Kamis, 19 September 2013

Pengembangan kedelai lokal terkendala ketersediaan lahan

kedelai.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian tengah berupaya meningkatkan kapasitas produksi kedelai lokal menyusul harga kedelai impor yang melambung tinggi. Tetapi, hal itu tampaknya belum terwujud lantaran keterbatasan lahan di dalam negeri.

"Selama 6 tahun terakhir, luas lahan pertanian menurun sebesar 0,06 persen,"ujar Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Kementerian Pertanian Sarsito Wahono Gaib Subroto dalam diskusi bertajuk 'Peluang dan Tantangan Pengembangan Kedelai Nasional' yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Kamis (19/9).

Selain itu, pengembangan kedelai lokal juga terkendala oleh produktivitas petani yang rendah. Hal ini dipicu oleh harga kedelai lokal yang tidak kompetitif dan murah. "Selama 3 tahun terakhir, produksi menurun karena harga membuat mereka tidak bersemangat untuk menanam kedelai," terang Gaib.

Sementara itu, Pakar Pertanian Kedelai Institut Pertanian Bogor (IPB) Munif Ghulamahdi mengakui pengembangan kedelai lokal terkendala keterbatasan lahan. Menurut dia, hal ini disebabkan banyak lahan yang telah dikonversi pemanfaatannya.

"Sebagian besar lahan di Jawa mengalami konversi. Yang tadinya bisa buat tanam kedelai, tapi beralih untuk tanam yang lain," ujar Munif di tempat yang sama.

Munif menyarankan agar pemerintah mulai melirik lahan yang berada di luar Jawa karena masih memungkinkan. Hal ini perlu dilakukan agar program swasembada kedelai dapat dicapai. "Harusnya kita lari keluar Jawa. Cari saja lahan-lahan sawah yang baru ditanami sekali. Bergerak ke situ dulu saja," tutupnya.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon