Selasa, 25 Juni 2013

Hujan kurangi polusi asap kebakaran hutan di Pekanbaru

Kebakaran hutan di Riau.
Hujan dengan intensitas ringan yang mengguyur Kota Pekanbaru berhasil mengurangi kepulan kabut asap kebakaran hutan yang menyelimuti kota itu. Sejumlah warga mengaku udara pagi ini terasa lebih segar dibandingkan sebelumnya yang sesak akibat asap.

Jarak pandang di beberapa daerah juga lebih baik, setelah sebelumnya menurun drastis hingga tinggal berkisar 200-300 meter.

"Untuk pertama kalinya saya kembali membuka pintu rumah supaya udara masuk, setelah seminggu penuh ditutup akibat asap," kata warga Pekanbaru, Sri Ambarwati (60), Rabu (26/6).

Seperti diketahui, hujan dengan intensitas ringan sempat terjadi di Pekanbaru pada Selasa (25/6) petang. Meski belum merata, warga sangat bersyukur karena hujan sudah mengakibatkan udara terasa lebih bersih.

"Setelah hujan itu, udara pada malam hari jadi lebih dingin. Berbeda dari sebelumnya yang panas dan gerah," ujarnya seperti dilansir Antara.

Dia berharap hujan akan terus turun dengan lebih lebat agar asap dan kebakaran bisa segera ditanggulangi. Hujan dengan intensitas ringan juga sempat terjadi di Kota Dumai, kemarin.

Meski hanya berlangsung sekira 15 menit, warga sudah bersyukur karena pekatnya asap membuat umat muslim di daerah itu sempat menggelar salat Istisqa berjamaah untuk meminta hujan kepada Tuhan.

Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Kasiarudin mengatakan kondisi udara di beberapa daerah seperti Dumai dan Kabupaten Bengkalis sudah masuk dalam kategori berbahaya akibat polusi asap sisa kebakaran. Data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di daerah itu sempat melebihi 400 psi, sedangkan Kota Pekanbaru pada beberapa hari terakhir kualitas udaranya dalam kondisi tidak sehat.

Pemerintah melalui Satgas Tanggap Darurat Asap terus meningkatkan upaya pemadaman kebakaran dan penanggulangan asap di Riau dengan berbagai cara, salah satunya modifikasi cuaca. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak Sabtu lalu sudah menebar hingga 11 ton garam untuk menyemai awan dalam proses hujan buatan.

Koordinator Lapangan Modifikasi Cuaca BPPT Erwin Mulyana sempat mengatakan peluang keberhasilan hujan buatan di Riau makin meningkat setelah badai siklon tropis di Utara Indonesia mulai memasuki daratan. Sebelumnya badai tersebut membuat penyemaian awan kurang optimal karena cuaca lebih kering, angin bertiup sangat kencang dan menyedot uap air dari udara Riau.
 

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon