![]() |
Aksi Latihan Pasukan KOSTRAD. ©Dokumentasi TNI |
TNI Angkatan Darat (AD) berencana membeli senjata jenis rudal anti-tank
bernama Javelin dari Amerika Serikat. Pembelian ini dilakukan sebagai
langkah untuk melakukan peremajaan alat utama sistem pertahanan
(alutsista) TNI yang sudah tua.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membenarkan hal itu. Namun menurutnya, pembelian itu masih dalam tahap perencanaan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Masih rencana," terang Purnomo usai rapat kerja dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (10/6).
Dia mengatakan, pembelian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan TNI AD, sekaligus sebagai langkah peremajaan alutsista.
"Ya ini sesuai dengan kebutuhan TNI AD. Pemerintah akan meremajakan sistem alat pertahanan," imbuhnya.
Selain itu, kerja sama yang dilakukan antara Amerika dan Indonesia dalam sistem persenjataan juga salah satu upaya transformasi teknologi.
"Tentu ini bagian dari persyaratan pembelian senjata," tutur dia.
Untuk diketahui, TNI berniat memborong peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat. Rudal ini mampu mengunci sasaran dan mengikuti ke manapun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa.
Rudal anti-tank baru bernama Javelin ini dipamerkan dan diperagakan penggunaannya usai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI Angkatan Darat dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC), beberapa waktu lalu.
Senjata ini telah dikembangkan sejak tahun 1998 oleh perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin dengan nama proyek Javelin Joint Venture. Produksinya sendiri dimulai tahun 1994 dan dikirimkan ke barak militer di Fort Benning, Georgia pada tahun 1996.
Untuk satu buah peluncur dan pelacak Javelin dipatok dengan harga senilai USD 126.000 atau sekitar Rp 1,2 miliar. Sementara rudal Javelin satuannya seharga USD 78.000 atau setara dengan Rp 756 juta.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membenarkan hal itu. Namun menurutnya, pembelian itu masih dalam tahap perencanaan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Masih rencana," terang Purnomo usai rapat kerja dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (10/6).
Dia mengatakan, pembelian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan TNI AD, sekaligus sebagai langkah peremajaan alutsista.
"Ya ini sesuai dengan kebutuhan TNI AD. Pemerintah akan meremajakan sistem alat pertahanan," imbuhnya.
Selain itu, kerja sama yang dilakukan antara Amerika dan Indonesia dalam sistem persenjataan juga salah satu upaya transformasi teknologi.
"Tentu ini bagian dari persyaratan pembelian senjata," tutur dia.
Untuk diketahui, TNI berniat memborong peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat. Rudal ini mampu mengunci sasaran dan mengikuti ke manapun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa.
Rudal anti-tank baru bernama Javelin ini dipamerkan dan diperagakan penggunaannya usai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI Angkatan Darat dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC), beberapa waktu lalu.
Senjata ini telah dikembangkan sejak tahun 1998 oleh perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin dengan nama proyek Javelin Joint Venture. Produksinya sendiri dimulai tahun 1994 dan dikirimkan ke barak militer di Fort Benning, Georgia pada tahun 1996.
Untuk satu buah peluncur dan pelacak Javelin dipatok dengan harga senilai USD 126.000 atau sekitar Rp 1,2 miliar. Sementara rudal Javelin satuannya seharga USD 78.000 atau setara dengan Rp 756 juta.
Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/tni-ad-berencana-beli-rudal-anti-tank-buatan-amerika.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon