Bosan mempreteli pesawat pengintai Amerika Serikat (AS), Iran berniat
merekayasa ulang pesawat siluman Sentinel RQ-170 yang jatuh di
wilayahnya. Teheran menggaet Rusia dan China untuk meneliti si burung
besi itu.
Namun, Barat meragukan teknologi Iran untuk merekayasa ulang si
burung besi itu. Anggota Parlemen AS dari Komisi Intelijen Mike Rogers
menyebut jatuhnya pesawat AS, sebagai mimpi buruk. Namun, Rogers
meremehkan kemampuan Iran untuk mampu membongkar dan menganalisis
pesawat berteknologi tinggi tersebut.
“Kabar baiknya: ketika mereka sibuk menghabiskan waktu untuk
membongkar dan merakit ulang, kita akan menghabiskan waktu membuat yang
baru, dan itulah perbedaan terbesarnya,” ujar Rogers.
Pemimpin redaksi Jane’s International Defence Review Nick Brown beda
penilaian. Menurut Brown, Iran cukup menguasai rekayasa ulang dan
mereka mempunyai banyak kemampuan tanpa bantuan pihak lain. Namun
dengan berbagi platform itu Iran bisa mendapatkan manfaat politik.
Tantangannya, kata Brown, bukan pada membangunnya, tapi membuatnya layak terbang.
“Ada algoritma rumit yang mengendalikan pesawat. Membuat obyek
berbentuk bumerang terbang sesuai dengan keinginan Anda adalah susah
dan hanya benar-benar mungkin dengan model penerbangan lanjutan,
komputer, dan perangkat lunak yang bagus,” imbuhnya.
“Saya tidak tahu tingkat keahlian ilmiah Iran. Tapi jika benar
Rusia dan China telah mengirim delegasi, maka mereka memiliki keahlian
itu. Teknologi pesawat tak berawak sangat penting bagi Iran, Rusia, dan
China, kata Elizabeth Quintana, seorang peneliti senior di Royal
United Services Institute.
Dia mempertanyakan bagaimana kondisi pesawat itu saat Iran
mendapatkannya. “Bisa saja pesawat itu sudah hancur. Nah versi yang
terlihat di klip video mungkin saja hasil rekonstruksi. Tapi jika
pesawat ini relatif utuh, tentu Iran bisa mengambil sedikit manfaat,”
urai Brown.
Pesawat AS seperti mainan baru bagi Iran. Beberapa bagian dari RQ-170
telah dilepas dari pesawat, sehingga tidak akan menawarkan banyak
hal yang baru. “Tapi tambang emas yang sebenarnya mungkin muatannya.
Kita tidak tahu muatan apa saja di sana, tapi mungkin ada sinyal
intelijen, sensor elektro-optik atau radar.”
Teheran bisa menguji dengan radar di ruang bebas gema untuk mengukur
seberapa terdeteksi benda itu. Iran juga bisa belajar beberapa bentuk
dan bahan pesawat yang dapat mengecoh radar.
Kata Brown, The RQ-170 tidak membawa senjata. Di bagian atas
pesawat ada pemindai atau struktur pelindung uplink satelit yang
mengirim informasi dari sensor ke stasiun pengendali pesawat.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon