![]() |
Demonstrasi di Turki menolak mal. AFP |
Banyak hal mencetus terjadinya perubahan dalam suatu negara. Bahkan
negara dengan sistem demokrasi terhitung baik bisa bergejolak. Turki
memanas.
Turki menjadi satu negara di Timur Tengah yang mendapat predikat baik
soal demokrasi. Revolusi Arab bergema dari Libya hingga Suriah tak
sedikit pun menyenggol negara itu. Turki terakhir bergejolak pada 1980.
Pemerintah Turki patut diacungi jempol sebab mampu mengendalikan
rakyatnya namun ada saja pemantik dan kali ini warga tersulut rencana
merombak taman jadi pusat perbelanjaan.
Situs theconversation.com menuliskan (3/6), Taman Gezi menjadi
kebanggaan penduduk Kota Istanbul nampaknya bakal jadi sejarah jika
pembuatan pusat perbelanjaan terbesar se-Turki terealisasi. Jelas warga
tak sepakat lantaran ini salah satu ruang hijau di publik hingga pusat
budaya serta politik Istanbul, Taksim.
Gerakan menentang pembongkaran Taman Gezi dimulai akhir bulan lalu
akhirnya merangsek kekuatan 5.000 demonstran dalam unjuk rasa damai yang
digelar namun berakhir ricuh. Polisi mengepung taman dan menembakkan
gas air mata, meriam air serta peluru karet sebagai usaha membubarkan
mereka terlibat aksi itu. Pengunjuk rasa tak punya tempat untuk lari.
Kondisi ini jelas tak biasa mengingat Turki salah satu negara mayoritas muslim berpaham sekuler modern.
Paling menjadi sorotan saat sebuah gambar memperlihatkan salah satu
demonstran perempuan berpakaian merah disemprot wajahnya dengan gas air
mata. Foto ini cepat beredar di jejaring sosial. Perempuan tidak
diketahui namanya ini memicu perlawanan lebih kuat lagi.
Kemarahan massa terjadi seantero Turki. Ribuan warga di 67 wilayah
turun ke jalan sebagai protes dan menuntut Perdana Menteri Recep Tayyip
Erdogan untuk mundur. Mereka juga memberikan julukan diktator pada
Erdogan lantaran pada awalnya mengabaikan protes dan bilang yang terjadi
hanya provokasi kecil.
Dan, dia tetap tidak bergeming dari keputusannya mengubah Taman Gezi.
Dia pun mengaku bingung pada gelar barunya, "Mereka memanggil saya
diktator. Berarti mereka menyamakan dirinya dengan budak. Saya
kehilangan kata-kata," ujar Erdogan.
Sumber :
http://www.merdeka.com/dunia/saat-revolusi-hampir-mampir-di-turki.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon