Guncangan yang melanda sektor perekonomian saat ini dinilai sebagai
akibat dari kelalaian pemerintah dalam mengelola perekonomian nasional.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengatakan,
seharusnya pemerintah sudah bisa memproyeksi kondisi ini sebelumnya.
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dinilai terlambat.
Akhirnya, banyak pula yang salah sasaran yang kemudian menambah buruk
situasi dan kondisi perekonomian nasional.
"Contohnya adalah Pelindo itu dari dulu menagih konsumen (eksportir)
membayar THC (terminal handling charge) sebesar USD 95 per 20 kaki.
Kenapa baru sekarang dihapus," ujar Anton di Jakarta, Sabtu (24/8).
Anton meminta pemerintah untuk semakin siap dalam mengantisipasi kondisi buruk yang akan melanda perekonomian Indonesia.
"Seharusnya kan tambal genting yang bocor saat musim panas, bukan
tambal genting bocor saat hujan. Pada saat baik harusnya kita berjuang
agar tidak kena dampak krisis," tegas Anton.
Sentimen negatif di pasar keuangan maupun pasar saham yang saat ini
sedang mengguncang perekonomian, menurut Anton merupakan bukti krisis
kepercayaan pasar terhadap kondisi Indonesia. Termasuk minimnya
kepercayaan terhadap paket kebijakan yang baru saja diluncurkan
pemerintah, sehingga tidak mampu mengangkat IHSG dari keterpurukan.
"Akar permasalahan kita adalah akumulasi kepercayaan, apakah paket
ini mengembalikan confidence (pelaku pasar)? Saya tidak tahu. Kita
memiliki 2 persoalan yaitu defisit (neraca berjalan) dan pertumbuhan
yang menurun," tutup Anton.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon