Senin, 17 Juni 2013

Biar berasa wah di alam barzah


Alunan musik jazz terdengar nikmat di telinga. Seorang pria berbadan tambun dan berkulit putih terlihat asyik berenang. Di sisi kolam, tiga remaja berfoto bersama patung Bunda Maria menggunakan komputer tablet.

Di bagian lain, empat motor polisi pengawal terparkir di pinggir jalan menuju pemakaman mewah San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Suasana duka tidak terasa, tak ada tangisan. Hanya sekumpulan keluarga sedang bercengkerama dekat kantor pemasaran San Diego Hills Memorial Park.

Konsepnya memang begitu. Di sekitar kantor menuju ke areal pemakaman, peziarah akan dijamu pemandangan indah. Di sisi kanan danau terbentang luas dengan tangga berundak-undak menuju bibir danau. Kantor pemasaran di atas bukit ini juga dikelilingi taman bunga, masjid, dan gereja. Pusat jajanan juga tersedia.

Tidak ada kesan angker seperti pekuburan biasanya. Sebuah makam terlihat memiliki lebih dari sepuluh pilar mejeng di atas perbukitan. Para peziarah berkumpul di bawah tenda berwarna hijau. Setidaknya ada lima ucapan duka terpampang di jalan menuju masuk pemakaman.

Pemakaman mewah San Diego Hills Memorial Park terletak di Jalan Karawang Barat 2. Bermobil dari Jakarta tidak sampai satu setengah jam untuk tiba di sana. Lokasinya hanya satu kilometer dari keluar pintu tol Karawang Barat.

Bisnis liang lahat terus menjamur di tanah air. Dulunya, tempat peristirahatan terakhir ini tidak dikelola secara profesional dan umumnya merupakan tanah hibah masyarakat. Kini menjadi gemerlap dengan masuknya pihak swasta.

Tetapi untuk mendapatkan layanan premium itu, kocek dirogoh bisa hingga puluhan juta rupiah. Kalangan menengah ke atas menilai lahan pemakaman sudah harus disiapkan seperti asuransi kesehatan dan lainnya.

Pengamat sosial kemasyarakatan dari Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Fina Itriyati, mengakui ada perubahan gaya hidup, terutama masyarakat kelas menengah ke atas buat urusan liang lahat. "Kalau dulu masyarakat menggunakan tanah wakaf untuk peristirahatan terakhir, tapi karena status meningkat, kelas menengah ingin tetap ada simbol-simbol tertentu saat meninggal," katanya.

Kalangan itu, kata dia, meyakini kubur mewah menunjukkan status sosial penghuninya. mereka tidak ingin status sosial semasa hidup hilang ketika telah meninggal. "Matipun orang ingin statusnya tetap," ujar Fina.

Bermainnya swasta dalam bisnis alam barzah ini lantaran lahan pekuburan dikelola masyarakat atau pemerintah tidak lagi mencukupi.
 
Sumber :
http://www.merdeka.com/khas/kubur-mewah-demi-status-bisnis-liang-lahat-1.html

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon