Selasa, 03 September 2013

Google Diguncang Skandal Perselingkuhan

Salah satu pendiri Google, Sergey Brin, pakai kacamata pintar, Google Glass.
Google sedang diguncang skandal moral yang diduga melibatkan salah seorang pendiri perusahaan raksasa internet, Sergey Brin. Dia diduga berselingkuh dengan seorang staf Google.

Menurut The Exchange, Sabtu 31 Agustus, Brin apalagi telah berpisah dengan istrinya, Anne Wojcicki, yang juga CEO 23andMe selama enam tahun. Tentu saja isu selingkuh ini mengganggu nuansa perusahaan.

Versi Valleywag menyebutkan Brin berselingkuh dengan Amanda Rosenberg, manajer pemasaran Google Glass. Sedangkan versi laman AllThingD menyebutkan Brin terlibat skandal dengan salah satu karyawan yang masih dirahasiakan.

Aturan ketat
Skandal itu, jika benar, tentu menjadi ujian bagi kebijakan yang ditetapkan perusahaan.  Kode etik Google mengatur hubungan cinta antar karyawan tidak dianjurkan meski tidak dilarang segara tertulis.

"Hubungan romantis antarrekan kerja diperbolehkan, tergantung pada tugas dan fungsi pekerjaan masing-masing dari rekan kerja, sepanjang tidak menimbulkan konflik kepentingan," demikian aturan Google.

Ditegaskan pula, jika hubungan itu menciptakan konflik kepentingan, kode etik mengatakan akan dilakukan perubahan peraturan atau konsekuensinya salah satu pihak yang terlibat hubungan harus keluar dari Google.

Sejauh ini, belum diketahui apakah Brin sudah melaporkan hubungan spesialnya itu kepada Badan kehormatan atau dewan direksi Google, seperti yang diatur dalam kode etik perusahaan.

Brin memang tidak mengurusi Google Glass, tapi ia mendukung kampanye perangkat wearable Google itu. Bersama Rosenberg, Brin tercatat mengkampanyekan Google Glass dalam sebuah acara di New York.

Ibarat Drama
Skandal ini menjadi bak drama percintaan, mengingat Rosenborg merupakan mantan pasangan Wakil Presiden Google untuk divisi Android, Hugo Barra. Barra diketahui keluar dari Google dan dikabarkan bergabung dengan perusahaan ponsel pintar China, Xiaomi. Sedangkan versi lain menyebutkan, keluarnya Barra tidak ada kaitannya dengan skandal tersebut.

Skandal itu mengundang keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya publisher situs Corporate Governance, James McRitchie. "Hubungan antara eksekutif senior dan karyawan yang lebih junior menimbulkan banyak sekali kekhawatiran," ujar McRitchie.

Ia berpendapat berkencan dengan bawahan merupakan ide yang buruk dari sudut perusahaan. Pasalnya itu akan berdampak pada kinerja dan kenyamanan dalam menjalankan pekerjaan.

Keprihatinan lain disampaikan mantan eksekutif di Hitachi Data dan IBM,  Jim Balassone.  "Mengapa Anda mengecilkan kebijakan terkait jenis hubungan ini? Ini karena akan memunculkan kekuatan yang berbeda, mungkin tekanan yang tak semestinya atau konflik kepentingan," ketus Balassone yang kini bertanggungjawab di program etika bisnis di Markkula Center for Applied Ethics Santa Clara University.

Balassone menambahkan konsekuensi hubungan itu bisa jadi meledak dan menyebabkan kerugian besar.

Skandal memalukan dalam dunia teknologi sebelumnya pernah terjadi. Mantan CEO Hewlett Packar Mark Hurd diminta lengser akibat tuduhan hubungan terlarang dengan karyawannya, Jodei Fisher. Wanita ini menuduh Hurd memaksanya untuk menjalankan hubungan seksual.

Dewan HP akhirnya memutuskan terdapat pelanggaran kebijakan perusahaan  dan kemudian meminta Hurd bertanggungjawab atas penyimpangan itu. Diketahui HUrd dan Fisher akhirnya melakukan kesepakatan pribadi.

Skandal itu sebenarnya sudah disampaikan adik ipar Brin, Susan Wojcicki yang menjabat Wakil Presiden Senior Iklan dan Perdagangan Google. Tapi Susan hanya melapor ke CEO Google, Larry page, bukan langsung ke Brin.

Meski diguncang skandal, David Costanza, profesor kepemimpinan dan psikologi personal George Washington University yakin isu itu tidak akan berpengaruh pada dominasi perusahaan.

"Kecuali ada sesuatu yang secara terang berdampak secara metarial bagi perusahaan. Saya menduga ini bukan masalah yang akan dilupakan oleh siklus berita berikutnya," kata Costanza.

Sampai saat ini Google belum memberikan tanggapan atas skandal ini.


Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon