Jumat, 27 September 2013

Kisruh Ruhut mulai overdosis

Ruhut Sitompul .
Beberapa hari ini fokus media dan publik tertuju kepada sosok politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul . Ruhut yang didapuk menggantikan Gede Pasek Suardika sebagai Ketua Komisi III mendadak panen kecaman.

Banyak fraksi di Komisi III mengungkapkan penolakan mereka atas dipilihnya Ruhut sebagai Ketua Komisi III oleh fraksi Partai Demokrat. Bahkan, demi memperkuat pendapat dan membentuk opini, masalah keluarga mantan advokat itu diungkit kembali. Tak tanggung-tanggung, istri Ruhut, Anna Rudhiantina, ikut-ikutan menolak jika suaminya menjadi Ketua Komisi III DPR. Dia pun kembali membeberkan aib dan persoalan keluarga yang dilakukan Ruhut kepada dia dan anaknya.

Menanggapi konflik itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, angkat bicara. Menurut dia, permasalahan itu sebenarnya sepele dan tidak perlu melebar ke mana-mana, apalagi sampai menyeret persoalan keluarga. Tetapi, dia merasa hal itu belum tentu menurunkan pamor politik Ruhut.

"Bisa ya, bisa tidak. Tergantung Ruhut menyikapinya. Soal apakah nantinya publik akan melihat Ruhut sebagai politikus atau sebagai pribadi, itu hak masing-masing," kata Ray saat dihubungi merdeka.com lewat telepon seluler, Kamis (26/9).

Namun, Ray mengatakan sebenarnya akar permasalahan itu cuma sebatas perbedaan pandangan soal kapasitas Ruhut dalam memimpin. Tidak lebih. Dia pun menyesalkan ketika masalah itu seolah makin meluas dan menyeret masalah pribadi.

"Saya merasa bahwa inti isunya soal kapasitas Ruhut dalam memimpin Komisi III. Itu saja. Sekalipun mereka menolak, masalahnya sejauh mana kawan-kawan di Komisi III akan menyikapi persoalan itu dan mencari penyelesaiannya secara dewasa," ujar Ray.

Menurut pendapat pribadi Ray, dia juga merasa tidak yakin jika Ruhut mampu mengemban tugas memimpin Komisi III DPR. Dia menganggap Ruhut tidak terlalu cakap dalam memimpin. Tetapi, dia menganalisa sebenarnya hal ini bukan hanya strategi politik menjegal Ruhut.

"Ini bukan hanya resistensi kepada Ruhut, tapi ini adalah strategi partai-partai di DPR yang sasaran tembaknya adalah Demokrat," lanjut Ray.

Kendati demikian, Ray menyatakan polemik yang melibatkan Ruhut saat ini mulai kelewat batas. Dia menganggap mestinya persoalan pribadi tidak elok jika harus dikaitkan dengan politik. Menurut dia, jika hal itu dibiarkan malah hanya menambah pelik kemelut.

"Saya kira ini masalahnya mulai overdosis lah. Melebar ke mana-mana. Mestinya tidak perlu seperti itu. Ini kan cuma masalah politik saja," ucap Ray.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon