Hatem Abdul Qadir, pejabat
pengawas Yerusalem dari faksi Fatah pada hari Rabu mengungkapkan adanya tujuan
Israel untuk membangun kereta api bawah tanah yang menghubungkan antara dua
bagian kota Yerusalem, bagian timur dan barat. Terowongan kereta tersebut
direncanakan digali di bawah situs-situs suci umat Islam, semakin mengancam
kehancuran situs suci Islam.
Menurut Abdul Qadir, perusahaan AS, Marshall
Engineering, akan menjadi pelaksana proyek tersebut dan telah mencapai tahapan
maju dalam pengembangan rancangan penggalian terowongan dan rancangan kereta
api.
Menurut rencana yang diperoleh kantor Abdul Qadir,
terowongan tersebut akan digali sepanjang beberapa kilometer, mulai dari
Yerusalem Barat, mengitari tembok barat dan selatan Yerusalem, kemudian
mengarah ke Buraq Square, dekat tembok barat Masjid Al-Aqsa.
Abdul Qadir menambahkan, tujuan proyek tersebut adalah
untuk memindahkan sebagian besar penduduk Israel yang bermukim di Yerusalem ke
dekat Masjid Al-Aqsa.
Ia menambahkan, rencana tersebut ada hubungannya
dengan upaya mencuptakan jalur kereta api di bawah Masjid Al-Aqsa. Abdul Qadir
memperingatkan mengenai bahaya proyek tersebut dan ancamannya terhadap
identitas Arab di kota Yerusalem.
Deputi Dewan Legislatif Palestina, Ahmad Bahar, pada
hari Rabu mengatakan, "Israel melakukan apa saja yang dapat memperlemah
identitas Arab dan Islam di kota suci (Yerusalem)." Ia juga memperingatkan
mengenai skema Israel menggali terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa.
Sementara itu, Hatem Abdul Qadir mengatakan kepada
kantor berita Maan bahwa para penduduk Palestina akan berkumpul di Silwan pada
hari Minggu mendatang. Hal itu dikarenakan polisi Israel mengeluarkan keputusan
untuk mengizinkan demonstrasi yang awalnya dijadwalkan pada bulan Maret.
Menanggapi apa yang disebut Abdul Qadir sebagai
provokasi, ia mendesak penduduk Palestina dan aktivis solidaritas untuk
berkumpul di Al-Bustan, Silwan pada hari Jumat dan menuntut diakhirinya
pengusiran warga Palestina dari rumah-rumah di Yerusalem Timur.
Menurut pejabat Fatah tersebut, arak-arakan itu
diagendakan menyusul provokasi berkelanjutan dari para pemukim Yahudi ilegal
yang menambil alih jengkal demi jengkal perumahan Palestina.
Bentrokan terakhir terjadi pada hari Rabu malam,
ketika para pemukim Yahudi memprovokasi sekelompok pemuda Palestina yang
merespons dengan melemparkan batu dan botol kosong ke arah mobil-mobil pemukim.
Bentrokan berakhir setelah pasukan Israel datang ke Silwan dan membubarkan
kelompok Palestina tersebut.
Maret lalu, Israel membuka kembali sebuah sinagog di
Yerusalem Timur (Al-Quds). Langkah Israel tersebut mendapatkan dukungan AS,
meski memantik protes dan kemarahan warga Palestina di kota suci tersebut dan
juga di kawasan Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut ambil
bagian dalam pembukaan kembali sinagog Hurva, yang terletak hanya 700 meter
dari Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem, dengan dalih sebagai bagian dari
"warisan" Israel.
"Kami mengizinkan orang-orang dari berbagai
keyakinan untuk melestarikan situs peribadatan mereka. Kami dengan bangga
melindungi "warisan" kami, dan pada saat bersamaan mempersilakan
orang-orang lain untuk menjalankan ajaran agama mereka dengan bebas," kata
Netanyahu dalam sebuah pesan video.
Kepala institut internasional Al-Quds, Dr. Ahmed Abu
Halabiya, memperingatkan bahwa pembukaan kembali sinagog Hurva di Al-Quds
merupakan bagian dari rencana busuk Israel untuk membangun sebuah kuil Yahudi
di atas puing-puing Masjid Al-Aqsa.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon