Seorang sniper Mujahidin Jabhah Nushrah kembali
mempersembahkan seorang ksatrianya sebagai syahid dalam pertempuran di propinsi
Pinggiran Hamah. Abu Hamzah Al-Faruq, sang mujahid wafat dalam usia 15 tahun.
Dialah sniper dan mujahid termuda Jabhah Nushrah di negeri Syam.
Umar Al-Bukairati adalan nama asli Abu Hamzah Al-Faruq
atau Abu Hamzah Asy-Syami. Ia dilahirkan di kota Qudsiya, propinsi Idlib,
Suriah pada tahun 1996 M. Ia tinggal dan tumbuh di kota Qudsiya bersama
keluarganya sampai usia 12 tahun. Semangat keislaman dan anti kezaliman rezim
Nushairiyah Suriah mulai tumbuh saat ia memasuki bangku pendidikan menengah
dalam usia 13 tahun.
Saat revolusi rakyat muslim Suriah terjadi pada Maret
atau April 2011 M, Umar Al-Bukairati termasuk kelompok siswa yang pertama kali
menyambutnya. Bersama para pemuda, orang tua dan masyarakat kota Qudsiya, Umar
Al-Bukairati turun ke jalan dalam aksi-aksi demonstrasi menentang rezim Suriah.
Dinas intelijen dan militer rezim Suriah memburu para
aktivis demonstrasi di seluruh wilayah Suriah. Umar Al-Bukairati bersama
ratusan pemuda dan aktivis di kota Qudsiya termasuk dalam daftar DPO rezim
Suriah. Dengan niat menyelamatkan diri dari kezaliman dan kekejaman rezim
Suriah, Umar Al-Bukairati dan keluarganya berhijrah ke Turki pada bulan September
2011. Puluhan ribu warga sipil muslim Suriah lainnya juga berhijrah ke Turki
untuk menyelamatkan agama dan nyawa mereka.
Di tempat pengungsian di negara Turki, Umar
Al-Bukairati tidak merasakan ketenangan sedikit pun. Bagaimana ia bisa tenang,
sementara ribuan anak-anak, wanita dan orang tua yang tak berdosa dibantai
setiap harinya di seluruh wilayah Suriah? Ia tidak rela hidup tenang di Turki,
sementara kaum muslimin di Suriah ditindas rezim Nushairiyah.
Semangat keislaman dan jihad senantiasa membara dalam
jiwa Umar Al-Bukairati. Setiap hari ia membanting tulang demi membantu
kehidupan keluarganya di kamp pengunsian, sambil sedikit demi sedikit menabung
sisa uang belanja.
Berbekal uang tabungan dan uang pemberian keluarganya,
Umar Al-Bukairati membeli sebuah senapan sniper. Ia kemudian kembali ke tanah
kelahirannya, kota Qudsiya. Di sanalah ia membaiat pemimpin kelompok mujahidin
Jabhah Nushrah. Melalui kelompok itu, ia mendapatkan pelatihan militer umum dan
pelatihan khusus untuk calon sniper.
Dengan karunia Allah semata, kemudian latihan militer
serius yang diterima dari para instruktur mujahidin, di usianya yang baru 15
tahun Umar Al-Bukairati telah menjadi salah satu sniper mujahidin yang handal.
Mujahidin Jabhah Nushrah menempatkannya dalam Brigade Yusuf Ash-Shiddiq di kota
Al-Qudsiya.
Dalam berbagai pertempuran yang diterjuninya bersama
Brigade Yusuf Ash-Shiddiq, Umar Al-Bukairati telah menewaskan 13 tentara rezim
Suriah. Ketika mujahidin Jabhah Nushrah di propinsi pinggiran Hamah membutuhkan
tambahan mujahid, pimpinan Jabhah Nushrah memindahkan Umar Al-Bukairati ke
wilayah jihad tersebut. Di propinsi itulah, sang sniper mujahidin cilik ini
Wafat dalam sebuah pertempuran.
Semoga Allah menerima amalmu dan menempatkanmu di
surga Firdaus yang tertinggi. Selamat jalan sang sniper dan mujahid
cilik, Wafat dalam usia 15 tahun. Semoga kesyahidanmu menjadi suri
tauladan bagi seluruh generasi muda kaum muslimin. Semoga perjuanganmu dan
pengorbananmu menjadi batu bata bagi tegaknya kembali khilafah islamiyah di negeri
Syam
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon