Minggu, 25 Agustus 2013

Pelemahan Rupiah untungkan petani daerah

pertanian.
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara (Malut) menyatakan pelemahan Rupiah terhadap Dolar seperti yang terjadi saat ini justru sangat berdampak positif bagi petani di Maluku Utara (Malut).

Kepala BI Perwakilan Malut, Budiyono, mengatakan pelemahan Rupiah justru menguntungkan bagi petani yang memiliki komoditas ekspor. Beberapa komoditas tersebut seperti cengkeh, pala dan lain sebagainya.

"Kalau lemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar jangan dilihat dari sisi negatifnya," katanya seperti dilansir Antara di Ternate, Minggu (25/8).

Dia melanjutkan, pelemahan Rupiah tidak akan mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat Malut, karena yang berdampak terhadap lemahnya Rupiah ini ialah para konsumen barang impor seperti kendaraan roda dua maupun roda empat, peralatan elektronik.

Pasalnya, barang-barang impor yang masuk di Maluku Utara sifatnya bukan masuk dalam kebutuhan primer, namun hanya pelengkap.

BI Perwakilan Malut mengungkapkan bahwa sejauh ini, di Ternate, secara umum tidak ada masyarakat yang melakukan aksi borong atau jual Dolar. "Transaksi di Ternate itu relatif sedikit baik secara tunai maupun non tunai, untuk kota Ternate, maupun berbagai daerah lainnya di Malut masih relatif sedikit," ujarnya.

Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (23/8) sore bergerak melemah sebesar 115 poin menjadi Rp 10.975 dibanding sebelumnya Rp 10.860 per USD. Posisi terendah nilai tukar Rupiah sempat berada di level Rp 11.095.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon