Rabu, 26 Juni 2013

Iran Ajak China & Rusia Preteli Pesawat Amerika

Bosan mempreteli pesawat pengintai Amerika Serikat (AS), Iran berniat merekayasa ulang pesawat siluman Sentinel RQ-170 yang jatuh di wilayahnya. Teheran menggaet Rusia dan China untuk meneliti si burung besi itu.

Namun, Barat meragukan tek­nologi Iran untuk merekayasa ulang si burung besi itu. Ang­gota Parlemen AS dari Komisi In­telijen Mike Rogers menyebut jatuhnya pesawat AS, sebagai mimpi buruk. Namun, Rogers meremehkan kemampuan Iran untuk mampu membongkar dan menganalisis pesawat ber­tek­nologi tinggi tersebut.

“Kabar baiknya: ketika me­re­ka sibuk menghabiskan waktu un­tuk membongkar dan merakit ulang, kita akan menghabiskan waktu membuat yang baru, dan itulah perbedaan terbesarnya,” ujar Rogers.
Pemimpin redaksi Jane’s Inter­national Defence Review Nick Brown beda penilaian. Menurut Brown, Iran cukup menguasai re­kayasa ulang dan mereka mem­punyai banyak kemampuan tanpa bantuan pihak lain. Namun de­ngan berbagi platform itu Iran bi­sa mendapatkan manfaat politik.

Tantangannya, kata Brown, bukan pada mem­bangunnya, tapi mem­buat­nya layak terbang.
“Ada algoritma rumit yang me­ngen­dalikan pesawat. Membuat obyek berbentuk bumerang ter­bang sesuai dengan keinginan Anda adalah susah dan hanya benar-benar mungkin dengan model penerbangan lanjutan, komputer, dan perangkat lunak yang bagus,” imbuhnya.

“Saya tidak tahu tingkat ke­ah­lian ilmiah Iran. Ta­pi jika benar Rusia dan China telah mengirim delegasi, maka mereka memiliki keahlian itu. Teknologi pesawat tak ber­awak sangat penting bagi Iran, Rusia, dan China, kata Elizabeth Quin­tana, seorang peneliti senior di Royal United Services Institute.

Dia mempertanyakan bagai­mana kondisi pesawat itu saat Iran mendapatkannya. “Bisa saja pesawat itu sudah hancur. Nah versi yang terlihat di klip video mungkin saja hasil rekonstruksi. Tapi jika pesawat ini relatif utuh, tentu Iran bisa mengambil se­dikit manfaat,” urai Brown.

Pesawat AS seperti mainan baru bagi Iran. Beberapa bagian dari RQ-170 telah dilepas dari pesa­wat, sehingga tidak akan me­na­warkan banyak hal yang baru. “Tapi tambang emas yang sebe­narnya mungkin muatannya. Kita tidak tahu muatan apa saja di sana, tapi mungkin ada sinyal intelijen, sensor elektro-optik atau radar.”

Teheran bisa menguji dengan radar di ruang bebas gema untuk mengukur seberapa terdeteksi benda itu. Iran juga bisa belajar beberapa bentuk dan bahan pesa­wat yang dapat mengecoh radar.

Kata Brown, The RQ-170 ti­dak membawa senjata. Di ba­gian atas pesawat ada pe­min­dai atau struk­tur pelindung uplink satelit yang mengirim informasi dari sensor ke stasiun pengendali pesawat.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon