![]() |
Tarif Angkutan Umum |
Kenaikan harga BBM subsidi dinilai cukup memberatkan masyarakat kelas
bawah di Indonesia. Salah satu sopir angkutan kota (angkot) yang
beroperasi di wilayah Bandung, Jawa Barat, Bowo (42) mulai mengeluh
turunnya pendapatan akibat biaya operasional yang meningkat.
"Setoran sih belum naik, tapi pendapatan berkurang," kata Bowo kepada merdeka.com di Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/6).
Bowo bercerita, Biasanya dia bisa membawa pulang sekitar Rp 150.000
per hari dari mengoperasikan angkutan kota sebanyak 4 sampai 5 kali
putaran trayek (rit). Untuk satu rit, Bowo biasa menghabiskan 3 liter
bensin atau sekitar Rp 15.000 dengan harga bensin Rp 4.500.
Sekarang, dengan harga bensin Rp 6.500 per liter, Bowo harus merogoh
kocek lebih dalam, sekitar Rp 20.000 untuk satu rit. "Biasa pendapatan
saya Rp 150.000, sekarang jadi Rp 100.000. Satu rit 3 liter. Saya biasa
4-5 rit. Itu sudah berapa sekarang," tutur Bowo.
Dengan demikian, dia terpaksa menaikkan tarif angkutan hingga 30
persen untuk menutupi biaya operasional yang sudah membengkak. "30
persen naik, biasanya Bandung-Cimindi itu Rp 3.000 jadi Rp 4.000.
Penumpang sudah ngerti kali yah, bensin sudah naik," ungkap Bowo.
Bowo yang sudah menjadi supir angkutan sejak tahun 1992 ini mengaku
termasuk dalam golongan masyarakat yang tidak berhak mendapatkan
kompensasi berupa BLSM dari pemerintah. Bowo merasa hal tersebut wajar
karena dirinya masih sanggup mendapatkan penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya kan gak dapat. BLSM kan buat orang yang gak mampu. Ya kalau
masih mampu, masih bisa punya pendapatan, ya masa mau sih? Ya ada juga
yang mampu tapi masih mau nerima (BLSM), saya juga heran. Gak setuju
BLSM kan cuma berapa bulan. Mendingan BLSM gak ada, soalnya nanti ke
depannya malah menyengsarakan," ungkap Bowo.
Kendati enggan menerima BLSM, Bowo mengaku, masa-masa menjelang Idul
Fitri dan masuk sekolah merupakan masa-masa yang cukup berat untuk
dihadapi. "Sekarang kan menghadapi lebaran dan anak sekolah, gak tahu
gimana ini. Saya punya anak 2, satu masuk SMP, yang kecil masuk SD. Coba
biaya berapa," ungkap Bowo.
Pendapatan Bowo terbantu oleh Istrinya yang memiliki warung klontong.
Bersama istrinya, Bowo mengaku beban biaya hidup bisa ditanggung
bersama. "Istri jualan kecil-kecilan. Ya kalau diri sini (menjadi supir
angkot) semua ya gak cukup. Jualan klontongan, seperti kopi, minuman
gelas itu. Harga (jualan di warung klontongan) jelas naik. Biasa jual Rp
500 jadi Rp 700," tutup Bowo.
Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/curhat-sopir-angkot-setelah-kenaikan-harga-bbm-subsidi.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon