Selasa, 25 Juni 2013

Ini bedanya JK-SBY hadapi Malaysia dan Singapura soal kabut asap

Jusuf Kalla.
Usai menggelar acara puncak Hari Anti Narkoba Nasional (HANI) di Istana Negara, Senin (24/6) sore kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden. SBY membahas mengenai kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera.

SBY gusar lantaran kebakaran itu asapnya sudah sampai ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Kegusaran semakin bertambah setelah kedua negara itu mengancam akan membawa masalah asap ini ke forum internasional.

Setelah menggelar rapat beberapa jam, SBY akhirnya memutuskan untuk mengambil alih penanganan pemadaman kebakaran hutan. SBY secara khusus menunjuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai komando. Sementara posisi pemerintah daerah di bawah koordinasi BNPB.

Selain memberikan wewenang kepada BNPB, SBY secara khusus juga meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia atas kabut asap yang menyelimuti kedua negara tersebut.

"Meminta maaf dan meminta pengertian saudara-saudara kita di Malaysia dan Singapura. Tentu tidak ada niat dari Indonesia atas apa yang terjadi ini," kata Presiden SBY kemarin.

Presiden mengatakan, Indonesia akan bertanggung jawab atas meluasnya asap akibat kebakaran hutan di wilayah Sumatera. "Apa yang terjadi kami bertanggung jawab terus untuk menghadapi permasalahan ini. Kami akan fokus menghadapi masalah ini," ujar SBY .

Sikap SBY ini seperti menandakan Indonesia lemah di mata Malaysia dan Singapura. Padahal, ada dugaan penyebab kebakaran hutan di wilayah Sumatera pelakunya adalah perusahaan Malaysia dan Singapura sendiri. Hal itu diperkuat dengan pernyataan beberapa menteri SBY sendiri. Salah satunya adalah Menlu Marty Natalegawa . Ia sebelumnya menegaskan, Indonesia tidak akan meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura. Bahkan, Menko Kesra Agung Laksono menyebut Singapura seperti anak kecil menyikapi kabut asap.

Cerita soal menghadapi Malaysia dan Singapura juga pernah dialami oleh Jusuf Kalla saat menjabat sebagai Wakil Presiden. Kasusnya pun sama, soal kabut asap kiriman dari Indonesia.

JK menceritakan kisah ketegasannya ini pada 2011 lalu. Saat masih menjabat wapres, ia berang kepada Malaysia, Singapura dan Jepang karena menuding Indonesia sebagai perusak lingkungan.

"Singapura dan Malaysia marah-marah dan minta Indonesia minta maaf. Saya bilang, apa minta maaf. Baru sebulan saja kena asap sudah minta permohonan maaf," kata JK saat itu.

Padahal, selama 11 bulan hutan di Indonesia selalu menghasilkan oksigen. Seharusnya, negara-negara seperti Malaysia dan Singapura berterima kasih kepada Indonesia.

"Kalau 11 bulan Singapura dan Malaysia berterima kasih karena diberi oksigen, baru saya pertimbangkan minta maaf," ujarnya.

Sayang, JK kini tak lagi menjabat sebagai Wapres karena berpisah dengan SBY pada Pilpres 2009 lalu. Seandainya JK menjabat sebagai Presiden atau Wapres, mungkin JK akan kembali marah kepada Singapura dan Malaysia, bukan meminta maaf.
 

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon