Teori
tentang migrasi manusia modern keluar dari Afrika (Out of Africa)
kembali diperbarui. Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh kelompok pakar
genetika evolusi internasional. Mereka menggunakan DNA mitokondria dari
sisa-sisa fosil manusia modern untuk memperkirakan tingkat mutasi genetik.
Analisis
dilakukan terhadap tiga kerangka berumur 31.000 tahun yang berasal dari
Republik Cek; dua kerangka berumur 14.000 tahun dari Oberkassel, Jerman; mumi
alami Ötzi si Manusia Es yang diperkirakan hidup antara 3350 dan 3100 Sebelum
Masehi; dan kerangka terbaru milik seorang pria yang tinggal di Prancis pada
abad pertengahan sekitar 700 tahun lalu. Sampel kerangka tertua yang digunakan
berumur 40.000 tahun dan berasal dari Tianyuan di Cina.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbedaan genetik antara manusia Afrika dan
non-Afrika dimulai 62-95 ribu tahun lalu. Angka ini mirip dengan hasil
penelitian arkeologi yang melakukan penghitungan umur terhadap perkakas batu
yang ditemukan di Afrika.
"Tapi
mereka tidak setuju dengan hasil penelitian genetik yang memperkirakan migrasi
dimulai jauh lebih awal, sekitar 130 ribu tahun yang lalu atau bahkan
sebelumnya," ujar para peneliti, Jumat 22 Maret 2013.
Penelitian
ini dimuat secara detail dalam makalah yang dipublikasikan di jurnal Current
Biology pada 21 Maret lalu.
Sebelumnya,
pengurutan seluruh genom dilakukan terhadap manusia yang masih hidup. Tujuannya
untuk menghitung jumlah mutasi genetik pada bayi yang baru lahir lalu
dibandingkan dengan orang tua guna menentukan tingkat mutasi tiap generasi.
Hasilnya, ada sekitar 50 mutasi genetik yang muncul per generasi.
Temuan
tersebut sangat penting karena menghasilkan "jam" molekuler yang
dapat diekstrapolasi ke masa lampau untuk mengetahui peristiwa-peristiwa penting
dalam evolusi manusia.
Nah,
penelitian terbaru berfokus pada pengurutan DNA mitokondria dari fosil manusia
modern. Umur fosil terlebih dulu ditentukan dengan metode penanggalan
radiokarbon. Sampel yang digunakan berasal dari manusia yang hidup sampai
40.000 tahun yang lalu.
"Sampel
itu menyediakan berbagai titik kalibrasi untuk menaksir kapan awal mereka
bermigrasi keluar dari benua Afrika," ujar para peneliti.
Perbedaan
waktu migrasi antara penelitian terbaru dengan penelitian genetik sebelumnya
bisa diakibatkan minimnya perkiraan jumlah mutasi baru pada generasi manusia
yang hidup. Ini bisa terjadi karena sulitnya membedakan mutasi yang riil dengan
mutasi yang palsu. Minimnya jumlah mutasi berdampak pada perkiraan waktu yang
lebih tua terhadap kapan terjadinya migrasi dari Afrika dan peristiwa penting
lainnya.
Para
peneliti mengatakan, tanggal baru, yang sesuai dengan bukti arkeologi,
menunjukkan bahwa manusia modern sudah menghuni Eropa dan Asia sebelum dan
sesudah periode glasiasi yang terbaru. "Mereka mampu bertahan dan
beradaptasi dengan perubahan iklim yang berubah dramatis," ucap mereka.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon