantikan kedudukannnya di jemaat Jenewa. Dewan
Kota dan para pendeta dipanggilNya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. Pada
tanggal 27 Mei 1564 Calvin meninggal dunia dengan tenang. Ia pergi dengan
meninggalkan pekerjaan yang berat kepada Theodorus Beza. Namanya dikenang
sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpatrinya gereja Calvinis.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon