Sekitar 150 orang pemukim Yahudi, dengan mendapatkan
dukungan dari prajurit Zionis Israel, menerobos masuk Masjid Ibrahim di wilayah
Ishakiyya di kota al-Khalil (Hebron), Tepi Barat.
Zaid al-Jabari, kepala departemen wakaf dan sumbangan,
pada hari Rabu (12/11) mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan pertama
kalinya para pemukim Yahudi Zionis memasuki wilayah Masjid tersebut, sejak
peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh Baroach Goldstein pada tahun 1994,
dalam peristiwa tersebut tercatat 29 orang Muslim yang tengah berada di Masjid
tersebut kehilangan nyawa dan 150 orang lainnya mengalami luka-luka.
Al-Jabari memperingatkan bahwa para pemukim ekstrimis
tersebut akan melakukan segala upaya untuk menghalang-halangi umat Muslim agar
tidak dapat memasuki Masjid Ibrahimi dan, yang lebih mengejutkan, melancarkan
upaya busuk dan licik khas Yahudi untuk mengubah Masjid tersebut menjadi sebuah
sinagog.
Dia menambahkan bahwa sejak minggu lalu, pihak
berwenang Israel telah menjatuhkan larangan kepada umat Muslim untuk
mempergunakan pengeras suara saat melantunkan adzan.
Kebiadaban Zionis kembali terlihat kala Otoritas
Israel juga telah menutup Masjid tersebut pada hari Sabtu dan Minggu lalu
(19-20), yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Penutupan tersebut
membuat umat Islam tidak dapat melaksanakan sholat Ied setelah menjalankan
ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan.
Warga Muslim al-Khalil tidak diijinkan untuk
menjalankan ibadah di Masjid Ibrahimi, salah satu situs Muslim suci di tanah
Palestina.
Namun, seorang juru bicara Pemerintahan Sipil Israel,
berkilah dan mengatakan bahwa penutupan tersebut hanya ditetapkan pada hari
Sabtu. Setiap hari Jumat sepanjang bulan suci Ramadhan, Masjid tersebut
dipergunakan secara eksklusif oleh umat Muslim.
Kepada Arab News, Al-Jabari mengatakan bahwa pasukan
Israel juga menerapkan pengamanan ketat di kota tua Hebron untuk melindungi
para pemukim Yahudi. Kompleks tersebut juga dikenal sebagai makam Nabi Ibrahim.
Situs tersebut juga dijadikan situs suci kedua Yahudi setelah Kuil Kedua
Yahudi. Situs tersebut juga merupakan tempat pemujaan umat Kristiani. Masjid
Ibrahimi yang berusia 1.000 tahun adalah situs suci kedua umat Islam di
Palestina, setelah Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Komite Shamgar bentukan pemerintah Israel membagi
Masjid tersebut menjadi seksi Muslim dan Yahudi setelah peristiwa pembantaian
yang terjadi pada tahun 1994 ketika seorang penjajah Yahudi menembaki umat
Muslim yang berada di dalam Masjid untuk melaksanakan sholat Shubuh.
Sejak saat itu, otoritas Israel berulangkali melanggar
hak-hak Muslim di Masjid Ibrahimi dengan cara melarang umat Muslim untuk
beribadah di dalam Masjid, khususnya pada saat hari raya Yahudi.
Para pemukim Yahudi radikal seringkali mengotori
Masjid Ibrahimi dan membuat kerusuhan serta mengganggu Muslim yang tengah
beribadah di dalamnya.
"Seluruh ajaran agama melarang adanya penodaan
terhadap tempat suci," kata Al-Jabari, ia menyebut larangan terhadap
Muslim untuk memasuki kompleks Masjid tersebut sebagai pelanggaran hukum
intenasional yang membebaskan akses menuju tempat-tempat suci.
Menurut kesepakatan sungai Wye yang ditandatangani
oleh Benjamin Netanyahu (dalam masa jabatan pertamanya sebagai Perdana Menteri)
dan mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat pad atahun 1998, Hebron dibagi menjadi
dua wilayah.
Area yang disebut area H1 berada dibawah kendali
Palestina, sementara wilayah H2 dikuasai oleh Israel. Jumlah warga Palestina
yang tinggal di wilayah H1 diperkirakan mencapai 150.000 orang, sementara
pemukim Yahudi yang tinggal di H2 berjumlah sekitar 400 orang.
Masjid tersebut terletak di zona H2 di Hebron, yang
berada dibawah kendali langsung dari pasukan militer Israel. Meski terletak di
jantung kota, H2 juga menjadi zona dimana terdapat ratusan orang pemukim
militan Israel, yang dilindungi oleh para prajurit bersenjata. Wilayah tersebut
dilengkapi dengan sejumlah pos pemeriksaan militer dan wilayah-wilayah tertentu
dibatasi bagi warga Palestina.
Hal serupa terjadi pada tahun 2006 silam, kala itu
tentara Israel ditempatkan di dalam Masjid Ibrahimi. Karena mereka merasa
"terganggu" dengan peningkatan jumlah Muslim yang datang ke Masjid
untuk beribadah pada permulaan bulan Ramadhan, Israel menutup Masjid tersebut.
Para serdadu Zionis yang ditempatkan di Masjid
tersebut menyatakan bahwa mereka "hanya" ingin memastikan bahwa para
penduduk Yahudi yang bermukim secara ilegal di al-Khalil dapat merayakan
peringatan Rosh Hashanah dengan damai.
Sebelum menutup Masjid tersebut, para serdadu Israel
mengintensifkan upaya pencarian dan penangkapan warga Palestina di jalan masuk
menuju Masjid tersebut, mereka kemudian membatasi siapa-siapa saja yang
diperbolehkan masuk. Pada akhirnya mereka sepenuhnya menutup Masjid tersebut
meski kaum Muslim terus mengantri untuk dapat masuk ke Masjid untuk berdoa pada
bulan Ramadhan.
Masjid Ibrahimi adalah sebuah situs yang dipenuhi
ketegangan karena adanya 5.000 orang pemukim Israel yang menginvasi al-Khalil
sejak akhir tahun 1970an dan mengambil alih bangunan yang dibangun di kota
berpenduduk 250.000 orang Palestina tersebut.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon