![]() |
Gedung Bakrie. |
Beberapa bulan lalu, Direktur Utama & CEO BNBR Bobby Gafur Umar
tidak memasukkan VIVA dalam perusahaan Bakrie yang prospeknya cerah
tahun ini. Saat itu, Gafur hanya menyebut dua anak usaha BNBR yang
prospeknya cerah tahun ini yakni PT Bakrie Building Industries (BBI) dan
PT Bakrie Tosanjaya (BTJ).
Penjualan saham VIVA pun ramai dibicarakan. Namun, hingga saat ini
belum ada kejelasan siapa yang memiliki peluang paling besar menguasai
perusahaan media milik Aburizal Bakrie tersebut.
Keluarga Bakrie disebut-sebut akan menjual perusahaan yang terdiri
dari stasiun TV berita tvOne, antv dan portal berita VIVA.co.id itu
sebesar USD 1,2 miliar (Rp 11,5 triliun) hingga USD 2 miliar.
Awalnya, taipan media Hary Tanoesoedibjo
mengakui telah melakukan pembicaraan dengan pihak Bakrie. Hary Tanoe
membidik 51 persen saham Bakrie di tubuh VIVA. Alasannya, sebagai sesama
pengusaha media, HT ingin membantu Bakrie.
Hary Tanoe dikabarkan telah menawar USD 2 miliar (Rp 19,5 triliun)
untuk membeli saham VIVA. Namun, rencana ekspansi bos MNC Grup ini
terhenti di tengah jalan. Saat itu, HT menyebut bahwa tvone dan antv
batal dijual oleh Bakrie.
Tidak hanya Hary Tanoe yang kepincut menguasai VIVA. CT Corps yang
berada di bawah kendali Chairul Tanjung (CT) juga terang-terangan
menyatakan keinginannya membeli saham perusahaan media milik Aburizal Bakrie tersebut. Bahkan, CT terlihat lebih ngotot membeli VIVA.
Indikatornya terlihat dari dana yang disiapkan CT yang disebut-sebut
mencapai USD 1,8 miliar untuk membeli saham VIVA. CT Corp saat ini sudah
menjadi pengendali beberapa media, diantaranya adalah stasiun Trans 7,
Trans TV, dan media online detik.com.
Bahkan, CT menantang keseriusan Bakrie menjual VIVA. Pihak Bakrie
menyebut bahwa saham VIVA akan dijual jika ada penawar yang menyiapkan
dana selangit.
Yang terbaru, muncul nama baru. Adalah CEO VIVA Erick Thohir yang
disebut-sebut memiliki peluang paling besar menguasai VIVA. Presiden
Komisaris VIVA Anindya Bakrie sama sekali tidak lagi menyinggung soal
tawaran Chairul Tandjung (CT) dan Hary Tanoesoedibjo (HT).
Anindya lebih memilih koleganya di internal perusahaan untuk menjadi
penguasa VIVA. "Saya sebenarnya milihnya sih ke ET (Erick Tohir) karena
dia CEO nya," ujarnya usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) VIVA di di Studio ANTV, Komplek Rasuna Epicentrum, Jakarta, Rabu
(5/6).
Erick sendiri sesungguhnya juga masuk jajaran pengusaha media.
Melalui kelompok Mahaka, Erick adalah pemilik surat kabar Republika.
Entah pernyataannya tersebut hanya sekadar lelucon atau Anindya ingin
memberi sinyal kepada dua penguasa media yang sebelumnya berambisi
menguasai VIVA untuk menaikkan penawarannya. Sebab, Anindya melihat dua
media televisi yang bernaung di grup VIVA, tengah mengalami pertumbuhan
sangat pesat.
Tapi ada faktor lain yang mungkin menjadi bahan pertimbangan. Sebab,
jelang pemilu 2014 perseroan berambisi terus menggenjot kinerja dengan
Viva untuk meraup keuntungan.
"Ini andalan semua dan bisa disampaikan antv dan tvOne selalu membuat
record dalam pendapatan karena program keduanya bagus yang satu
entertainment dan berita," ungkapnya.
Dengan munculnya satu nama tersebut, semakin menarik untuk menanti siapa yang bakal menjadi penguasa VIVA.
Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/siapa-sanggup-kuasai-viva.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon