Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara (Malut) menyatakan
pelemahan Rupiah terhadap Dolar seperti yang terjadi saat ini justru
sangat berdampak positif bagi petani di Maluku Utara (Malut).
Kepala BI Perwakilan Malut, Budiyono, mengatakan pelemahan Rupiah
justru menguntungkan bagi petani yang memiliki komoditas ekspor.
Beberapa komoditas tersebut seperti cengkeh, pala dan lain sebagainya.
"Kalau lemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar jangan dilihat dari sisi
negatifnya," katanya seperti dilansir Antara di Ternate, Minggu (25/8).
Dia melanjutkan, pelemahan Rupiah tidak akan mempengaruhi aktivitas
ekonomi masyarakat Malut, karena yang berdampak terhadap lemahnya Rupiah
ini ialah para konsumen barang impor seperti kendaraan roda dua maupun
roda empat, peralatan elektronik.
Pasalnya, barang-barang impor yang masuk di Maluku Utara sifatnya bukan masuk dalam kebutuhan primer, namun hanya pelengkap.
BI Perwakilan Malut mengungkapkan bahwa sejauh ini, di Ternate,
secara umum tidak ada masyarakat yang melakukan aksi borong atau jual
Dolar. "Transaksi di Ternate itu relatif sedikit baik secara tunai
maupun non tunai, untuk kota Ternate, maupun berbagai daerah lainnya di
Malut masih relatif sedikit," ujarnya.
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Jumat (23/8) sore bergerak melemah sebesar 115 poin
menjadi Rp 10.975 dibanding sebelumnya Rp 10.860 per USD. Posisi
terendah nilai tukar Rupiah sempat berada di level Rp 11.095.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon