Kamis, 27 Juni 2013

Partai Aung San Suu Kyi dukung biksu radikal pembunuh muslim

Wirathu biksu radikal Myanmar.
Kelompok ekstremis BUddha di Myanmar dikenal dengan nama 969 dipimpin oleh seorang biksu radikal bernama Wirathu, 46 tahun.

Wirathu pernah dipenjara di masa kepemimpinan junta militer lantaran kekerasan anti-muslim. Dia bahkan pernah menyebut dirinya Bin Laden Birma.

Kini Myanmar dikuasai oleh pemerintahan reformis. Di pemerintahan sendiri gerakan 969 didukung oleh sejumlah pejabat senior, biksu terkenal, dan bahkan sejumlah anggota dari partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai politiknya peraih penghargaan Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (27/6).

Wirathu mendesak umat Buddha memboikot toko-toko milik umat Islam dan menganjurkan pelarangan pernikahan dengan orang muslim. Dia bahkan menyebut masjid sebagai markas musuh.

Salah satu pengagum sosok biksu radikal itu adalah Menteri Agama Myanmar, Sann Sint.

"Ceramah-ceramah Wirathu adalah tentang menyebarkan cinta dan saling pemahaman antar agama. Mustahil dia menganjurkan kekerasan atas nama agama," kata Sint dalam wawancara pertamanya dengan media internasional Reuters.

Sann Sint adalah mantan letnan jenderal di tentara Myanmar. Dia juga menilai tidak ada yang salah dengan pemboikotan toko-toko muslim.

"Kami sedang mempraktikkan ekonomi pasar. Tak ada yang bisa menghentikan itu. Ini tergantung kepada para konsumen."

Presiden Thein Sein juga bersifat lunak terhadap gerakan 969. Ahad lalu kantor kepresidenan menyatakan 969 hanyalah simbol perdamaian dan Wirathu adalah putra dari Buddha Yang Mulia.

Wirathu dan sejumlah biksu selama ini terkait dengan kekerasan sektarian yang merebak di Myanmar. Kerusuhan paling buruk menimpa kelompok minoritas muslim Rohingya terjadi sejak pemerintahan sipil berkuasa pada Maret 2011.

Konflik di Negara Bagian Rakhine tahun lalu menewaskan sedikitnya 192 orang dan membuat 140 ribu warga kehilangan tempat tinggal, kebanyakan muslim Rohingya.
 

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon