![]() |
saham. |
Berita positif dari Moody's yang menaikkan outlook peringkat
Indonesia dari positif menjadi stabil tampaknya tidak serta merta
diikuti dengan kenaikan signifikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Laju IHSG pun masih latah terimbas laju variatif bursa saham Asia,
terutama laju HSI. Analis Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan,
berita negatif dari krisis likuiditas yang terjadi di China turut
mewarnai pasar. Pelaku pasar pun masih cenderung melakukan aksi jual.
Tidak hanya masalah di China, dari sisi internal pun juga
mempengaruhi laju IHSG. Utamanya soal dampak kenaikan harga BBM yang
merembet ke kenaikan biaya transportasi dan harga bahan pangan sehingga
menimbulkan kekhawatiran secara psikologis terhadap lonjakan inflasi.
"Akan tetapi, seiring mulai menghijaunya bursa saham Eropa, IHSG
mulai mencoba untuk rebound meski belum kembali menyentuh level
tertinggi di awal sesi," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu
(26/6).
Bursa saham Eropa mencoba untuk rebound dengan mulai adanya pelaku
pasar yang mencoba untuk bargain hunting terhadap saham-saham yang telah
melemah dalam.
Sementara itu, bursa saham AS diharapkan dapat rebound dengan asumsi
rilis durable goods orders dan new home sales serta rilis data-data
lainnya dapat direspon positif pelaku pasar.
Indeks saham Asia masih variatif seiring dengan masih adanya
kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis kas yang melanda perbankan
China akan mengganggu pertumbuhan ekonominya.
Pada perdagangan Rabu (26/6), IHSG diperkirakan berada pada support 4.350-4.400 dan resistance 4.468-4.500.
"Diharapkan laju pelemahan IHSG mulai dapat terbatas yang diiringi
dengan mulai berkurangnya aksi jual sehingga masih memungkinkan adanya
peluang rebound walau tipis," ucapnya.
Adapun pertimbangan saham-saham pada perdagangan hari ini antara lain
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Arwana Citramulia Tbk
(ARNA), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Panin Financial Tbk (PNLF),
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN), PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA), PT Ciputra Property Tbk
(CTRP), PT Sentul City Tbk (BKSL) dan PT Media Nusantara Citra Tbk
(MNCN).
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon