Meski tengah menghadapi ancaman pidana dalam kasus trafficking, NA (15),
siswi SMP swasta di Surabaya, Jawa Timur masih bisa mengikuti ujian
akhir semester. Sebab, polisi tidak melakukan penahanan dan merahasiakan
identitasnya. Perlakuan istimewa itu juga didapat beberapa korbannya
juga masih aktif mengikuti ujian kenaikan tingkat.
"Ya kami memang mendengar kabar itu dari media. Apalagi disebutkan sekolah di wilayah sini. Satu-satunya sekolah SMP di wilayah ini kan ya sekolah ini. Setelah kami cek, ternyata siswa-siswi kami semua lengkap tak ada yang ditahan," kata salah seorang guru di tempat NA mengenyam pendidikan, Selasa (11/6).
Guru tersebut juga mengatakan, dari sekitar kurang lebih 4 ratus siswa-siswinya, hari ini tengah mengikuti ujian kenaikan tingkat.
"Hari ini semuanya sedang mengikuti ujian. Jadi tak ada masalah dengan siswa-siswi kami. Kalau ada masalah ya tentunya pasti heboh, polisi juga akan mendatangi sekolah ini. Tapi nyatanya kan tidak ada apa-apa," elak dia sambil terus mengaku kalau tak satu pun siswanya bermasalah dengan hukum.
Sementara itu, keterangan dari pihak kepolisian, memang sengaja untuk merahasiakan identitas pelaku dan korban. Langkah itu dilakukan agar pelaku dan korban-korbannya tetap bisa meneruskan pendidikannya, apalagi mereka tengah menjalani ujian kenaikan tingkat di sekolahnya masing-masing.
"Memang kami sengaja merahasiakan identitas mereka (pelaku dan korban). Kasihan kalau sampai putus sekolah karena dikeluarkan dari sekolahnya hanya dengan alasan merusak citra sekolah. Iya kalau sekolahnya paham, kalau tidak kan kasihan anaknya," ungkap Kasubnit VC Unit Jatanum Polrestabes Surabaya, Iptu Teguh Setiawan.
Selain tempat sekolah NA, penyidik juga mengungkap, meski tidak menyebut nama sekolahnya, beberapa korban ada yang bersekolah di kawasan Manyar, ada di Jalan Pucang, Kenceran dan beberapa sekolah di kawasan lain yang ada di Surabaya.
"Mereka itu kan tidak satu sekolah, jadi semuanya beda-beda sekolah. Malah ada yang duduk di bangku SMA," ungkap penyidik.
Sebelumnya, kepolisian mengaku prihatin ketika berhasil mengungkap kasus human trafficking di salah satu hotel di Surabaya pada Sabtu malam lalu. Yang membuat polisi mengelus dada, pelakunya adalah pelajar SMP Swasta yang akan mengikuti ujian semester akhir pada hari Senin kemarin.
Gilanya lagi, pelaku juga tega menjual kakak kandungnya sendiri ke pria hidung belang dengan bandrol yang cukup fantastis. Rata-rata harga ABG yang dibanderol pelaku senilai Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.
Dan dengan alasan kemanusiaan dan masih anak-anak, polisi mengembalikan mereka ke orang tua masing-masing, dengan catatan tetap wajib lapor. Dengan demikian, mereka masih bisa meneruskan pendidikannya tanpa terganggu dengan masalah hukum yang dihadapinya.
"Ya kami memang mendengar kabar itu dari media. Apalagi disebutkan sekolah di wilayah sini. Satu-satunya sekolah SMP di wilayah ini kan ya sekolah ini. Setelah kami cek, ternyata siswa-siswi kami semua lengkap tak ada yang ditahan," kata salah seorang guru di tempat NA mengenyam pendidikan, Selasa (11/6).
Guru tersebut juga mengatakan, dari sekitar kurang lebih 4 ratus siswa-siswinya, hari ini tengah mengikuti ujian kenaikan tingkat.
"Hari ini semuanya sedang mengikuti ujian. Jadi tak ada masalah dengan siswa-siswi kami. Kalau ada masalah ya tentunya pasti heboh, polisi juga akan mendatangi sekolah ini. Tapi nyatanya kan tidak ada apa-apa," elak dia sambil terus mengaku kalau tak satu pun siswanya bermasalah dengan hukum.
Sementara itu, keterangan dari pihak kepolisian, memang sengaja untuk merahasiakan identitas pelaku dan korban. Langkah itu dilakukan agar pelaku dan korban-korbannya tetap bisa meneruskan pendidikannya, apalagi mereka tengah menjalani ujian kenaikan tingkat di sekolahnya masing-masing.
"Memang kami sengaja merahasiakan identitas mereka (pelaku dan korban). Kasihan kalau sampai putus sekolah karena dikeluarkan dari sekolahnya hanya dengan alasan merusak citra sekolah. Iya kalau sekolahnya paham, kalau tidak kan kasihan anaknya," ungkap Kasubnit VC Unit Jatanum Polrestabes Surabaya, Iptu Teguh Setiawan.
Selain tempat sekolah NA, penyidik juga mengungkap, meski tidak menyebut nama sekolahnya, beberapa korban ada yang bersekolah di kawasan Manyar, ada di Jalan Pucang, Kenceran dan beberapa sekolah di kawasan lain yang ada di Surabaya.
"Mereka itu kan tidak satu sekolah, jadi semuanya beda-beda sekolah. Malah ada yang duduk di bangku SMA," ungkap penyidik.
Sebelumnya, kepolisian mengaku prihatin ketika berhasil mengungkap kasus human trafficking di salah satu hotel di Surabaya pada Sabtu malam lalu. Yang membuat polisi mengelus dada, pelakunya adalah pelajar SMP Swasta yang akan mengikuti ujian semester akhir pada hari Senin kemarin.
Gilanya lagi, pelaku juga tega menjual kakak kandungnya sendiri ke pria hidung belang dengan bandrol yang cukup fantastis. Rata-rata harga ABG yang dibanderol pelaku senilai Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.
Dan dengan alasan kemanusiaan dan masih anak-anak, polisi mengembalikan mereka ke orang tua masing-masing, dengan catatan tetap wajib lapor. Dengan demikian, mereka masih bisa meneruskan pendidikannya tanpa terganggu dengan masalah hukum yang dihadapinya.
Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/tak-ditahan-siswi-smp-yang-jadi-mucikari-bisa-ikut-ujian.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon