Minggu, 25 Agustus 2013

Apa ciri film porno produksi Yakuza?

Maria Ozawa (Miyabi).
Mafia Jepang Yakuza diketahui sudah merambah ke Indonesia. Mereka melakukan pencucian uang dan menginvestasikan dana haram mereka pada beberapa perusahaan. Di Jepang, salah satu sumber dana Yakuza adalah pelacuran dan bisnis DVD porno.

Dari DVD Porno saja penghasilan per bulan minimal 3 juta yen, atau sekitar Rp 300 jutaan dari satu toko. Sabtu 12 April 2013, polisi menggerebek tiga orang penjual DVD porno di daerah Toshima Ikebukuro, Tokyo. Polisi menyita 20.000 piringan cakram DVD porno.

Film porno di Jepang sebenarnya diperbolehkan alias legal. Syaratnya, alat kelamin harus disensor atau diburamkan. Produser film wajib menyensornya sendiri sebelum diedarkan. Nah, Yakuza tak mau menyensor DVD porno. Inilah yang membedakan film mereka dengan yang legal.

"Penjualan DVD dan film porno yang tidak diperbolehkan di Jepang adalah yang tanpa sensor. Bagian alat kelamin harus disensor, di mozaik, atau dihitamkan, atau diburamkan supaya tidak jelas terlihat. Apabila tidak dilakukan, maka yang bersangkutan akan terkena pidana dan atau hukuman," kata Richard Susilo dalam buku 'Yakuza Indonesia' terbitan Kompas tahun 2013.

Richard mencatat sejak 2010-2013, sedikitnya sudah delapan kali polisi menggerebek toko DVD porno milik Yakuza. Hukuman untuk mereka kalau tidak denda maka penjara.

"Para pelaku biasa berhitung. Dengan denda yang dibayar sedikitnya 5 juta yen atau Rp 500 juta, dibanding omset yang diperoleh. Kalau masih jauh lebih besar omset yang diperoleh, maka mereka akan tetap melakukan lagi setelah membayar denda," jelas Richard.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon