Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak kantor Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, Selasa (27/8/2013) sore. Beberapa warga mengeluhkan lamanya pelayanan di kantor tersebut. |
Gubernur DKI Joko Widodo tampaknya tahu betul bagaimana menjaga perasaan
anak buah. Meski banyak persepsi miring soal kinerja mereka, Jokowi
tetap membelanya.
Suasana Kantor Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (27/8/2013), cukup ramai oleh belasan warga yang hendak mengurus mulai dari SKTM, KTP, dan sebagainya sedangkan petugas loket tampak belum hadir. Mereka tengah shalat zuhur.
Seusai shalat, para petugas tidak langsung bekerja melayani warga. Ada yang makan terlebih dahulu, ada yang berdiri di luar loket sambil mengobrol. Hal itu pun membuat nomor urut digital di loket, tak kunjung bergerak dan tertahan di angka 024.
Melky Yulius (28), salah seorang warga, mengeluhkan lambannya pelayanan di sana. Dia mengaku telah menunggu sekitar tiga jam, dan dokumen pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu itu pun tak disentuh oleh abdi masyarakat itu.
"Petugasnya habis shalat enggak balik-balik ke loket. Kita jadi nunggu lama," ujar Melky.
Al Marcel (42), warga lainnya, juga menyayangkan hal itu. Padahal, menurutnya, fasilitas di kelurahan tersebut telah baik secara fisik. Ruangan luas, udara cukup sejuk, deretan bangku tertata rapi, loketnya pun terbuka. Persis seperti yang diinginkan orang nomor satu di Kota Jakarta tersebut.
"Tapi sayangnya tidak diimbangi sama sumber daya manusia yang baik. Lelet sekali," ujarnya.
Bahkan, warga lainnya juga mengemukakan, ada petugas kelurahan yang memungut biaya sukarela dengan besaran bervariasi antara Rp 5.000 hingga Rp10.000 di setiap pelayanan kelurahan. Apa kata Jokowi?
Jelang siang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyidak pelayanan kelurahan itu. Semua PNS seperti kalang kabut. Bahkan, piring dengan isi macam-macam gorengan sampai ditaruh di atas rak sepatu saking ingin membersihkan meja kerja dari "hal-hal yang dianggap berbau kerja santai".
Seketika, pelayanan kembali normal. Warga dipanggil menurut nomor antrean, diawasi langsung oleh pimpinan tertinggi di Ibu Kota. Lantas, apa komentar Jokowi mendapati situasi tersebut?
"Ini udah baik. Meski harusnya di bawah satu jamlah. Tapi kalau antrenya panjang, ya memang lama tadi kan banyak tuh yang antre," ujar Jokowi.
Menurutnya, pelayanan kelurahan dan kecamatan kini sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Jika untuk mengurus SKTM atau KTP bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu, sekarang minimal hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja.
"Jadi jangan harap satu menit dua menit langsung jadi. Enggak bisa juga," lanjut Jokowi tertawa sambil didukung oleh beberapa petugas kelurahan.
Soal pungutan, Jokowi tampak berhati-hati sekali mengeluarkan pernyataan. Ia hanya mengatakan, sebuah perubahan harus diikuti dengan pikiran positif agar perubahan itu berjalan maksimal.
"Kalau ada perubahan, harus dikasih penghargaan, jangan dipikirannya negatif melulu," ujarnya.
Mendengar jawaban Jokowi, beberapa petugas kelurahan sekaligus sang lurah yang sebelumnya sempat berwajah tegang akibat pertanyaan wartawan itu, seketika tersenyum. Mereka tampak lega mendengar jawaban dari mulut gubernur itu.
Di akhir sidak, saat berjalan ke mobilnya, Jokowi pun memperingatkan wartawan agar menjaga perasaan anak buahnya yang tengah membangun sistem. "Pertanyaannya jangan begitu dong, di depan begitu," ujar Jokowi sambil setengah berbisik.
Suasana Kantor Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (27/8/2013), cukup ramai oleh belasan warga yang hendak mengurus mulai dari SKTM, KTP, dan sebagainya sedangkan petugas loket tampak belum hadir. Mereka tengah shalat zuhur.
Seusai shalat, para petugas tidak langsung bekerja melayani warga. Ada yang makan terlebih dahulu, ada yang berdiri di luar loket sambil mengobrol. Hal itu pun membuat nomor urut digital di loket, tak kunjung bergerak dan tertahan di angka 024.
Melky Yulius (28), salah seorang warga, mengeluhkan lambannya pelayanan di sana. Dia mengaku telah menunggu sekitar tiga jam, dan dokumen pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu itu pun tak disentuh oleh abdi masyarakat itu.
"Petugasnya habis shalat enggak balik-balik ke loket. Kita jadi nunggu lama," ujar Melky.
Al Marcel (42), warga lainnya, juga menyayangkan hal itu. Padahal, menurutnya, fasilitas di kelurahan tersebut telah baik secara fisik. Ruangan luas, udara cukup sejuk, deretan bangku tertata rapi, loketnya pun terbuka. Persis seperti yang diinginkan orang nomor satu di Kota Jakarta tersebut.
"Tapi sayangnya tidak diimbangi sama sumber daya manusia yang baik. Lelet sekali," ujarnya.
Bahkan, warga lainnya juga mengemukakan, ada petugas kelurahan yang memungut biaya sukarela dengan besaran bervariasi antara Rp 5.000 hingga Rp10.000 di setiap pelayanan kelurahan. Apa kata Jokowi?
Jelang siang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyidak pelayanan kelurahan itu. Semua PNS seperti kalang kabut. Bahkan, piring dengan isi macam-macam gorengan sampai ditaruh di atas rak sepatu saking ingin membersihkan meja kerja dari "hal-hal yang dianggap berbau kerja santai".
Seketika, pelayanan kembali normal. Warga dipanggil menurut nomor antrean, diawasi langsung oleh pimpinan tertinggi di Ibu Kota. Lantas, apa komentar Jokowi mendapati situasi tersebut?
"Ini udah baik. Meski harusnya di bawah satu jamlah. Tapi kalau antrenya panjang, ya memang lama tadi kan banyak tuh yang antre," ujar Jokowi.
Menurutnya, pelayanan kelurahan dan kecamatan kini sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Jika untuk mengurus SKTM atau KTP bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu, sekarang minimal hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja.
"Jadi jangan harap satu menit dua menit langsung jadi. Enggak bisa juga," lanjut Jokowi tertawa sambil didukung oleh beberapa petugas kelurahan.
Soal pungutan, Jokowi tampak berhati-hati sekali mengeluarkan pernyataan. Ia hanya mengatakan, sebuah perubahan harus diikuti dengan pikiran positif agar perubahan itu berjalan maksimal.
"Kalau ada perubahan, harus dikasih penghargaan, jangan dipikirannya negatif melulu," ujarnya.
Mendengar jawaban Jokowi, beberapa petugas kelurahan sekaligus sang lurah yang sebelumnya sempat berwajah tegang akibat pertanyaan wartawan itu, seketika tersenyum. Mereka tampak lega mendengar jawaban dari mulut gubernur itu.
Di akhir sidak, saat berjalan ke mobilnya, Jokowi pun memperingatkan wartawan agar menjaga perasaan anak buahnya yang tengah membangun sistem. "Pertanyaannya jangan begitu dong, di depan begitu," ujar Jokowi sambil setengah berbisik.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon