Selasa, 10 September 2013

Penembakan polisi, balas dendam terhadap cara kerja Densus 88

Jenazah Bripka Sukardi.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menilai, rangkaian aksi penembakan terhadap polisi, termasuk yang terjadi di depan Gedung KPK tadi malam yang menewaskan Bripka Sukardi, merupakan reaksi dari sekelompok orang tertentu terhadap cara kerja kepolisian, terutama Densus 88 dalam aksinya memberantas teroris.

"Saya amat prihatin terhadap korban dari pihak Polri karena berkali-kali. Sudah empat kali dan saya berharap jangan ada yang kelima kali," kata Bambang saat meninjau olah TKP penembakan Bripka Sukardi di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (11/9).

"Saya melihat (penembakan) kali ini sebagai reaksi daripada cara kerja Polri itu sendiri di mana kalau aksi ini polisi mensinyalir merupakan suatu terorisme, maka perlu dibenahi atau mawas diri bagi polisi. Khususnya bagi Densus 88, di mana tindakan Densus 88 itu perlu dibenahi jangan terlalu berlebihan, yang saya katakan di luar kemanusiaan," imbuh Bambang.

Pengajar di PTIK ini mengatakan, berbagai kasus penembakan terhadap polisi merupakan puncak aksi reaksi. "Reaksinya karena tindakan polisi, yang paling tepat itu di Densus. Kalau yang lainnya ya tidak berapa lah. Cuman dampaknya ke polisi lalu lintas, polisi samapta, kan kasihan juga," ujarnya.

Bambang berpesan, Polri harus mawas diri dengan cara kerja mereka selama ini. Khususnya cara Densus 88 dalam menyikapi kasus-kasus terorisme harus lebih manusiawi.

Siapa kelompok yang berada di balik aksi-aksi penembakan ini, Bambang menyatakan tentu saja mereka adalah kelompok ekstremis.

"Ya kalau saya melihat ini ekstremis ada di Indonesia. Tapi ekstremis ini bermacam-macam bentuknya ada yang kecewa dengan pembangunan nasional, ada yang kecewa dengan permasalahan polisi yang berkembang, ada yang kecewa dengan permasalahan ekonomi. Ada yang kecewa dengan permasalahan pembinaan agama, banyak aspek yang harus dikaji," pungkasnya.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon