Jumat, 28 Juni 2013

Kebersamaan di pedalaman, kisah pegawai pajak di Batulicin

Pegawai pajak Batu Licin.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar". Adzan Magrib berkumandang di Batulicin, Kalimantan Selatan. Sore itu, langit mulai memerah memecah rasa lapar para pegawai pajak yang sudah hendak berbuka puasa bersama di ruko tempat tinggal mereka.

Puluhan pegawai pajak dari kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Batulicin, sudah siap di lantai 3 untuk berbuka puasa bersama. Memang ini bukan bulan Ramadan. Puasa yang dijalani para pegawai pajak ini adalah puasa Senin dan Kamis. Mereka sepakat menjalani puasa bersama dan pengajian rutin sepakat mereka lakukan. Tujuannya satu, membangun mental pegawai negara yang bersih dan jujur.

Mereka pun antre mengambil piring satu per satu, seraya membasahi bibir mereka dengan air mineral. Menunya tidak ada yang istimewa, sayur sop, gorengan, sambal dan sate merupakan menu andalan. Meski begitu, para pegawai pajak merasakan kenikmatan berbuka puasa karena melakukannya secara bersama-sama. Usai berbuka, mereka bercengkrama dan berbincang bincang.

Akhmad Noorwakhid, Kepala KPP Pratama Batulicin juga ikut bersama para pegawai berbuka puasa bersama. Lelaki asal Demak, Jawa Tengah itu tak pernah bermimpi akan mencari nafkah untuk keluarganya jauh nun di Kalimantan Selatan. Namun Akhmad tak pernah menyesal. Karena berkat kepemimpinannya, KPP Batulicin mendapatkan prestasi salah satu penghasil pajak terbesar se-pulau Kalimantan.

"Kita setiap Senin dan Kamis puasa bersama," kata Wakhid. Kerasnya hidup di Batulicin, membuat mereka harus memutar otak. Selain tempat tinggal yang seadanya, umumnya pegawai pajak di sana bekerja secara kekeluargaan. Nyaris 90 persen dari 50 pegawai yang ada di KPP Pratama Batu Licin adalah warga dari Pulau Jawa.

Wakhid mengatakan, pada intinya, pendidikan rohani yang rutin dilakukan oleh pegawai pajak di kantornya adalah agar mereka senantiasa ikhlas meski ditempatkan di pedalaman Kalimantan. Ini juga sebagai penempa mental agar tidak mudah goyah menghadapi 'godaan' wajib pajak.

Rela Renata Tri Santoso, Account Represntatif KPP Pratama Batulicin bercerita betapa keras dan sulitnya menyadarkan wajib pajak di Batulicin. Namun, ia tak merasa terbebani. Medan yang berat dan penuh tantangan membuat dia enjoy menikmati pekerjaan sebagai penagih uang negara. Apalagi, solidaritas para pegawai pajak di Batulicin cukup besar.

"Di sini suasana kerja kekeluargaan," kata Rela panggilan akrab dari pria asal Jogjakarta ini.
 

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon