Ini cerita mutawatir, banyak orang yang meriwayatkannya. Oleh karena
itu, kesahihannya tidak diragukan lagi, dan saya telah mengonfirkasi
saksi utamanya, yakni yang punya cerita: KH Zubaduz Zaman, atau Gus Bad
dari Kediri.
Begini kisahnya. Dulu almagfurlah simbah Kiai Imam Kholil, pengsauh Pesantren MIS, Sarang-Rembang, Jawa Tengah, pernah memerintahkan santrinya untuk membuka tutup air tambak miliknya.
Begini kisahnya. Dulu almagfurlah simbah Kiai Imam Kholil, pengsauh Pesantren MIS, Sarang-Rembang, Jawa Tengah, pernah memerintahkan santrinya untuk membuka tutup air tambak miliknya.
Tambak
tersebut berisi ribuan ikan Bandeng siap panen harus dibuka, agar
Bandeng keluar ke sungai. Ide Kiai Imam itu muncul karena saat itu
sedang masa paceklik ikan, bahasa setempatnya "terak". Pada masa itu,
para nelayan sangat kesusahan mendapat ikan.
"Cung, mbrolen galengane, iwake ben metu" perintah Kiai Imam pada santrinya. Artinya, "Kang, buka saja pematangnya, biar ikan keluar semua. Setengah tidak percaya, tapi santri itu tidak berani nolak juga. Dia jawab, "Sendiko, Mbah."
Tak lama, si santri membuka pematang yang membendung air tambak pelan-pelan. Sambil menunggu Mbah Imam tidak kelihatan karena masuk ke ndalem. Ketika diperkirakan Mbah Imam sudah tidak kelihatan lagi, si santri segera menutup kembali galengan tersebut.
Tapi tiba-tiba Mbah Imam muncul di belakangnya dan mbentak, "Hei Cung, ojo ditutup neh. Dibuka wae, iwake ben golek konco!" "Hei, Kang, jangan ditutup lagi. Dibuka aja. Ikannya biar cari teman!" Si santri akhirnya tidak berani melanggar perintah lagi.
Setelah itu, banyak orang kampung cari ikan di sungai dan dapt ikan banyak. (Imam Baehaqi)
"Cung, mbrolen galengane, iwake ben metu" perintah Kiai Imam pada santrinya. Artinya, "Kang, buka saja pematangnya, biar ikan keluar semua. Setengah tidak percaya, tapi santri itu tidak berani nolak juga. Dia jawab, "Sendiko, Mbah."
Tak lama, si santri membuka pematang yang membendung air tambak pelan-pelan. Sambil menunggu Mbah Imam tidak kelihatan karena masuk ke ndalem. Ketika diperkirakan Mbah Imam sudah tidak kelihatan lagi, si santri segera menutup kembali galengan tersebut.
Tapi tiba-tiba Mbah Imam muncul di belakangnya dan mbentak, "Hei Cung, ojo ditutup neh. Dibuka wae, iwake ben golek konco!" "Hei, Kang, jangan ditutup lagi. Dibuka aja. Ikannya biar cari teman!" Si santri akhirnya tidak berani melanggar perintah lagi.
Setelah itu, banyak orang kampung cari ikan di sungai dan dapt ikan banyak. (Imam Baehaqi)
Sumber :
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,40458-lang,id-c,hikmah-t,Kiai+Imam+Sarang+dan+Ikan+Bandeng-.phpx
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon