Minggu, 30 Juni 2013

Cerita Tim Kobra polisi tangkap Tommy Soeharto

Tommy Soeharto.
Di hari Bhayangkara, ada baiknya memutar cerita sukses polisi menjaga keamanan republik. 2001 lalu, Jakarta heboh dengan pembunuhan Ketua Muda Bidang Hukum Pidana Mahkamah Agung (MA), Syafiuddin Kartasasmita (60). Setelah polisi melakukan penyelidikan, ternyata dalang peristiwa itu adalah Hutomo Mandala Putra alias Tommy, putra mantan Presiden Soeharto.

Kamis pagi 26 Juli 2001, Syafiuddin bersama dengan sopirnya berangkat kerja dengan Honda CRV B 999 KX. Saat melintas di Jalan Pintu Air Serdang, Kemayoran, tiba-tiba kendaraan disalip oleh pengendara RX King yang berboncengan.

Pria yang dibonceng memuntahkan rentetan tembakan dari senjata FN 45. Timah panas tembus ke lengan, dada dan rahang kanan Syafiuddin. Hakim agung itu meregang nyawa, sedangkan sang sopir selamat.

Aparat Kepolisian Polda Metro Jaya yang menyelidiki kasus ini langsung membentuk tim yang diberi nama Tim Kobra. Kepala Satuan Reserse Umum Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Tito Karnavian ditunjukan sebagai komandan.

Setelah melakukan serangkain penyelidikan ditambah keterangan saksi-saksi, polisi mensinyalir pembunuhan terkait dengan sejumlah kasus yang ditangani Syafiuddin. Sejumlah nama-nama besar di negeri ini masuk dalam bidikan polisi.

Kurang dari satu bulan, polisi menemukan titik terang. Pada 7 Agustus malam Mulawarman diringkus di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Sehari kemudian, polisi menangkap Noval Hadad di Bidara Cina, Jati Negara, Jakarta Timur.

"Mulawarman yang mengendarai sepeda motor. Sedangkan Noval yang menembak Syafiuddin," kata Inspektur Jenderal Sofjan Jacoeb, Kepala Polda Metro Jaya kala itu.

Dari mulut keduanya terungkap jika dalang pembunuhan adalah Tommy Soeharto, anak mantan penguasa Orde Baru. Kepada petugas, tersangka Noval dan Maulawarman diperintah Tommy dengan imbalan Rp 100 juta.

Saat itu Tommy merupakan terpidana kasus tukar guling antara PT Goro Batara Sakti (GBS) dan Bulog, bersama Ricardo Gelael. Suami Tata itu divonis bebas oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lalu jaksa penuntut umum mengajukan kasasi.

Majelis Kasasi yang diketuai oleh Hakim Agung M Syafiuddin Kartasasmita pada 22 September 2000 menghukum Tommy dan Gelael masing-masing dengan hukuman 18 bulan penjara dan denda Rp 30,6 miliar. Namun Tommy kabur saat hendak dieksekusi.

Akhirnya, Kompol Tito bersama anak buahnya berhasil menangkap Tommy di sebuah rumah di kawasan Bintaro, Jakarta. Waktu itu Tomy telah berganti identitas dengan nama Ibrahim.

Keberhasilan Tim Kobra diapresiasi oleh Kapolri Jenderal S Bimantoro. Pangkat 25 orang anggota tim dinaikkan. Kompol Tito resmi berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP). Tito yang berusia 35 tahun menjadi perwira termuda dengan dua melati di pundaknya. Karir Tito terus melesat. Lulusan Akpol 1987 itu kini menjadi Kapolda Papua dengan pangkat Inspektur Jenderal (Irjen).

Namun kerja keras polisi sepertinya dimentahkan oleh pengadilan. Jika Noval dan Mulawarman divonis hukuman seumur hidup, Tommy hanya dihukum 15 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kemudian, Tommy mengajukan Peninjauan Kembali (PK). Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan yang memimpin sidang PK Tommy meringankan hukumannya menjadi 10 tahun penjara. Padahal, dalam persidangan terungkap Tommy terbukti menyimpan sejumlah senjata api dan bahan peledak, terlibat pembunuhan Syafiuddin, dan kabur saat ditahan.
 

Telkomsel dan XL beda pendapat harga SIMcard minimum Rp 100 ribu

SIMcard
Ketentuan mengenai harga minimum untuk SIMcard nomor prabayar sebesar Rp 100 ribu ditanggapi beragam oleh komunitas dan industri, termasuk oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) , Telkomsel dan XL.

Ketua Umum ATSI yang juga Dirut Telkomsel Alex J Sinaga menilai ketentuan harga SIMcard sebesar Rp 100 ribu akan mengancam penetrasi telekomunikasi dan tentunya akan mengurangi pelanggan seluler cukup signifikan.

"Itu merugikan operator dan pelanggan sendiri. Selama ini tingginya jumlah pelanggan prabayar yang mencakup 90 persen pelanggan seluler adalah karena harga SIMcard dan voucher pulsa isi ulang yang murah sampai ada yang nominal Rp 10.000. Bila hal itu dihilangkan, pelanggan bakal berkurang signifikan," ujarnya kepada merdeka.com, Jumat (28/6).

Hal berbeda diungkapkan Presdir XL Axiata Hasnul Suhaimi yang berpendapat ada gunanya kalau harga SIMcard Rp 100 ribu bisa dilakukan dengan konsisten dan diawasi dengan ketat. "Akan ada penurunan churn rate sangat signifikan," ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menilai harga Rp 100 ribu tidak efektif menurunkan churn rate karena penambahan pengguna baru saat ini saja sudah sulit.

"Penetapan harga harus mengacu pada ketentuan mengenai tarif seluler Permen Nomor 9/2008. Adapun, revisi PM tentang registrasi prabayar sebaiknya diarahkan pada upaya verifikasi," katanya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan rencana pemberlakuan harga minimum SIMcard sebesar Rp 100 ribu belum final, karena belun dikonsultasipublikkan.

Aturan harga SIMcard minimum tersebut tercantum dalam RPM mengenai Registrasi Pelanggan Telekomunikasi sebagai pengganti Permen Nomor 23 tahun 2005 tentang Registrasi Pelanggan Prabayar.

"Belum uji publik kok dan masih penyempurnaan. Pasal-pasal lain lebih banyak juga yang sama dengan aturan lama," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo, Gatot S Dewa Broto.
 

Skandal korupsi polisi, sudah ada sejak zaman kolonial

Polisi kolonial.
Anda tentu masih mengikuti kasus korupsi pengadaan simulator SIM dengan terdakwa Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Irjen Djoko Susilo. Kasus itu terungkap tahun lalu, dan masih berjalan hingga kini. Kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp 144 miliar itu masih disidangkan di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Bicara korupsi polisi, ternyata kasus semacam itu sudah terjadi sejak zaman kolonial hindia Belanda dulu. Adalah Van Rossen, Komisaris Besar (hoofdcommissaris) Polisi Batavia, yang merangkap sebagai komandan wilayah polisi lapangan Batavia dan Banten, yang ditahan karena dugaan kasus penggelapan.

Cerita ini ditulis oleh Marieke Bloembergen, Dosen Sejarah Universitas Amsterdam yang merangkap sebagai peneliti senior di KITLV (Institute Linguistik dan Antropologi Kerajaan Belanda), dalam bukunya berjudul: "Polisi Zaman Hindia Belanda Dari Kepedulian dan Ketakutan".

Kisah itu terjadi pada 8 September 1923, tak lama setelah perayaan kenaikan tahta Ratu Wilhelmina. Waktu itu, Asisten Residen Batavia, JJ van Helsdingen, setelah mendapat informasi yang cukup dari dalam kepolisian, berhasil mengumpulkan cukup bukti. Dia menangkap Van Rossen atas dugaan keterlibatan kasus tersebut.

Kemudian Rossen mengakui segala tuduhan itu, lalu ditahan. Rossen datang ke Batavia pada 1918, menggantikan Komisaris Besar Polisi Boon. Dia disebut sebagai tokoh yang bersih oleh Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum. Ternyata, selama bertahun-tahun Rossen berhasil memperkaya diri sendiri dengan mempermainkan pos anggaran kepolisian.

Caranya, dia mengalihkan sebagian uang yang tersedia karena adanya kekosongan jabatan dan menyalahgunakan kebijakan kepegawaian. Dia mengangkat pegawai sementara, lalu memecatnya. Rossen berhasil menggelapkan uang kepolisian dengan jumlah besar, mencapai satu juta gulden.

Sejak 1922, Helsdingen selalu mengawasi dan mencermati segala tindak tanduk Rossen itu. Kecurigaan terhadap Rossen menguat setelah melihat harta kekayaanya melimpah. Dia memiliki mobil Hudson warna merah, rumah dengan interior mewah dan sebuah vila di Belanda.

Setelah diusut, ternyata Rossen terlibat pemerasan rumah perjudian dan pelacuran di kawasan Senen, Batavia (sekarang Jakarta). Setiap bulan, rumah judi dan pelacuran itu membayar uang kepada kantor polisi Senen sebesar 2.000 gulden. Uang itu mengalir ke kantong pribadi Rossen.

Setelah kasus penggelapan dana kepolisian itu terbongkar, Rossen diseret ke pengadilan, dan dituntut dengan hukuman 6 tahun penjara. Lalu, apakah Irjen Djoko Susilo akan mengalami nasip mirip dengan Van Rossen? Jawabannya tentu ada di tangan hakim pengadilan Tipikor.

Yang jelas, Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengharuskan Djoko Susilo mengembalikan uang negara yang dia korupsi. Terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM itu dijerat pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dengan ancaman hukuman 4 hingga 20 tahun penjara.
 

Kisah Soenario dan Sukanto, polisi serba pertama di Indonesia

Soekanto.
Hari ini, 1 Juli 2013, tepat hari ulang tahun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ke-67, biasanya disebut hari Bhayangkara. Artinya, dengan usia 67 tahun, Polri terus menua. Publik tentu berharap prestasi Polri bukan malah menurun, terus bermetamorfosis menjadi lebih baik mengawal republik ini.

Omong-omong soal polisi, ada baiknya kita mengingat kembali tokoh-tokoh polisi pertama di Indonesia. Tentu nama-nama ini hidup pada masa transisi, dari zaman malaise-kolonial Hindia Belanda, pendudukan Jepang, lalu beralih ke Republik Indonesia yang ketika itu masih bayi. Siapa saja mereka?

Marieke Bloembergen, Dosen Sejarah Universitas Amsterdam yang merangkap sebagai peneliti senior di KITLV (Institute Linguistik dan Antropologi Kerajaan Belanda), pernah menyebut beberapa nama polisi pertama dalam bukunya berjudul: Polisi Zaman Hindia Belanda dari Kepedulian dan Ketakutan cetakan PT Kompas Media Nusantara pada 2011 lalu.

Menurut dia, salah satu orang Indonesia yang pertama kali diperkenankan mengikuti pendidikan komisaris polisi adalah Raden Soenario pada April 1928. Tepat tahun itu dia lulus ujian komisaris polisi kelas dua, dan ditempatkan di Weltervreden, daerah tempat tinggal orang-orang Eropa di pinggiran Batavia (Sekarang meliputi seluruh wilayah Jakarta Pusat).

Memang tidak banyak literatur tentang jejak Soenario ini. Namun dalam buku itu, Soenario disebut-sebut merupakan menantu Bupati Bandung, Jawa Barat. Kisahnya ditulis oleh Memet Sastrahadiprawira, Penulis Sunda. Dalam puisinya tahun 1929 berjudul "Penganten Bandoeng". Puisi itu bercerita tentang pernikahan anak bupati dengan Soenario, yang baru setahun diangkat sebagai komisaris polisi.

Menurut Marieke, masa kolonial, menjadi polisi Hindia Belanda merupakan salah satu cara mencari pemasukan tetap. Meski waktu itu, menjadi polisi harus meneken kontrak siap ditugaskan di seluruh wilayah jajahan Belanda. Mereka harus siap tidak bertemu keluarga bertahun-tahun.

Namun demikian, hanya sebagian kecil orang, anak-anak bupati atau mereka yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tingat lanjut di sekolah kepolisian atau lembaga pendidikan calon pegawai negeri pribumi (Opleidingsschool voor Inlandsche Ambtenaren/OSVIA), yang sejak 1920-an dapat membangun karier di kepolisian. Soenario, merupakan salah satu anak pribumi yang beruntung.

Salah satu teman seangkatanya adalah Raden Soeleiman. Sementara komisaris polisi lainya dari angkatan-angkatan berikutnya ialah Asikin Natanegara, Soedjono, Joesoef, dan Ating Natakusuma. Sedangkan Komisaris polisi didikan Belanda yang paling terkenal adalah Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Soekanto).

Berbeda dengan Soenario, nama Soekanto ini popular. Dialah polisi yang pada 1947 akan menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pertama kali. Namun sumber lain menyebut Soekanto dilantik oleh Presiden Soekarno pada 29 September 1945 sebagai Kapolri (waktu itu masih bernama Kepala Kepolisian Negara/KKN).

Tidak lama setelah Jepang hengkang dari Indonesia, dan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, polisi warisan Belanda dan Jepang tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Artinya, secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

Soekanto Tjokrodiatmodjo lahir di Bogor, Jawa Barat, 7 Juni 1908, dan meninggal di Jakarta, 24 Agustus 1993 pada umur 85 tahun. Dia menjabat dari 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Ia diberhentikan sebagai Kapolri pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno karena menolak penggabungan polisi dan TNI ke dalam ABRI. Nama Soekanto diabadikan sebagai nama rumah sakit polisi di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Beberapa nama polisi pertama lainya, menurut Marieke, adalah Soemarto. Sewaktu zaman pendudukan jepang, dia menjabat sebagai kepala sekolah kepolisian yang dipindah ke Pekalongan. Usai perang dia meneruskan kariernya menjadi ajudan Soekanto.

Namun demikian, dari sejumlah nama itu, ada satu nama komisaris polisi bumiputra lain yang disebut-sebut sebagai polisi pertama pribumi, yakni Raden Mas Soemitro. Sejak 13 Juni 1922 ia ditempatkan sebagai komisaris kelas satu di Bandung. Sama seperti Soenario, jejak Soemitro sebagai polisi masih sedikit.
 

Jadi karyawan ternyata ada untungnya lho!

Ilustrasi karir.
Banyak yang menilai menjadi karyawan lebih merugikan daripada wirausahawan. Anda selalu diatur dan diperintah bos. Rasanya memang kurang menyenangkan. Namun ternyata jadi karyawan juga menguntungkan lho! Tidak percaya? Simak ulasannya seperti dilansir magforwomen berikut:

1. Kemandirian finansial
Ketika bekerja dengan perusahaan, tiap bulannya Anda akan mendapatkan gaji. Penghasilan tersebut tentu bisa digunakan untuk membeli keperluan tanpa harus meminta lagi pada orang tua.

2. Mendapat asuransi kesehatan
Sebagian besar perusahaan memberikan asuransi kesehatan pada karyawannya. Mulai dari rawat jalan, rawat inap, biaya persalinan dan sebagainya.

3. Menyalurkan bakat
Bila bekerja di bidang yang Anda cintai, Anda bisa menyalurkan bakat Anda. Pekerjaan akan terasa menyenangkan karena sesuai minat dan kemampuan. Tentunya bakat Anda akan terasah dan meningkat.

4. Produktif menggunakan waktu
Ketika Anda bekerja di suatu tempat, Anda cenderung menggunakan waktu dengan produktif. Anda akan terlatih bagaimana mengelola waktu dan membagi antara karir serta kehidupan pribadi.

5. Meningkatkan profesionalitas
Ketika Anda bekerja untuk durasi yang lebih lama, Anda Mencapai pertumbuhan profesional. Anda akan lebih disiplin dan mengerti arti loyalitas dan profesionalitas dalam pekerjaan.

6. Menambah pengetahuan Anda
Ketika Anda bekerja, Anda bisa belajar banyak hal baru. Jika Anda pindah kerja, Anda akan belajar hal lain yang nantinya memperkaya wawasan dan pengalaman Anda.

Tak selamanya jadi karyawan itu membosankan bukan?
 

Jerawat batu: Penyebab dan cara mengobatinya!

Ilustrasi jerawat .
Jerawat batu adalah bentuk paling parah dari acne vulgaris. Jerawat jenis ini sering berkembang pada wajah dan/atau area lain dari tubuh. Jerawat batu atau secara ilmiah disebut cystic acne, memiliki tekstur seperti benjolan yang berisi cairan di bawah permukaan kulit. Jerawat ini bisa sangat menyakitkan dan bahkan menyisakan bekas luka yang dalam. Yuk simak ulasan lengkap dari acne.about.com.

Penyebab jerawat batu

Jerawat batu disebabkan oleh faktor yang sama dengan bentuk lain dari jerawat, yaitu:

- Kelenjar minyak yang terlalu aktif
- Kelebihan sel kulit mati dalam folikel rambut (pori)
- Sejumlah besar bakteri penyebab jerawat, Propionibacteria

Cara mengobati jerawat batu

Obat sistemik yang kuat biasanya diperlukan untuk mengobati jerawat batu. Jerawat ini akan sulit untuk dikontrol. Jangan berkecil hati jika usaha pengobatan pertama gagal. Mungkin diperlukan beberapa percobaan untuk menemukan pengobatan atau kombinasi pengobatan yang tepat untuk Anda. Beberapa pengobatan umum untuk jerawat batu meliputi:

- Antibiotik oral
- Isotretinoin
- Kontrasepsi oral - untuk wanita
- Eksisi bedah dan drainase (dokter membuat sayatan kecil di kulit dan mengekstrak obat ke daerah yang terinfeksi)
- Suntikan kortikosteroid intralesi

Jerawat batu sedikit sulit untuk diobati, jika dibandingkan dengan jenis jerawat lainnya. Namun tenang, Anda hanya perlu mengontrol makanan yang Anda konsumsi setiap hari dan pastikan bahwa Anda rajin membersihkan wajah sehingga debu tidak menempel di wajah.

Rock Blocker, game shooter gaya retro

Game Rock Blocker.
Rock Blocker adalah game shooter bergaya retro dengan gameplay unik yang dikembangkan oleh Everplay.

Konsep game Rock Blocker adalah seperti game shooter yang menggunakan pesawat. Namun, pesawat digantikan oleh sebuah kotak yang bercahaya, serta musuh tampil dalam berbentuk seperti huruf acak dan aneh. Ada dua elemen yang menyusun game ini, yaitu asteroid yang berbentuk kotak dan musuh.

Tugas Anda adalah menghindari asteroid sambil menembaki musuh. Jika menabrak asteroid, nyawa Anda akan berkurang cukup banyak, sedangkan jika tertembak hanya mengurangi sedikit nyawa.


Dalam setiap level Anda harus menembak jatuh musuh dalam jumlah tertentu, dan jika sudah terpenuhi, maka Anda akan dapat menuju level selanjutnya. Boss akan hadir setiap beberapa level. Boss ini memiliki angka di tubuhnya, angka akan berkurang seiring Anda menembakinya. Setelah berhasil melewati sebuah level, Anda akan mendapatkan credit yang dapat digunakan untuk upgrade pesawat.

Selain dapat dimainkan secara single player, game ini juga menyediakan fitur multiplayer. Anda dan teman dapat bersama-sama melawan musuh dalam satu gadget saja, atau dapat juga saling menyerang satu sama lain.

Game shooter Rock Blocker yang tampil dengan gaya retro ini dibanderol seharga Rp 9.500 dan dapat diunduh di App Store.

Berlatih dan berbagi pengalaman Yoga dalam Daily Yoga

Daily Yoga.
Yoga adalah salah satu olah raga ringan yang dapat menyehatkan jiwa dan raga. Sayangnya tidak semua orang dapat mengikuti kelas yoga yang cukup menguras kantong.

Jika ingin berlatih yoga dengan lebih hemat, Anda dapat memasang aplikasi Daily Yoga (All-in-One) di perangkat pintar. Daily Yoga adalah salah satu aplikasi besutan pengembang Daily Imoblife Co.

Aplikasi Daily Yoga memungkinkan Anda untuk berlatih yoga di rumah dengan didampingi oleh instruktur virtual pribadi. Sesi latihan Yoga yang ditawarkan Daily Yoga sangat beragam, mulai dari latihan perut hingga Yoga untuk diet.

Masing-masing jenis latihan tersebut berdurasi antara 10 hingga 20 menit. Terdapat lebih dari 40 sesi latihan Yoga dengan lebih dari 300 pose yang dapat Anda pilih. Simply Yoga dilengkapi dengan instruksi video dan audio yang dapat menuntun Anda selama latihan.

Selain berlatih Yoga, dengan aplikasi Daily Yoga Anda juga dapat berjejaring dan membagi pencapaian hasil dari latihan. Melalui fitur Social Community, Anda juga dapat melakukan chatting dengan teman-teman Yogi yang lain.

Tertarik untuk mengunduh aplikasi ini? Daily Yoga dapat diunduh melalui Google Play Store dengan menggunakan perangkat Android 2.1 ke atas.

Kapal tercepat di dunia yang ditenagai mesin jet

Francisco.
Incat, perusahaan pembuat kapal asal Australia mengklaim telah membuat kapal tercepat di dunia. 

Kapal ini bernama Francisco, yang mampu menempuh jarak 58 knot atau 67 mil per jam.

Dilansir Mashable (30/6), kapal ini disebut sebagai 'kapal penumpang feri berkecepatan tinggi dan bermesin ganda', ditenagai oleh 2 mesin jet yang telah dimodifikasi.

"Sudah pasti kapal ini adalah kapal yang tercepat di dunia. Tentu saja ada beberapa speed boat yang dapat mencapai 58 knot, namun, dalam kecepatan seperti itu tidak ada yang dapat mengangkut 1.000 penumpang, 150 mobil, dan toko-toko bebas pajak", ujar Kim Clifford, direktur pelaksana dari Incat.

Kapal ini tidak hanya unggul dalam kecepatan. Francisco menggunakan LNG (Liquefied Natural Gas) sebagai bahan bakar utamanya. Selain tercepat, Incat juga mengatakan bahwa kapal ini adalah kapal yang ramah lingkungan dan efisien di dunia.

4 Cerita Ahok ketakutan

HUT Kopri ke-41.
Wajahnya memang tak sangar. Tapi Basuki Tjahaja Purnama kini dikenal sebagai sosok yang galak sejak menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.
Pria yang akrab disapa Ahok itu selalu punya alasan kenapa dirinya berperilaku demikian. Menurutnya, sebagai pemimpin dirinya punya tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, dia harus bersikap tegas pada anak buahnya agar semua pekerjaan berjalan sempurna.

"Saya memang begini, malah lebih galak lagi waktu di Belitung dulu," ujar Ahok. Sekadar mengingatkan, Ahok memang pernah menjabat sebagai bupati Belitung Timur.

Tapi namanya manusia, di balik kehebatannya pastilah terselip kekurangan. Begitu juga dengan bapak dari tiga orang putra putri itu.

Meski sering muncul dengan nada suara meninggi, marah-marah dan berkata kasar, ternyata Ahok juga bisa menyerah dalam beberapa hal karena rasa takut.

Berikut empat cerita saat Ahok merasa takut dan tak sedikit pun menunjukkan kegalakannya:

1. Ahok takut naik kuda di acara Jakarnaval

Acara Jakarta Karnaval yang digelar untuk memperingati HUT ke 486 berlangsung meriah. Kegiatan yang ditonton ribuan warga itu semakin semarak tatkala sang gubernur, Joko Widodo diarak menaiki kuda besar berwarna coklat tua.
Semua mata langsung tertuju pada pria yang akrab disapa Jokowi itu. Mereka tak lupa mengabadikan Jokowi dalam ponsel kamera mereka.


Sebenarnya, panitia sudah menyiapkan dua kuda yang satunya akan ditunggangi Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Tapi sampai kuda yang membawa Jokowi mulai berjalan, pria yang akrab disapa Ahok itu tak kunjung terlihat. Rupanya Ahok masih asyik duduk di salah satu kursi dekat panggung.

Saat ditanya kenapa tak ikut menunggang kuda, Ahok mengaku takut.

"Tidak, saya di sini saja (di Balai Kota), tidak berani," kata Ahok saat panitia menawarinya naik kuda usai membuka acara Jakarnaval 2013 di Jl Medan Merdeka Selatan

2. Tak memberi Jokowi kado ulang tahun karena takut dimarahi

Tanggal 21 Juni lalu, Gubernur Joko Widodo genap berusia 52 tahun. Di hari bahagianya, pria yang akrab disapa Jokowi justru tak menampakkan batang hidungnya meski ada beberapa kejutan yang sudah menanti kehadirannya.
Meski rekan kerja, ternyata Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tak mempersiapkan kado apa lagi pesta kejutan untuk Jokowi. Bukan lantaran, tak tahu apa kesukaan Jokowi melainkan karena takut dimarahi atasannya itu. Loh kok bisa?

"Kasih hadiah, dimarahi kalau kirim ke beliau. Beliau tidak suka," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.

Kepada Ahok, Jokowi memang bercerita tidak suka pernah merayakan yang namanya hari ulang tahun

"'Tidak usah kirim-kirim kue lah, kalau kirim kue ke rumah saya saja'," ucap Ahok meniru ucapan pria yang akrab disapa Jokowi ini," ucap Ahok meniru pesan Jokowi padanya.

3. Takut makan ikan Jakarta

Ahok tak pernah pilih-pilih makanan di Jakarta. Selagi enak di lidah pasti disantapnya.
Tapi untuk lauk jenis ikan, Ahok agak berpikir dua kali sebelum menyantapnya. Penyebabnya, banyak ikan tak segar yang sering diperjualbelikan pedagang.

Kisah Ahok takut makan ikan Jakarta terjadi saat memakan hidangan yang disajikan panitia usai membuka acara Jakarta Fashion and Food Festival yang digelar Sumarecon, Kelapa Gading.

Saat itu panitia menyajikan menu pindang ikan. Tiba-tiba keraguannya muncul, sehingga lebih dulu memastikan kondisi ikan itu sebelum benar-benar menyantapnya.

"Saya tusuk-tusuk ikannya, kok keras sekali. Saya tanya staf saya, ini pindang pakai formalin nggak? Eh dia tidak tahu. Saya pun batal makan,mending saya makan ikan gurame saja," cerita Ahok.

Sebenarnya kekhawatirannya makan ikan sejak pindah ke Jakarta. Sebabnya, kondisi perairan di Jakarta yang lagi layak justru membahayakan untuk biota laut termasuk ikan. Sehingga jika ingin makan ikan, Ahok sampai bela-belain memesan langsung dari kampungnya di Belitung.

"Di rumah saya punya frezzer untuk menyimpan ikan yang saya datangkan langsung dari Belitung. Perairan Belitung masih bersih, bebas dari polusi, ikannya pasti juga lebih sehat dan segar," tambah Ahok.

4. Takut dirazia Partai Gerindra

Di dalam dompetnya, Ahok mengaku selalu mengantongi kartu tanda anggota (KTA) Partai Gerindra. Jika tak membawa itu, Ahok justru merasa resah, kenapa?
"Kartu anggotanya selalu saya bawa, takut Pak Taufik (Ketua DPD Partai Gerindra Jakarta) razia," kata Ahok.

Baginya, KTA itu sama sepentingnya surat izin mengemudi (SIM). Maka itu, sebelum bepergian Ahok selalu mengecek kelengkapan kartu-kartu di dompetnya.

Sejak ikut Pilgub DKI Jakarta, Ahok memang sudah tak lagi Partai Golkar. Dia memilih hijrah ke Partai Gerindra yang kemudian sukses membawanya menjadi orang nomor dua di Jakarta.

5 Kisah heroik polisi berbuah kenaikan pangkat luar biasa

Kenaikan pangkat
Hari ini, Korps Bhayangkara merayakan hari lahirnya yang ke-67. Dalam perayaan tahun ini, Polri mengambil tema 'Sinergitas Kemitraan dan Anti KKN Wujudkan Pelayanan Prima, Gakkum, dan Kamdagri Mantap Sukseskan Pemilu 2014'.

Sejumlah prestasi Polri telah ditorehkan dalam upaya pengabdian kepada bangsa dan negara, terutama untuk mengayomi masyarakat. Prestasi itu tak hanya dimiliki oleh satuan, melainkan sampai pada masing-masing anggota.

Setidaknya tercatat ada lima prestasi para anggota Polri, di antara sekian banyak kisah. Prestasi itu dibuat oleh pati-pati Polri, yang berujung pada kenaikan pangkat luar biasa.

Berikut lima kisah kenaikan pangkat luar biasa itu:

1. Tito Karnavian, penangkap Tommy Soeharto & pembongkar teroris

Nama Tito Karnavian mencuat saat Polri sedang menangani kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita yang dilakukan oleh putra Mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy) di tahun 2001. Kala itu, Tito yang berpangkat Komisaris memimpin tim Kobra dan berhasil menangkap Tommy. Atas keberhasilan itu, Tito mendapat hadiah kenaikan pangkat luar biasa berupa Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Tahun 2004, terorisme mulai marak di Indonesia sehingga perlu dibentuk tim khusus yang diberi nama Detasemen Khusus Anti-Teror 88 (Densus 88). Tito kemudian diberi amanah memimpin satuan khusus ini yang dibentuk Irjen Pol Firman Gani itu.

Sepak terjang Tito yang menjadi kepala satuan yang awalnya beranggotakan 75 personel ini terbilang cemerlang. Dia mampu mengungkap jaringan teroris Dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Di bawah pimpinannya, Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap 19 dari 29 warga Poso yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007.

Selain itu, Tito juga berhasil menembak mati gembong teroris Noordin Moch Top. Prestasi itu dia ukir dalam sebuah penyergapan di Solo pada 17 September 2009.

Saat ini, Tito tengah memegang amanah menjadi Kapolda Papua dengan pangkat Irjen. Sebuah wilayah dengan tingkat kerawanan ekstra.

2. M Syafii, tiga kali naik pangkat luar biasa

Awal mula karir M Syafii melesat saat bertugas di bawah komando Tito Karnavian. Prestasi yang berhasil ditorehkan Syafii adalah melacak jejak Tommy Soeharto, dan kemudian menangkap pelaku pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita.

Atas hal itu, dia bersama Tito dan beberapa personel tim kobra yang lain mendapat hadiah kenaikan pangkat luar biasa.

Prestasi Syafii tidak hanya berhenti di situ. Dia bersama tim Ditserse Polda Metro Jaya berhasil menangkap gembong teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten. Dia pun diganjar kenaikan pangkat luar biasa.

Tak hanya itu, Syafii ternyata juga salah satu polisi yang berhasil melumpuhkan teroris Dr Azhari dalam penyergapan di Batu, Malang.

3. Maryono, sendirian gagalkan perampokan

Anggota Polres Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Aiptu Maryono mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini lantaran Aiptu Maryono seorang diri berhasil menggagalkan upaya perampokan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantar Cabang Pantai Cermin, Kabupaten Kampar, yang dilakukan rekannya sesama anggota kepolisian, Briptu S.

Briptu S mendatangi kantor BRI dan menodongkan senjata api ke Briptu Dedi yang sedang bertugas menjaga keamanan perbankan. Upaya itu gagal setelah Aiptu Maryono nekat menghadang Briptu S dengan menyamar sebagai nasabah. Keduanya sempat terlibat baku tembak.

Akhirnya Briptu S berhasil dilumpuhkan dengan dua tembakan di dua kakinya. Sementara Aiptu Maryono sendiri mengalami pecah tempurung tengkorak lantaran terkena hantaman popor senjata milik pelaku.

4. Heri Prastowo, ungkap sabu hampir satu ton

Heri Prastowo merupakan salah satu anggota kepolisian yang memiliki prestasi gemilang. Dia berhasil mengungkap distribusi sabu seberat 950 kilogram sendirian.

Kejadian tersebut bermula ketika Heri Prastowo yang sedang dinas menerima informasi dari masyarakat bahwa ada dua mobil boks jenis Panther yang sedang memindahkan barang di tempat gelap di Jl Raya Kali Baru Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Selasa, sekitar pukul 03.00 WIB.

Heri kemudian mendatangi dua mobil itu menggunakan sepeda motor dinas Polri berpelat nomor 76014 VII warna abu-abu. Tetapi, saat Heri mendekat, sopir mobil itu langsung menyalakan mesin dan menabraknya hingga terjatuh.

Usai menabrak, kedua mobil itu kemudian kabur. Tetapi, polisi mendapat informasi mobil Panther boks itu berada di belakang kantor Kecamatan Teluk Naga. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan menjumpai mobil diparkir dalam keadaan tanpa terkunci baik pintu kemudi maupun bagasinya. Di dalam mobil itu, petugas menemukan sabu seberat 950 kg.

5. Jakaria, tertembak 8 kali karena cegah perampokan

Jakaria mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Brigadir menjadi Bripka. Ini lantaran dia berhasil menangkap pelaku perampokan mobil pengangkut uang milik PT Armorindo Arta.

Peristiwa itu terjadi saat mobil pengangkut uang melintas di Fly Over Cawang pada 4 Oktober 2006. Seorang mantan TNI AD yang pernah bertugas di Yon Zenpur 14 Lenteng Agung, Sulistyo Erawadi bersama gerombolannya mencoba melakukan penghadangan mobil yang berisi uang sebanyak Rp 2,75 miliar.

Brigadir Jakaria mencoba menghalau penghadangan itu. Upaya itu menimbulkan baku tembak antara Jakaria dengan gerombolan Sulistyadi.

Akhirnya, Sulistyadi dapat dilumpuhkan. Namun demikian, Bripka Jakaria terpaksa mengalami luka tembak sebanyak 8 lubang, 3 lubang di dada, 2 lubang di lengan kanan, 2 lubang di lengan kiri, dan 1 lubang di paha kiri.

Berjoget di tengah hujan, dua gadis Pakistan dibunuh

Nur Basra dan Nur Shezad bersama ibu mereka dibunuh karena berjoget di tengah hujan.
Dua remaja putri Pakistan bersama ibu mereka dibunuh lantaran ketahuan menari-nari di bawah guyuran hujan. Kegiatan senang-senang ini ketahuan lantaran rekaman video dibuat lewat telepon seluler beredar luas.

Rekaman ini diambil di luar bungalo mereka di Chilas, kota terpencil di Giglit, wilayah utara Pakistan. Tindakan dua kakak adik ini, Nur Basra, 15 tahun, dan Nur Sheza, 16 tahun, dianggap memalukan.

Karena itu untuk menjaga kehormatan keluarga keduanya dan ibu mereka dibunuh kemarin di rumah mereka, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Ahad (30/6). Pelaku berjumlah lima orang.

Polisi mencurigai kakak tiri korban, Khutore. Kakak kandung korban telah melaporkan Khutore dan empat pelaku lainnya telah buron ke polisi.

Tahun lalu, empat perempuan juga dibunuh karena bernyanyi dan berjoget barang lelaki di sebuah desa di Kohistan. Mereka pantas dilenyapkan lantaran diyakini membikin malu masyarakat setempat.

Komisi Hak Asasi Pakistan mencatat sedikitnya 943 perempuan pada 2011 dibunuh demi kehormatan keluarga.
 

Hutan dibakar orang suruhan

Kebakaran hutan di Riau.
Kebakaran hutan di Sumatera masuk dalam kategori bencana nasional dan langsung diambil alih oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kepala BNPB Syamsul Maarif sudah sepekan memimpin operasi penanggulangan asap Riau membuat pemerintah Singapura dan Malaysia berteriak karena warga mereka batuk-batuk.

Untuk menurunkan jumlah titik api, BNPB melakukan berbagai cara, termasuk hujan buatan dengan menebar garam di awan. Kamis pekan lalu, tiga kali penerbangan pesawat Hercules dan Casa mengangkut tujuh ton garam untuk disemai di daerah Bengkalis, Kuantan Sengingi, Kampar, dan Dumai.

Meski begitu, titik api masih banyak. "Siang ini menunjukkan masih banyak titik api terlihat dari udara," Kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB melalui pesan BlackBerry diterima merdeka.com, Kamis pekan lalu.

Berbeda dengan BNPB, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan sejumlah penggiat lingkungan lainnya melaporkan 117 perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Perusahaan Hutan Tanaman Industri ke Kementerian Lingkungan Hidup. Mereka diyakini menjadi biang keladi kebakaran hutan di Sumatera.

Direktur Eksekutif Walhi Riau Rico Kurniawan munculnya 300 titik api di Riau tahun ini disinyalir karena perizinan tidak didasari kajian memadai. "Jika memang memiliki kajian lingkungan, dalam praktek industri HTI dan perkebunan jauh dari sikap bertanggung jawab," ujarnya.

Muhnur Satyahaprabu Manajer Kebijakan Dan Pembelaan Hukum Eksekutif Nasional Walhi, mengatakan 117 perusahaan itu dianggap bertanggung jawab atas kebakaran di wilayah konsesi mereka. Dia mengakui sulit untuk membuktikan, namun ada dugaan kuat perusahaan menyuruh orang membakar hutan saat membuka lahan baru.

"Kalau bicara siapa yang membakar, perusahaan tidak, tapi dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayahnya," tuturnya. Dia menilai kebakaran hutan saban tahun lantaran kurangnya pengawasan dari pemerintah.

Muhnur mencontohkan, perizinan tumpang tindih terhadap lahan untuk perkebunan kelapa sawit atau Hutan Tanaman Industri. Dari catatan Walhi, ada 24 kasus semacam ini di Riau.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengaku belum mengetahui jumlah perusahaan asing dari 11 tersangka pembakar hutan ditangkap Kepolisian Daerah Riau. "Saya belum tahu asingnya berapa."
 

Sepak terjang operasi Kepolisian ala Jenderal Widodo Budidarmo

widodo budidarmo.
Mantan Kapolri Jenderal Pol Widodo Budidarmo tak bisa dilepaskan dari perjalanan sejarah korps Bhayangkara. Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 1 September 1927 itu memiliki jasa besar untuk Polri.

Widodo dilantik sebagai Kapolri pada 26 Juni 1974 di Istana Negara oleh Presiden Soeharto. Dia memegang pucuk pimpinan di Polri hingga 1978.

Selama menjabat sebagai Kapolri, Widodo memiliki sejumlah sepak terjang di bidang operasi. Saat itu, Widodo melihat banyak persoalan penting yang dihadapinya dalam kaitan tugasnya sebagai Kapolri.

Widodo melihat masalah penyelundupan, manipulasi dalam perdagangan, korupsi, dan perdagangan obat-obat bius yang sangat menonjol dan mendapat prioritas untuk diberantas.

Awal Februari 1976, Presiden Soeharto membentuk Tim Penyelesaian dan Penanggulangan Perkara Penyelundupan (TP4). Nama operasi ini adalah 'Operasi 902'.

Situasi pada saat itu memang mengenaskan. Aparat Bea Cukai sering kebobolan oleh aksi para penyelundup, dan tiap tahun negara dirugikan puluhan miliar rupiah. Operasi 902 ini tergolong sukses dengan meringkus sejumlah penyelundup kakap yang kerap melakukan penyelundupan barang-barang elektronik, bahan makanan dan minuman dari Singapura.

Berkaitan dengan penyelundupan tersebut, Widodo juga pernah menggelar 'Operasi Guruh'. Sasaran utamanya adalah penangkapan terhadap mobil atau motor yang diduga hasil selundupan.

Operasi juga terbilang sukses. Sejumlah pelaku ditangkap lalu diproses di pengadilan. Selain Operasi Guruh, Widodo juga banyak menggelar operasi lainnya seperti 'Operasi Halilintar' (kejahatan senjata api), 'Operasi Guntur' (penertiban orang asing), 'Operasi Badai' (narkotika), 'Operasi Petir' (pencurian dengan kekerasan), dan 'Operasi Melati' (pencurian kawat telepon).

Sebagai Kapolri, Widodo juga pernah memimpin langsung Operasi Pengamanan Pemilu 1977 dan Sidang Umum MPR 1978. Selain operasi dalam negeri, Widodo juga pernah menggagas operasi yang bekerja sama dengan luar negeri, terutama dengan Malaysia dan Singapura.

Operasi yang cukup sukses antara lain 'Operasi Tutuka' dan 'Operasi Pecah Rumah' yang berhasil menangkap sejumlah pelaku perompakan besar di perairan Malaysia dan sekitarnya.
 

Tidak adil Briptu Rani dipecat Kapolres hanya didemosi!

briptu rani.
Kasus pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh seorang Polwan di Polsek Mojokerto, Briptu Rani, telah menghasilkan titik akhir. Putusan sidang Komite Kode Etik Polri (KKEP) akhirnya mendemosi (mutasi dengan turun pangkat) Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho dan merekomendasikan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat bagi Briptu Rani.

Koordinator Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai putusan ini tidak adil. Sebab, Briptu Rani berada pada posisi sebagai korban dalam kasus pelecehan tersebut.

"Kalau Raninya dipecat, justru yang melaporkan adanya pelecehan seksual ini kan si Rani. Dia kan korban. Ini kan tidak adil," ujar Neta kepada merdeka.com, Minggu (30/6).

Neta mengatakan, seharusnya KKEP tidak memecat Rani. Ini karena AKBP Eko juga terindikasi melakukan pelanggaran yang dituduhkan Rani.

"Kalau Kapolresnya dicopot, berarti dia terindikasi melakukan apa yang dilaporkan oleh Rani," kata Neta.

Selanjutnya, Neta menilai apa yang dialami oleh Rani mirip dengan kasus mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji. "Kasus ini menjadi kasus Susno jilid II, di mana seorang yang melaporkan kejahatan di institusinya justru menjadi korban," terang dia.

Lebih lanjut, Neta mendorong kasus ini diselesaikan melalui jalur hukum. "Rani harus melakukan perlawanan hukum. Dia bisa melapor ke Komnas Perempuan, untuk selanjutnya dapat diproses melalui jalur hukum," pungkas dia.
 

SBY dijadwalkan pimpin upacara HUT Bhayangkara ke-67

HUT Brimob ke-67.
Pelaksanaan hari ulang tahun (HUT) Bhayangkara ke-67 ini bertemakan 'Sinergitas Kemintraan dan Anti KKN, wujudkan pelayanan prima, gakkum dan kamdagri mantap, sukseskan pemilu 2014'.

Upacara dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai inspektur upacara. Sementara komandan upacara dipimpin oleh Kombes Pol Nazruddin Zulkifli dari Polda Riau.

Upacara diikuti lima batalyon, antara lain Batalyon 1 terdiri dari satu kompi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK). Batalyon 2 terdiri dari Polwan, Provost dan polisi lalu lintas. Batalyon 3 terdiri dari Taruna Akpol, polisi udara, polisi air serta Baharkam. Batalyon 4 terdiri dari tiga kompi Brimob, dan Batalyon 5 terdiri dari gabungan reserse, intel dan PNS.

Agenda yang akan dilaksanakan dalam upacara ini antara lain, pertunjukan atraksi peragaan dan kemampuan TNI dan Polri dalam aksi terjun payung. Selain itu akan menampilkan pertunjukan tari kepolisian oleh gabungan Polwan.

Pantauan merdeka.com, selain presiden dan wakilnya sudah hadir, telah datang pula sejumlah Pati, Pamen serta pejabat satuan anggota polisi lainnya dari lima batalyon yang terdiri dari Brimob, Lantas, Sabhara Baharkam Polri, Polwan, Reserse, dan Intel.

Hadir pula PNS Mabes Polri, dan binaan Polri para jajaran keamanan lainnya. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun telah hadir serta para duta besar negara-negara sahabat. Hingga berita ini diturunkan, upacara baru saja berlangsung.
 

Selamat ulang tahun ke-67 polisi Indonesia

Apel Siaga Polisi.
Pagi ini, 1 Juli 2013, adalah HUT Bhayangkara ke 67. Perayaan ini dilaksanakan di Korps Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan hadir dalam upacara itu. Agenda upacara peringatan ulang tahun lembaga penegak hukum itu rencananya dibuka tepat pada pukul 08.00 WIB.

Pantauan merdeka.com, pengamanan lokasi telah dilakukan oleh seluruh jajaran gabungan kepolisian sekitar pukul 06.00 WIB. Selain Presiden SBY, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga dijadwalkan mengunjungi perayaan akbar kepolisian Indonesia ini.

Para tamu undangan yang telah hadir langsung dipersilakan duduk di tenda. Tenda ini antara lain dipersiapkan untuk Purn Pati Polri, Kombes Pol Pejabat Utama, Anggota Polri pada KPK RI, Kapolres Polda Metro Jaya, dan Kombes Perwakilan Mabes Polri.

Sampai saat ini, masih dilakukan proses cek sound system di lapangan utama tempat penyelenggaraan upacara. Selain itu penyebaran anggota kepolisian juga terus dilakukan untuk mengamankan beberapa titik di Markas Komando Brimob.
 

Cerita menarik di balik pasukan polisi menangkap tokoh PKI Muso

Muso.
Hari ini, Kepolisian RI berulang tahun. Menarik menengok kembali kisah sukses polisi dalam berbagai operasi, seperti ketika menangkap tokoh PKI Muso.

Ceritanya, Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara, 1 Juli 1948, dijadikan momentum pemberantasan komunis di Indonesia. Sebab, kelompok kiri tersebut berulah dengan melakukan pemberontakan terhadap pusat pemerintahan.

Di acara HUT Kepolisian Negara yang dihadiri sejumlah pimpinan pemerintahan, angkatan perang, instansi pemerintah dan pemuka masyarakat itu, Moehammad Jasin selaku komandan Mobiele Brigade Besar (MBB), cikal bakal Brimob, merangkap koordinator Mobiele Brigade (MB) Karesidenan se-Jatim meminta perintah khusus kepada R soemarto, Wakil Kepolisian Negara.

Perintah khusus itu adalah mempersiapkan kekuatan untuk menyerang sejumlah wilayah yang menjadi basis dan melucuti senjata komunis.

"Jangan sekadar diperbantukan. Saya mohon agar Djawatan Kepolisian Negara memerintahkan saya untuk mempersiapkan MBB Jawa Timur. Jika perlu, menyertakan MB Karesidenan di Jawa Timur untuk melucuti senjata kesatuan-kesatuan kiri," kata Jasin kepada Soemarto seperti dikutip dalam buku 'Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang' terbitan Gramedia.

Dalang di balik gangguan keamanan dan kudeta di Yogyakarta, adalah Muso, dia merupakan tokoh utama Partai Komunis Indonesia (PKI). Jasin dan pasukannya sudah beberapa menyerbu daerah yang menjadi basis komunis seperti Madiun, Surakarta atau Solo.

Ternyata Muso juga menjadikan Ponorogo, Jawa Timur, sebagai salah satu basis dalam mengatur kekuatan untuk menentang pemerintah. Pasukan Republik Indonesia menyerbu sarang Muso di Ponorogo, 31 Oktober 1948.

Namun, Muso terus menerus berhasil melarikan diri. Muso menyamar sebagai kusir dokar dan berhasil lolos melintasi pos pasukan republik tanpa dikenali.

Setelah Muso, kemudian ada sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Muso mengira mobil itu milik petugas yang sedang memburunya, dia salah karena mobil tersebut hanya kebetulan berada di belakangnya.

Tak ingin tertangkap, Muso menembaki mobil tersebut dari atas dokar. Aksi tembak menembak dengan petugas terjadi. Dengan lantang, Muso berteriak 'Muso tidak kenal menyerah!'.

Tersudut, Muso melarikan diri dan berlindung di kamar mandi milik penduduk desa yang terbuat dari gedhek. Dalam keadaan terdesak, Muso masih menembaki petugas. Polisi meminta pentolan PKI itu untuk menyerah, Muso menjawab dengan tembakan.

Prajurit pun mengarahkan senjata mitraliur ke tempat persembunyian Muso. Muso roboh. Meski luka berat, dia masih hidup. Muso dibawa ke rumah sakit Ponorogo.

Kepala polisi Ponorogo menghubungi Moehammad Jasin sebagai komandan MBB Jawa Timur merangkap koordinator Mobiele Brigade (MB) Karesidenan se-Jatim. Jasin menyaksikan Muso mengembuskan napas terakhir.
 

KAI tak siap terapkan tarif progresif Commuter Line

E-tiket Commuter Line Lingkar Jakarta diuji coba .
Hari ini adalah hari pertama penerapan tarif progresif dan e-ticketing Commuter Line. Masyarakat cukup antusias menyambut 'hadiah' dari PT Kereta APi Commuter Jabodetabek.

Namun, antusias masyarakat tidak dibarengi dengan kesiapan dan peningkatan pelayanan petugas. Akibatnya, hari pertama penerapan commuter line di bawah ekspektasi (harapan) masyarakat pengguna moda transportasi massal ini.

Penerapan e-ticketing ini membuat antrean panjang calon penumpang di hampir seluruh stasiun. Salah satunya di Stasiun UI. Antrean calon penumpang mengular dari loket sampai halte BUS UI yang jaraknya lebih dari 100 meter.

Petugas loket dan pengamanan stasiun tampak kewalahan. Sebagian besar calon penumpang kecewa dengan kebijakan KAI yang kurang persiapan dan sosialisasi.

"KAI tidak siap terapkan kebijakan baru. Harusnya penerapan ini dibarengi dengan peningkatan pelayanan. Kalau tidak siap begini kan masyarakat juga dirugikan. Aktivitas kita jadi terganggu," keluh Agust Supriadi salah seorang pengguna Commuter Line kepada merdeka.com, Senin (1/7).

Kebijakan tersebut juga dianggap tidak konsisten, terutama menyangkut harga tiket multitrip yang dari awal diperkenalkan Rp 33.000 sekarang menjadi Rp 50.000 dengan saldo tetap Rp30.000. "Ini namanya tidak konsisten sama kebijakan yang dibuat sendiri," tegasnya.

Kekecewaan calon penumpang makin menjadi-jadi menyusul gangguan perjalanan kereta. Kereta mogok di Kalibata menyebabkan semua jadwal kereta terganggu.

"Untuk sementara loket utama belum bisa melayani pembelian tiket jurusan Jakarta dan Tanah Abang sehubungan adanya gangguan kereta di kalibata," umum petugas stasiun UI melalui pengeras suara.
"Kereta mogok di Kalibata sehingga saluran listrik dari Tanjung Barat dipadamkan."

Sebelumnya, PT Kereta Api Commuter Line telah mengumumkan bahwa per 1 Juli 2013 diberlakukan tarif progresif. Penurunan tarif tersebut disebabkan adanya penerapan tarif progresif bersubsidi dari pemerintah.

"Dengan penerapan tersebut, seluruh harga tiket untuk perjalanan KRL dipastikan jauh lebih murah," ujar Direktur PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ), Tri Handoyo di Stasiun Gambir, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tri menjelaskan sistem yang berlaku saat ini adalah per lima stasiun awal dikenakan Rp 5.000 dan per tiga stasiun selanjutnya Rp 1.000. Jadi misalnya kalau Jakarta-Bogor dengan 23 stasiun total Rp 9.000 saja.

"Nah per 1 Juli nanti per lima stasiun awal menjadi Rp 2.000 dan tiga stasiun selanjutnya Rp 500. Jadi Jakarta-Bogor Rp 5 ribu," katanya.

Kambing hitam asap Riau

Kebakaran hutan Riau.
Satuan Tugas Penegakan Hukum bekerjasama dengan SKPD terus berupaya menangkap para pelaku pembakaran lahan terkait kebakaran hutan menyebabkan kabut asap menyelimuti wilayah Riau hingga negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Sebanyak 16 tersangka hingga Jumat pekan lalu berhasil ditangkap.

Data diperoleh Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dua tersangka, yaitu Subari, 46 tahun, dan Hartono, 36 tahun, dibekuk anggota Kepolisian Resor Bengkalis. Mereka diduga membakar tanaman kelapa sawit di tanah seluas 75 hektar.

Sedangkan sepuluh tersangka: Hotman Purba, Katiman, Sukadi, Aswin, Rizal, Heriyadi Saputra, Eka Budi Arianto, Marlin Nasution, Mohammad Yasir, dan K.H. Johari ditangkap Kepolisian Resor Rokan Hilir karena diduga membakarlahan milik mereka seluas 65 hektar.

"Dampak lahan terbakar seluas 400 hektar," kata Sutopo melalui pesan BlackBerry diterima merdeka.com, Jumat pekan lalu. Sepuluh tersangka membakar lahan menggunakan bensin. Sebanyak 270 warga terpaksa mengungsi.

Kepolisian Resor Pelalawan menangkap dua pelaku pembakaran di Jalan Lintas Timur, Kelurahan Pangkalan, Kerinci, yakni Sumardi, 42 tahun, dan Shokai Aulto. Mereka diduga membakar lahan 1,5 hektar dengan memakai potongan ban bekas disiram bensin.

Sedangkan Kepolisian Resor Siak menahan Taufik, 21 tahun, karena diduga membakar lahan milik PT Rara Abadi seluas dua hektar. Api meluas hingga menghanguskan 20 hektar. Anggota Kepolisian Resor Dumai menangkap satu pelaku bernama Eka Saputra, 34 tahun. Dia diduga membakar lahan 50 hektar. 

Sedangkan satu kasus lahan terbakar seluas 48 hektar masih diselidiki. "Umumnya masyarakat membakar lahan untuk persiapan menanam dan agar lahan gambut menjadi lebih subur karena abu gambut menambah hara tanah," ujar Sutopo.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau Ajun Komisaris Besar Polisi Hermansyah mengatakan empat pelaku berinisial HP, S, S, dan T sudah ditahan mengakui perbuatan mereka kepada penyidik karena ada kegiatan bersih-bersih lahan. "Padahal kalau membersihkan lahan itu dilarang dengan membakar karena telah diatur dalam undang-undang," tuturnya.

Menanggapi itu, Muhnur Satyahaprabu, Manajer Kebijakan Dan Pembelaan Hukum Eksekutif Nasional Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), mengatakan 16 orang dijadikan tersangka hanya kambing hitam. Dia menambahkan 117 perusahaan perkebunan dan perusahaan Hutan Tanaman Industri bertanggung jawab terhadap kebakaran hutan dalam wilayah konsesi mereka. "Sebagai pemilik dan itu ada konsekuensinya."

Perempuan Mesir melahirkan saat protes di Tahrir

Protes Tahrir.
Seorang perempuan Mesir melahirkan di tengah massa berdemonstrasi di Alun-alun Tahrir, jantung Ibu Kota Kairo, Mesir. Insiden ini terjadi kemarin subuh.

Dokter bertugas di Tahrir, Aiman Zain, membantu proses persalinan itu. Bayi ini diberi nama Tamarud Muhammad. "Allah memberkati bayi revolusi baru bernama Tamarud," kata Zain seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (1/7).

Tamarud berarti pemberontak. Nama ini dipakai pula oleh gerakan akar rumput di Negeri Sungai Nil itu dalam demonstrasi antipemerintah. Unjuk rasa di seantero Mesir ini menuntut Presiden Muhammad Mursi baru menjabat setahun mundur.

Jutaan orang berkumpul di Tahrir hingga ke dekat istana presiden. Bentrokan terjadi di sejumlah tempat menewaskan dua orang dan melukai ratusan lainnya.

Gerakan rakyat Mesir ini mengklaim telah mengumpulkan 22 juta tanda tangan menuntut pemimpin dari kelompok Ikhwanul Muslimin itu segera lengser. Angka ini jauh lebih besar ketimbang sembilan juta suara dimenangkan Mursi dalam pemilihan umum tahun lalu.