Sabtu, 03 Agustus 2013

Cerita pimpinan MPR tak mudik, istri dan anak ngambek

Gedung DPR.
Tradisi mudik tak hanya dilakukan oleh masyarakat kebanyakan. Pejabat tinggi negara rupanya juga memanfaatkan waktu libur lebaran untuk pulang kampung bertemu dengan keluarga dan sanak saudara tercinta di kota kelahiran.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari misalnya. Sejak tahun 1997, dirinya mengaku selalu melakukan tradisi mudik saat Lebaran ke kediaman orang tuanya di Solo, Jawa Tengah.

Hajriyanto bercerita, saat hari kemenangan umat muslim tiba, ia terlebih dahulu memberikan khutbah pada saat salat Idul Fitri di Masjid Mutiah, Menteng, Jakarta Pusat.

"Sepulang dari masjid, di rumah acara sungkeman keluarga, istri dan anak-anak. Jam 10.00 WIB, silaturahmi kepada Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono," kata Hajriyanto saat berbincang kepada merdeka.com, Sabtu (3/8).

Setelah berlebaran bersama presiden, lanjut dia, mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini lantas beranjak dari istana presiden ke kantor DPP Partai Golkar dan Muhammadiyah untuk berlebaran hingga malam hari.

Selanjutnya di hari Lebaran kedua, ketua DPP Partai Golkar ini membuka ruang open house bagi masyarakat yang hendak bermaaf-maafan di rumah dinasnya di Jakarta Pusat.

"Hari Lebaran kedua siang hari sampai malam saya di rumah Jl Denpasar Raya No 12 open house menerima saudara-saudara, family, dan temen-temen sampai malem. Acaranya bermaaf-maafan, makan-makan dan nyanyi-nyanyi," ujarnya.

Di hari ketiga, Hajriyanto pun memanfaatkan libur Lebaran ini untuk terbang ke kota Solo untuk bertemu dengan keluarga besarnya.

"Hari ketiga pagi-pagi jam 06.00 WIB, saya dan keluarga terbang ke Solo, mudik, dan berlebaran di desa saya, pertemuan trah, ujung ke mbokde-mbokde, pakde-pakde, bulik, paklik, kakak-kakak, dan handai taulan. Saya dan keluarga tinggal di desa selama 5 hari," jelas dia.

Selama ini, dia mengaku tidak seperti petinggi pejabat negara lainnya. Ia mudik seperti orang kebanyakan menggunakan angkutan transportasi darat dari Jakarta ke Solo. Namun, karena sudah tua, lanjut dia, akhirnya beberapa tahun belakangan, pihaknya dan keluarga mudik menggunakan pesawat.

"Mudik Lebaran adalah adalah ibarat ritual tahunan yg harus saya lakukan bersama keluarga. Rasanya tidak lebaran Idul Fitri kalau tidak mudik ke Solo dan ke Karanganyar. Sampai tahun 2004 saya dan keluarga mudik dengan naik mobil, setelah 2005 karena sudah tua dengan pesawat," ucapnya.

Dia pun mengaku selama ini selalu melakukan mudik Lebaran bersama keluarga. Namun suatu ketika di saat dimana ia tidak kedapatan tiket pesawat kala itu. Hajriyanto terpaksa tidak berlebaran bersama keluarga. Akibatnya, politisi yang selalu tampil nyentrik dengan kacamata bulatnya ini pun harus kena ambek dari istri dan anaknya.

"Setelah di Jakarta sejak 1997 saya hanya sekali tidak mudik, rasanya hanya ada penyesalan saja yang sangat mendalam. Dan saya berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi. Istri ngambek, anak-anak marah, dan saudara-saudara di desa kecewa semuanya. Bagi saya mudik adalah wajib," terangnya.

Karena kejadian tersebut, Hajriyanto berjanji dengan keluarga akan melakukan mudik saat lebaran tiba.

"Pokoknya bagi saya setelah pengalaman itu, jangan tidak mudik Lebaran! Mudik lah selama masih bisa mudik, sebelum kita mudik ke haribaan Allah SWT," ujarnya.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon