Kamis, 20 Juni 2013

Meratapi ekspor asap Indonesia

Asap tebal dari Indonesia selimuti Singapura dan Malaysia. ©AFP Photo
Kabut memang memberikan kesan syahdu. Namun bagaimana bila kabut itu dihasilkan dari asap pembakaran lahan dan hutan? Demikian terjadi sekarang di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Mereka ketimpa kabut asap dari Indonesia.

Masalah ini terjadi saban tahun. Banyak warga negara itu mengutuk kabut asap Indonesia. Lin, 28 tahun, misalnya. Warga Singapura ini kesal lantaran penyakit asmanya semakin parah dengan adanya kabut asap tebal menyelimuti negaranya. Sebagian warga lain terganggu aktivitasnya. "Kalaupun nekat beraktivitas harus menggunakan masker tebal. Masker biasa tidak bisa melindungi. Asap terlalu tebal," ujar Lin.

Bahkan patung singa lambang negara Singapura di lokasi wisata Merlion hampir tidak terlihat. Kasus sesak nafas juga meningkat di beberapa rumah sakit seperti dilansir situs asiaone.com (20/6).

Di Malaysia sebanyak 211 sekolah di Negara Bagian Johor, Malaysia, terpaksa libur lantaran polusi asap. Pihak sekolah takut para murid terkena dampak negatif asap belum bisa ditolerir oleh sistem pernafasan mereka.

Menteri pendidikan Negeri Jiran Abdul Gofur Mahmud menerangkan asap sudah melewati tingkat bahaya menjadi sangat berbahaya. Angka bahaya berkisar 201-300 seperti ditakar Angka Indeks Polusi Udara Malaysia (API). Namun kali ini angka mencapai 301 bahkan kemarin puncaknya yakni 383.

Sebenarnya warga Malaysia sudah sering berdemonstrasi meminta pemerintahnya lebih tegas dan menggugat Indonesia lantaran ekspor asap ini.

Sebenarnya Indonesia telah berupaya membuat teknologi hujan rekayasa demi mengatasi kebakaran lahan dan hutan, paling tidak sejak 2005 usaha itu juga ikut melibatkan pemerintah Malaysia. Namun hingga kini realisasinya masih nol besar.

Sumber :
http://www.merdeka.com/dunia/meratapi-ekspor-asap-indonesia.html

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon