Menteri Keuangan Chatib Basri. |
Tren pelemahan rupiah masih akan berlanjut hingga awal tahun 2014.
Meski demikian, pemerintah masih optimistis bahwa nilai tukar rupiah
rata-rata pada tahun 2014 adalah Rp 9.750 per dollar AS.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan M Chatib Basri dalam Rapat
Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (27/8/2013). Hal itu merupakan jawaban
pemerintah atas pandangan umum fraksi- fraksi DPR terhadap Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2014.
Nilai tukar rupiah selama beberapa pekan terakhir terus
berfluktuasi di atas Rp 10.000 per dollar AS. Bahkan, pada Selasa
kemarin nilai rupiah di pasar spot mencapai Rp 11.335 per dollar AS.
Dalam paparannya, Chatib menyebutkan empat faktor eksternal yang
akan memberikan tekanan pada rupiah. Pertama adalah kebijakan pengetatan
stimulus moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat yang diperkirakan
dikeluarkan pada akhir tahun 2013.
Kedua, muncul kekhawatiran investor terhadap perkembangan ekonomi
di negara-negara emerging market, terutama China, India, dan Brasil.
Ini berdampak pada aktivitas transaksi perekonomian di pasar
internasional.
Ketiga, gejolak harga minyak dunia akibat gejolak geopolitik beberapa negara produsen di kawasan Timur Tengah.
Keempat, mengecilnya selisih suku bunga Bank Indonesia dan suku
bunga dunia sehingga membuat investor mulai tertarik untuk mengalihkan
modal ke Indonesia.
Meskipun demikian, menurut Chatib, pemerintah tetap memasang
target nilai tukar rupiah tahun 2014 di level Rp 9.750 per dollar AS.
Alasannya, sejauh pemerintah bisa menjaga stabilitas perekonomian,
meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, dan menaikkan prospek
pertumbuhan ekspor komoditas andalan, pelemahan rupiah bisa ditekan.
Hal itu secara konkret akan ditempuh melalui empat paket
kebijakan ekonomi yang diumumkan per 23 Agustus. Di antaranya adalah
pemberian insentif serta keringanan pajak kepada industri padat karya
dan padat modal yang 30 persen hasil produksinya diekspor. Pemerintah
juga akan melonggarkan prosedur kuota serta clean and clear berkaitan
dengan ekspor mineral. Hal ini untuk meningkatkan ekspor.
Guna mengurangi impor, pemerintah menaikkan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM) dan barang impor bermerek. Dari rata-rata 75
persen, PPnBM dinaikkan menjadi 125-150 persen. Bersama dengan langkah
memperbesar porsi biodiesel dalam solar, langkah tersebut diharapkan
mengurangi impor.
Realisasi nilai tukar rupiah pada 2009-2010 selalu di bawah asumsi. Sejak tahun 2011, realisasi selalu di atas asumsi.
Tahun 2011, dari asumsi Rp 8.700 per dollar AS, realisasinya Rp
8.779 per dollar AS. Tahun 2012, dari asumsi Rp 9.384 per dollar AS,
realisasinya Rp 9.990 per dollar AS.
Tahun 2013, diasumsikan Rp 9.600 per dollar AS. Akan tetapi, tren
menunjukkan rupiah terus melemah. Beberapa waktu terakhir bahkan
realisasinya terus di atas Rp 10.000 per dollar AS.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon