Kebutuhan rakyat akan transportasi yang murah tidak bisa dihindarkan. Apalagi, dengan adanya kenaikan harga BBM.
Pemerhati transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko
Setijowarno menyayangkan transportasi murah belum direspon oleh sebagian
besar bupati, wali kota dan gubernur di Indonesia.
"Untuk membangun transportasi tersebut harus kerja keras, ikhlas dan cerdas," ujar Djoko, kepada Republika, Rabu (19/6).
Menurut dia, sebagian besar pejabat daerah hanya memahami bahwa untuk
menciptakan transportasi yang efisien hanya bergantung pada
infrastruktur jalan raya. Transportasi umum, kata dia dipandang kurang
begitu penting.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, ia cukup mengapresiasi adanya
perbaikan dalam hal fasilitas transportasi. Pemda sudah mulai
menertibkan pedagang kaki lima untuk menambah kapasitas jalan. Selain
itu, penambahan armada bus trans-Jakarta menurut dia juga sudah lebih
banyak dibandingkan sebelumnya.
Dalam sebuah penelitian, kata dia, masyarakat menengah ke bawah di
Indonesia menghabiskan sekitar 25-30 persen dari pendapatan per bulan
untuk biaya transportasi. Padahal, standar Bank Dunia umumnya biaya
transportasi hanya sekitar 10 persen dari pendapatan.
Di Cina, presentasi transportasi terhadap pendapatan hanya 7 persen.
Singapura bahkan bisa menekan pengeluaran untuk transportasi hanya
sekitar 3 persen dari pendapatan.
Kenaikan BBM, kata dia bisa membuat beban terhadap ongkos
transportasi makin tinggi jika pemerintah tidak menyediakan transportasi
murah. Djoko menjelaskan, di luar negeri, semua transportasi umum
mendapat insentif dari negara. Sementara, kendaraan pribadi diberikan
disinsentif.
Insentif yang diberikan untuk kendaraan umum antara lain berupa
subsidi BBM. Pemerintah setempat umumnya mempermudah perizinan dan
pembebasan bea masuk. Bagi kendaraan pribadi, dikenakan disinsentif
berupa tarif parkir yang mahal. Pajak kendaraan juga dikenakan dengan
tarif yang cukup tinggi.
Bunga bank untuk kredit kendaraan pribadi, kata dia sangat tinggi.
Sementara, di Indonesia justru sebaliknya. Bunga kredit untuk pembelian
kendaraan pribadi lebih rendah dibandingkan untuk kendaraan umum. Untuk
bajaj, misalnya, bunga kredit mencapai 9-10 persen.
"Harus disadarkan kepada badan eksekutif dan legislatif akan pentingnya transportasi massal itu," katanya.
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/19/momudg-bbm-naik-warga-perlu-transportasi-murah
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon