Simon Bolivar (1783-1830) sendiri anak Venezuela,
lahir di kota Caracas tahun 1783, berasal dari keluarga aristokrat keturunan
Spanyol. Baru umur sembilan tahun sudah yatim. Pada tahun-tahun meningkat
dewasanya dia teramat sangat terpengaruh oleh ide-ide kaum pembaharu Perancis.
Filosof-filosof yang kerap dia baca antara lain John Locke, Rousseau, Voltaire
dan Montesqueu.
Selaku remaja, Bolivar berkelana ke beberapa negeri
Eropa. Di Roma tahun 1805 di puncak bukit Aventine, Bolivar angkat sumpah,
tidak akan duduk berpangku tangan sebelum tanah airnya bebas dari penindasan
kolonialisme Spanyol.
Tahun 1808 Napoleon Bonaparte menyerbu Spanyol dan
mendudukkan saudaranya menjadi kepala negara Spanyol. Dengan penggeseran famili
kerajaan Spanyol dari peranan politik yang efektif, sesungguhnya Napoleon
menyuguhkan peluang emas buat daerah jajahan Amerika Latin merebut
kemerdekaannya.
Revolusi menghalau kolonialisme Spanyol di Venezuela
pecah tahun 1810 tatkala gubernur Spanyol di Venezuela disepak turun dari
kursinya. Pernyataan proklamasi kemerdekaan dikumandangkan tahun 1811,dan pada
tahun itu juga Bolivar menjadi pemimpin pasukan revolusioner. Tetapi tahun
berikutnya pasukan Spanyol menguasai kembali Venezuela. Salah seorang pemuka
revolusi, Fransisco Miranda dipenjara dan Bolivar menghilang meninggalkan
negeri.
Tahun-tahun berikutnya mencatat serentetan
pertempuran hebat, sebentar merebut kemenangan sebentar menderita pukulan
berat, tetapi tekad Bolivar tak pernah mengendur. Titik balik terjadi tahun
1819 tatkala Bolivar memimpin pasukan yang campur aduk dan tak beraturan,
menyeberang sungai mengambah daratan tinggi, lembah dan pucuk pegunungan Andes
untuk menghajar serdadu Spanyol di Columbia. Di sana dia menangkan pertempuran
yang sulit di Boyaca (17 Agustus 1819), kemenangan yang betul-betul merupakan
mentari terbit kemenangan. Venezuela dibebaskan tahun 1821 dan Ecuador tahun
1822.
Sementara itu, patriot Argentina, Jose de San Martin
berhasil membebaskan Argentina dan Chili dari kolonialisme Spanyol dan
bertanggung jawab atas pembebasan Peru. Kedua pembebas itu bertemu muka di kota
Guayaquil, Ecuador, musim panas tahun 1822. Tetapi, keduanya tak bisa
bersepakat menyusun rencana kerjasama dan mengkoordinir perjuangan bersama
mengganyang Spanyol. Karena San Martin tidak setuju bergandengan tangan dengan
Bolivar yang berapi-api melabrak Spanyol (dan hal ini menguntungkan pihak
Spanyol), dia memutuskan undur diri selaku komandan dan menjauh dari Amerika
Latin sepenuhnya. Tahun 1824 pasukan Bolivar secara mutlak telah membebaskan
daerah yang kini disebut Peru, dan di tahun 1825 pasukan Spanyol di bagian
utara Peru (kini bernama Bolivia) dihalau habis.
Sisa tahun-tahun karier Bolivar tidak begitu sukses.
Dia terkesan dengan contoh-contoh Amerika Serikat dan menginginkan adanya
federasi untuk seluruh negeri Amerika Selatan. Kenyataannya, Venezuela,
Colombia dan Ecuador telah melebur diri menjadi Republik Colombia Raya dengan
Bolivar selaku presiden. Malangnya, gejala gerak menjauh di Amerika Selatan
lebih besar terasa ketimbang di Amerika Utara. Tatkala Bolivar mengundang
muktamar negeri-negeri Amerika bebas Spanyol di tahun 1826, cuma. empat negara
yang hadir. Sebetulnya lebih banyak negeri yang bergabung dengan Colombia Raya,
tetapi republik ini segera berantakan dengan sendirinya. Perang saudara
pecah pada tahun 1828 dan ada percobaan membunuh Simon Bolivar. Menjelang 1830
Venezuela dan Ecuador mengundurkan diri. Bolivar, sadar bahwa dia merupakan
penghalang buat perdamaian, mengundurkan diri di bulan April tahun 1830.
Tatkala dia wafat di bulan Desember 1830, dia dalam rundungan kecewa, miskin
terlunta-lunta dan dibuang dari negeri asalnya Venezuela.
Bolivar jelas seorang punya ambisi besar dan atas
desakan kondisi dia kadang-kadang menempuh jalan-jalan kediktatoran. Tetapi,
jika dia harus memilih, dia siap sedia merelakan ambisinya demi kepentingan
umum dan idealisme demokratis, dan dia mencampakkan kediktatorannya. Pernah
sekali dia ditawari mahkota kerajaan, tetapi ditolaknya. Tak syak lagi, dia
rasa julukan "El Libertador" (Sang Pembebas) yang telah dilekatkan
pada dirinya jauh lebih agung ketimbang sekedar sebuah mahkota kerajaan.
Tak perlu diragukan lagi, Bolivar merupakan tokoh
dominan dalam gerakan pembebasan Amerika Latin dari telapak kaki imperialisme
Spanyol. Dia beri sumbangan ideologi kepemimpinan buat gerakan itu --menulis
artikel, menerbitkan surat kabar, berpidato di mana-mana-- dan melakukan
surat-menyurat. Tak lelah-lelahnya dia mencari dana buat menunjang perjuangan.
Dan dia merupakan seorang tokoh militer utama dalam gerakan revolusioner
bersenjata.
Namun, adalah keliru menganggap Bolivar seorang
jenderal besar. Tentara yang ditaklukkannya bukanlah tentara berukuran besar
dan bukan tentara yang teratur rapi. Bolivar sendiri bukanlah orang yang punya
bakat menyusun strategi ataupun taktik. (Memang mengherankan juga jika diingat
dia tak pernah dapat pendidikan militer sedikit pun). Tetapi, Bolivar mampu
mengatasi semua kekuasaannya itu dengan dia punya tekad tak sudi terkalahkan
menghadapi lawannya. Sehabis tiap menderita kekalahan dari Spanyol, tatkala
orang-orangnya enggan berkelahi, Bolivar dengan tegas menghimpun kembali pasukan
dan kembali maju bertempur.
Menurut penilaian saya, Bolivar merupakan tokoh
lebih berpengaruh ketimbang jago-jago kesohor seperti Julius Caesar atau
Charlemagne, baik karena perubahan-perubahan yang diperbuatnya selama kariernya
dan karena daerah pengaruhnya lebih luas. Namun, Bolivar ditempatkan dalam
urutan di bawah Hitler, Alexander Yang Agung dan Napoleon karena banyak hal
yang diperbuat oleh ketiga orang ini tak bisa terjadi tanpa adanya mereka.
Sedangkan sulit dipercaya bahwa Amerika Selatan tidak bisa memperoleh kemerdekaan
walau bagaimana.
Tak seperti Washington, Bolivar membebaskan semua
budak-budaknya selama masa hidupnya. Sebagai tambahan, lewat proklamasi dan
lewat penyuguhan konstitusi dia aktif mencoba menghapus perbudakan di
daerah-daerah yang dimerdekakannya. Namun percobaannya tidak sepenuhnya
berhasil dan perbudakan masih ada sesudah dia wafat.
Bolivar berpribadi kompleks, menarik, dramatis,
berani, dan romantis. Tampangnya rupawan, dan dengan sendirinya terlibat banyak
cerita percintaan. Dia berpandangan idealistis yang jauh, tetapi punya
ketrampilan administratif tidak sebanyak Washington serta gemar disanjung.
Ambisinya lebih kuat ketimbang Washington, dan ini merugikan daerah-daerah yang
dibebaskannya. Di lain pihak, Bolivar samasekali tidak mata duitan. Dia orang
berada tatkala mencebur ke dunia politik, dan jadi miskin tatkala berhenti.
Daerah yang dibebaskan Bolivar dari cengkeraman
kolonial sedikit lebih besar dari Amerika Serikat yang asli. Tetapi, jelas pula
dia merupakan tokoh yang kurang penting jika dibandingkan Washinton,
semata-mata karena Amerika Serikat pegang peranan lebih penting dalam sejarah
daripada negeri-negeri yang dibebaskan Bolivar.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon