Kamis, 01 Agustus 2013

Inflasi Juli di luar ekspektasi Bank Indonesia

Kenaikan BBM.
Bank Indonesia mendapati indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi pada Juli 2013 melonjak tinggi, melebihi perkiraan BI. Inflasi IHK berdasarkan data BPS mencapai 3,29 persen (mtm) atau 8,61 persen (yoy).

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, tingginya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh gangguan pasokan sejumlah komoditas pangan seperti bawang merah, cabe, daging ayam dan daging sapi, di tengah kenaikan permintaan musiman Ramadhan.

"Hal ini menyebabkan inflasi bulanan kelompok volatile food meningkat hampir tiga kali di atas perkiraan sebelumnya, sehingga mencapai 6,07 persen (mtm) atau 16,12 persen (yoy)," kata Peter dalam berita tertulis yang diterima merdeka.com, Kamis (1/8).

Untuk dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap harga bensin dan solar serta tarif angkutan sudah mencapai puncaknya di bulan Juli dan menyumbang hampir separuh dari realisasi inflasi IHK.

"Dengan perkembangan tersebut, inflasi administered price mencapai 7,90 persen (mtm) atau 15,10 persen (yoy)," imbuhnya.

Sementara itu, inflasi inti masih relatif terjaga meskipun meningkat mencapai 0,99 persen (mtm) atau 4,44 persen (yoy), didukung oleh harga komoditas global yang menurun dan permintaan yang terkendali.

Ke depan, inflasi diperkirakan akan mereda dan kembali pada pola normalnya. Inflasi IHK diperkirakan akan turun ke sekitar 0,9 persen (mtm) pada Agustus dan sekitar 0,1 persen (mtm) pada September 2013.

"Penurunan inflasi didorong pengaruh positif kebijakan pemerintah untuk mempercepat dan menambah kuota impor daging sapi dan menambah pintu masuk impor bawang merah melalui Jawa," jelas Peter.

Selain itu, penurunan inflasi juga dipengaruhi oleh meredanya dampak kenaikan harga BBM dan kembali normalnya permintaan setelah Lebaran. Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah baik di tingkat Pusat dan Daerah dengan fokus pada upaya menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan.

Dengan berbagai langkah tersebut, inflasi IHK akan dapat dijaga dan secara bertahap terus menurun mencapai kisaran sasaran inflasi sebesar 4,5 persen 1 persen pada tahun 2014.
Sementara itu, realisasi neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2013 secara umum masih searah dengan prakiraan Bank Indonesia. Berdasarkan rilis BPS hari ini, defisit neraca perdagangan tercatat USD 0,8 miliar, lebih besar daripada defisit di bulan Mei 2013 sebesar USD 0,5 miliar. Peningkatan defisit dipengaruhi oleh lebih besarnya penurunan ekspor dibandingkan penurunan impor.

Pertumbuhan ekspor secara bulanan terkontraksi sebesar 8,6 persen (mtm), sedangkan pertumbuhan impor terkontraksi lebih rendah sebesar 6,4 persen (mtm). Penurunan ekspor dipengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas ekspor yang belum kuat, terutama pada ekspor kelompok barang tambang (batubara, tembaga, dan nikel).

Sementara itu, penurunan impor khususnya terjadi pada kelompok bahan baku dan barang modal, tidak terlepas dari pengaruh tren perlambatan permintaan domestik dan permintaan ekspor.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon