Serangan brutal Israel menjelang penghujung tahun 2012
kini menjadi fokus perhatian dunia. Apakah ini pertanda keruntuhan Israel
sesuai nubuat Nabi Daniel?
Gencarnya serangan pasukan Yahudi 8 hari terakhir ini
terhadap kota Gaza yang dikuasai Mujahidin Hamas telah melahirkan simpati
dunia, khususnya Dunia Islam. Hampir seluruh dunia, kecuali Amerika, bergerak
membantu kaum Muslimin di Gaza dengan berbagai bentuk bantuan seperti makanan,
obat-obatan, medis, demonstrasi besar-besaran, diplomasi, politik, doa dan
bahkan jutaan kaum Muslimin menyatakan siap menuju Palestina untuk berjihad
melawan dan mengusir kaum Yahudi yang telah mendirikan Negra Israel di atas
bumi Palestina sejak tahun 1947.
Di antara fenomena yang menarik dicermati dari
peristiwa Gaza kali ini ialah kekhawatiran Eropa yang diwakili Presiden
Prancis, Sarkaozy. Sehinngga, Presiden Perancis Sarkozy harus bertandang ke
Mesir untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Husni Mumabarak untuk
membujuk Israel menghentikan serangannya ke Gaza dan segera berdamai dengan
Hamas. Demikian juga Rusia merasa sangat gelisah dengan perkembangan yang
terjadi. Di samping itu, pernyataan-pernyataan para pemimpin Arab seperti
Qatar, Mesir, Jordan, Saudi Arabia dan juga Indonesia terlihat agak berpihak
kepada rakyat Palestina dan khususnya Hamas, kendati dengan cara yang
berbeda-beda. Padahal selama ini Hamas telah ditetapkan Amerika sebagai
organisasi Teroris yang harus dilenyapkan di atas muka bumi.
Lebih dari itu, Perdana Menteri Turki, Thayeb Ordogan
dengan tegas mengatakan akan segera melobi PBB sesuai dengan agenda yang
diinginkan Hamas. Kendati terlihat lamban, Liga Arab dan OKI juga mulai
bergerak. Menariknya lagi Presiden Venezuela, Hugo Chavez telah memerintahkan
Dubes Israel hengkang dari negara pengekspor minyak tersebut. Lebih dari itu,
Ratu Rania, Istri Raja Abdullah; Raja Jordania, mengeluarkan statement kerasnya
seperti yang dkutip Islamoline.com : "Membiarkan Gaza dalam kondisi
seperti ini adalah kekufuran (membangkang) pada Allah". Semuanya seakan
menyadari kezaliman yang dilakuakn bangsa Yahudi terhadap rakyat palestina yang
sudah menderita berkepanjangan sejak lebih dari 60 tahun lalu.
Peristiwa Gaza kali ini benar-benar telah menyedot
perhatian dunia - sekali lagi minus pemerintah AS - dan telah melahirkan
atmosfir baru dalam gejolak dunia internasional yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Betapa tidak? Sebagai contoh sederhanya saat penulis tadi malam
menyampaikan informasi terakhir Palestina di sebuah masjid di Jakarta Timur
yang tak terlalu besar yang dipenuhi sekitar 300an jamaah terkumpul dana untuk
diinfakkan ke Palestina sekitar 19 juta rupiah. Sebab itu, tidak mustahil
serangan pasukan Yahidi ke Gaza kali berpotensi menjadi titik awal bagi
perubahan peta konflik dunia umumnhya dan peta kaum Yahudi khususnya
Mengenal Karakter Dasar Yahudi
Untuk memahami hakikat kejahatan yang dilakukan Yahudi
di Palestina kita perlu mengenal karakter bangsa Yahudi. Terlepas dari percaya
atau tidak, tapi fakta historis membuktikan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa
yang memiliki karakter yang sangat jauh berbeda dengan karakter bangsa-bangsa
lain. Jauh sebelum kelahiran Islam di Jazirah Arabia, bangsa Yahudi saat masih
bersama nabi Musa as. mereka telah memperlihatkan karakter buruk yang suka
membuat kekacauan dan melanggar perintah Allah dan nabi Musa. Mereka terkenal
dengan bangsa yang ngeyel, mbalelo dan banyak bertanya untuk menghindar dari
kewajiban agama. Perintah Allah menyembelih sapi betina misalnya, dipertanyakan
berkali-kali dengan pertanyaan yang tidak bermutu, seperti warnanya apa, apakah
sapi yang sudah digunakan membajak sawah atau belum, masih perawan atau sudah
kawin dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah : 67 – 73).
Yahudi juga terkenal dengan kecendrungan melakuan
kezaliman, makan riba (transaksi bisnis dengan bunga/ rentenir) dan memakan harta
orang lain dengan jalan batil. (Q.S. Annisa : 160 – 161). Yang lebih mengerikan
lagi ialah, mereka selalu mengingkari janji, membangkang terhadap
perintah-perintah Allah, membunuh para nabi mereka jika ajaran para nabi
tersbut tidak sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu nereka, mengatakan hati
mereka tertutup, menuduh Maryam (Ibunda Isa as.) berzina dan mengklaim membunuh
nabi Isa. (Q.S Annisa : 155 – 158).
Sejarah juga mencatat bahwa mereka adalah bangsa yang
tidak bersyukur terhadap berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka,
khususnya nikmat kehadiran para nabi dari keturunan mereka serta berbagai
kelebihan dan keistimewaan yang Allah berikan kepa mereka. (Q.S Al-Maidah :
20). Mereka juga kufur terhadap nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Allah
kepada mereka sehingga mereka berhasil keluar dari penjajahan, pembantaian dan
kejahatan Firaun terhadap mereka dan keturunan mereka. (Q.S. Ibrahim : 6)
Yang tak kalah serunya ialah kecanduan mereka
menyekutukan Allah kendati baru saja melihat kebesaran dan kekuasaan Allah
membelah laut merah saat mereka menyeberanginya. Baru saja lolos dari kejaran
Firaun, mereka melihat sekelompok manusia menyembah sapi, merekapun tergoda
untuk meminta kepada Nabi Musa agar membuatkan tuhan sebagai sekutu Allah. (Q.S.
Al-Araf : 138).
Yang lebih membuat bulu kuduk kita merinding ialah
perlakuan kasar dan tidak beradab mereka terhadap nabi Musa dan Allah saat
mereka diperintahkan memasuki Palestina setelah lolos dari jajahan Firaun
sekitar tiga abad lamanya. Allah bahkan menjamin kemenangan jika mereka mau
masuk ke Palestina. Apa jawaban mereka saat mendengar perintah tersebut? Wahai
Musa. Kami tidak akam memasuki Palestina selama kaum aggressor masih berada di
sana. Pergilah Engkau dan Tuhan-mu ke sana, lalu berperanglah kalian berdua.
Kami tunggu di sini sambil duduk-duduk. (Q.S. Al-Maidah : 21- 24) Nauzu billah
dari ucapan tersebut…
Itulah sekelumit karakter bangsa Yahudi yang
diceritakan Allah melaui Al-Quran. Masih bayak lagi prilaku mereka yang tidak
normal yang Allah bongkar dalam Al-Quran seperti merubah wahyu sesuai hawa
nafsu, menyembunyikan yang hak, menyampuradukan hak dengan batil, menyuruh
orang lain berbuat baik, namun diri mereka sendiri tidak melakukannya dan
banyak lagi yang lain. Intinya adalah, mereka adalah bangsa yang sangat tidak
beradab terhadap para nabi mereka dan bahkan terhadap Allah sebagai Tuhan
Pencipta mereka sendiri. Lalu, bagaimana mungkin kita berharap bangsa Yahudi
yang sudah dikutuk Allah itu beradab terhadap manusia lainnya, khususnya terhadap
kaum Muslimin di Palestina?
Akibat karakter mereka yang sangat rusak dan
menyimpang, mereka mengalami berbagai macam sakit jiwa seperti cinta dunia,
ingin hidup 1.000 tahun, merasa lebih tinggi derajatnya dibanding bangsa lain,
menghalalkan segala cara dalam berpolitik, berbisnis dan berbagai lapangan
kehidupan lainnya sehingga hati mereka menjadi keras dan berkarat, alias tidak
tembus wahyu, apalagi seruan, himbauan, saran dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah
: 74 – 76).
Berdasarkan informasi akurat dari Allah tersebut,
fakta historis dan kenyataan yang kita saksikan hari ini, bangsa Yahudi
bukanlah bangsa yang mudah diajak bernegosiasi dan menggunakan hati nurani
dalam berinteraksi dengan manusia lain, apalagi dalam kondisi perang. Mereka
hanya kenal bahasa otot dan kekerasan. Sebab itu, kalau masyarakat dunia,
khususnya umat Islam mau menyelesaikan masalah kejahatan kemanusiaan yang
dilakukan Yahudi di Palestina sejak tahun 1947, hanya ada satu kata : Jihad fii
sabililllah, atau dengan kekerasan sebagaimana yang mereka lakukan puluhan
tahun terhadap Muslim Palestina. Logika ini pula yang dilakukan oleh nabi
Muhammad Saw. terhadap mereka di Madinah dan Khaibar sekita 14 abad silam
sampai mereka bertekuk lutut dan tidak berdaya.
Kondisi Ril Yahudi di Palestina Saat Ini
Saat gerakan Zionis Yahudi mendeklarasikan berdirinya
Negara Israel tahun 1947 lalu, bangsa Yahudi yang telah menduduki Palestina
boleh berbesar hati dan berbangga diri karena mendapatkan dukungan dari seluruh
penjuru dunia di bawah lembaga dunia yang mereka dirikan bernama PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). Tractat Inggris adalah yang paling berjasa dalam
pendirian negara haram tersebut. Kemudian menyusul Rusia, eks Uni Soviet dan
entah bagaimana setelah itu diambil alih oleh Amerika Serikat.
Dukungan tersebut secara tak langsung mereka dapatkan
pula dari negeri-negeri Islam seperti negera-negara teluk, Suriah, Jordanoia,
Irak, Mesir, Turki dan sebagainya. Perang Arab-Israel 1948 tak lain adalah
perang antar puluhan ribu Mujahidin yang dikoordinir Ikhwanul Muslimin yang
datang dari Mesir, Suriah, Jordania, Irak dan sebagainya. Pasukan Arab yang
dikirim dari berbagai negara tersebut hanya bertugas untuk melucuti senjata
para Mujahidin tersebut, dan bahkan mereke disuruh pulang dengan alasan konsolidasi.
Namun setelah mereka pulang, mereka beramai-ramai dijeblosakan ke dalam
penjara.
Demikian juga halnya dengan peang 1967, di mana
pasukan negara-negara Arab hanya sebagai penghambat para Mujahidin untuk perang
dengan pasukan Yahudi secara face to face. Dua peristiwa tersebut, 1948 dan
1967 sangat berbeda dengan peristiwa intifadhah Desember 1988 yang dipimpin
langsung oleh Syahid Syekh Ahmad Yasin dan ilemen Palestina lainnya. Sudah 20
tahun berlalu, beluam ada indikasi intifadhah dapat dihentikan. Padahal menurut
perkiraan para petinggi Yahudi, untuk menghentikan gerakan intifadhah hanya
diperlukan kurang drai 24 jam. Sebaliknya, setahun belakangan Hamas bukan hanya
menguasai Gaza yang berpenduduk 1.5 juta jiwa, akan tetapi juga berhasil
meningkatkan penguasaan senjata strategis termasuk roket jarak jauh yang mereka
rekayasa sendiri. Yang menarik lagi, setelah serangan Yahudi ke Gaza sejak 10
hari lalu, mnalah Hamas semakin popular dan semakin mendapat simpatik dari
dunia, terlebih lagi dari kalangan pergerakan Islam di seluruh dunia.
Namun sebaliknya, bagaimana pula dengan Yahudi?
Setelah 61 tahun Negara Israel berdiri di Palestina, apa yang mereka hadapi dan
apa yang mereka dapatkan? Hari ini kita menyaksikan perubahan sikap politik
dunia terhadap Palestina, khususnya terhadap Hamas yang menurut Amerika Hamas
adalah organisasi teroris yang harus diperangi oleh dunia, termasuk oleh faksi
Fatah yang sama-sama anak bangsa Palestina.
Pada 21 Agustus 2001, As-Syarqul Aqwsath, sebuah
harian terkenal di kawasan negara-negara Arab menurunkan berbagai fakta tentang
situasi dan kondisi Yahudi di Palestina. Di antaranya ialah, sekitar 18.000 -
20.000 orang Yahudi dari berbagai kalangan pindah warganegara, seperti Amerika
dan khsusnya Jerman. Para petinggi Yahudi juga merasa kesulitan mengundang para
Yahudi yang ada di luar negeri khususnya Rusia yang diperhitungan 2.8juta orang
untuk hijrah ke Palestina. Hal tersebut disebabkan tidak adanya jaminan
keamanan tinggal di Palestina yang semakin hari semakin mendapat peralawanan
dari masyarakat Palestina.
Di samping itu, bangsa Yahudi yang tinggal di
Palestina juga kesulitan menadapatkan keturunan, sehingga populasi mereka tidak
meningkat secara signifikan dibandingkan dengan bangsa Palestina yang terkenal
dengan jumlah anak mereka yang banyak. Sehingga diprediksi tahun 2020 bangsa
Palestina yang di wilayah pendudukan saja akan mencapai 32 %, sedangkan di
seluruh wilayah Palestin akan mencapai 58 %.
Masalah serius lain yang dihadapi bangsa Yahudi di
Palestina ialah ketergantungan mereka terhadap pemerintah Amerika, sehingga
dikatakan bahwa Israel adalah anak manja Amerika yang selalu diberi bantuan
ekonomi dan senjata secara terus-menerus. Pertanyaannya ialah, samapi kapan
Amerika mampu menanggung beban ekonomi, senjata dan politik bangsa Yahudi di
Palestina? Apalagi belakangan ini Amrika sendang bergulat dengan bencana
keuangan yang memporak-porandakan ekonomi negara adidaya itu.
Di samping masalah-masalah tersebut ada lagi masalah
yang tak kalah seriusnya yang sedang dihadapi Yahudi di Palestina yakni
sengitnya percaturan di anatara pentinggi mereke sendiri. Di tambah lagi dengan
ratusan prajurut Yahudi yang setiap bulan mengalami sakit jiwa, bahkan tidak
sedikit sampai bunuh diri. Masa Depan Yahudi Di Palestina
Bagi yang mengamati perkembangan Yahudi di Palestina,
mehahami karakter bangsa Yahudi dan karakter konflik yang sedang mereka hadapi,
seperti yang dijelaskan di atas, tidak ragu mengatakan bahwa masa depan Yahudi
di Palestina sangat suram. Kendati Yahudi dunia sejak hampir satu abad
belakangan berhasil memanipulasi sejarah Palestina melalui media massa yang
mereka kuasai, merekayasa berbagai persitiwa dan berbagai kejahatan mereka di
dunia dan khususnya di Palestina serta keberhasilan lobby mereka terhadap
hampir seluruh pemimpin dunia, tak terkecuali pemimpin-pemimpin Dunia Islam
sendiri, namun tidak ada jaminan bangsa Yahudi bisa merealisasikan impian
mereka untuk mendirikan Israel Raya seperti yang direncanakan oleh para
pemimpin gerakan Zionis yang dipimpin pertamakali oleh Theodor Herzl.
Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan keberadaan
bangsa Yahudi di Palestina akan mengalami kehancuran atau kepunahan disebabkan
perang yang mereka mulai dan ciptakan sendiri terhadap bangsa Muslim Palestina
yang secara otomatis, mau tidak mau, cepat atau lambat akan melibatkan umat
Islam sedunia. Artinya, pada suatu saat akan terjadi perang besar-besaran
antara Yahudi yang menjajah Palestina dengan Umat islam sedunia.
Lalu, apa kata Al-Quran dan hadist Rasul Saw. tentang
masa depan Yahudi dan perang besar tersebut? Mari kita renungkan beberapa ayat
dan hadits Nabi berikut :
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا
إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ
اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَة ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا
يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ
ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112)
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah (Islam) dan tali
(perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Q.S. الْيَهُودِ Ali Imran :
112)
عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى
يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ
أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي
فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah bahwa Raslullah Saw bersabda :
" Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan
Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi
di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim..
Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia,
kecuali gharqad karena ia adalah dari pohon Yahudi. (H.R. Muslim)
وفي إحدى روايات الحديث:"تقاتلون اليهود أنتم شرقي
النهر وهم غربيه"فقال أحد الصحابة في حديث صحيح:أي نهر يارسول الله
،فقال:"نهر الأردن"،يقول الصحابي:والله ما كنت أعرف أن في الأرض نهرا
يسمى الأردن.
Dalam hadits lain salah seorang Sahabat berkata : Kamu
nanti akan memerangi Yahudi sedangkan posisi kalian di sebelah timur sungai
(Jordania), sedangkan mereka di sebelah baratnya. Lalu sahabat lain berkata :
Demi Allah aku tidak mengetahui bahwa di bumi ini ada sungai yang dinamakan
"Jordania" wahai Rasulullah? Lalu Rasullah menjawab : "Sungai
Jordania"
Berdasarkan hadits dalil-dalil di atas dapat dipahami
bahwa perang besar tersebut benar-benar akan terjadi setelah Yahudi merajalela
di muka bumi, khususnya di Palestina. Allahu Alamu bish-showab
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon