Sabtu, 03 Agustus 2013

Kisah wartawan pantura, tetap cari berita saat lebaran

Dwininta Widyastuti.
Namanya Dwininta Widyastuti. Perempuan 23 tahun ini berprofesi sebagai wartawati salah satu stasiun televisi nasional, Metro TV. Sudah dua kali lebaran ini dia tak bisa pulang menikmati Lebaran bersama keluarga lantaran mendapat tugas dari kantor untuk meliput kondisi lalu lintas pemudik di jalur lintas utara ( Pantura).

"Saya pasrah apa kantor aja deh. Soalnya, pekerjaan ini kan harus apa kata kantor. Ini sudah lebaran ke dua dipakai untuk kantor. Lebaran 2012 dan 2013," katanya kepada merdeka.com Jumat malam (2/8).

Inta, demikian gadis kelahiran Yogyakarta itu dipanggil, memang baru tahun kemarin bergabung dengan Metro TV. Dia bertugas sebagai reporter live televisi, dan ditempatkan di daerah asalnya. Oleh sebab itu, dia mengaku pasrah saja ketika ditugaskan liputan ketika orang-orang lain menikmati lebaran.

Apalagi, hal itu juga sudah menjadi konsekuensi pekerjaan sebagai jurnalis. Dia paham betul risiko pekerjaannya, salah satunya harus tetap bekerja selama 18 hari full, memberi pelayanan seakurat mungkin kondisi kemacetan jalan, ketika orang-orang lain bisa berkumpul bersama keluarga menikmati lebaran.

Untungnya, keluarga di rumah tidak cerewet. Orangtua Inta misalnya, sudah bisa memahami risiko pekerjaan anaknya itu. "Kalau aku sendiri sudah biasa, tinggal jauhan sama keluarga. Sebenarnya Idul Fitri kali ini keluarga agak menyesalkan, tapi ya sudah. Semua sudah dipersiapkan jauh-jauh hari," terangnya.

Inta baru dua bulan di tempatkan di Yogyakarta. Sejak awal dia sudah sadar betul bakal diperbantukan untuk siap liputan lebaran 24 jam. Dan benar saja, kantornya menugasi dara lulusan ITB itu memantau jalur Pantura, untuk pantauan kemacetan di wilayah Brebes, Jawa Tengah hingga Cirebon, Jawa Barat.

"Di daerah (Yogya) itu berita arus mudik kan ga terlalu seksi, dari pada nganggur pasti di geser. Di Pantura kami harus stand by 24 jam. Semisal dini hari, tapi kalau untuk pagi hari, harus siap. Paling yang harus diperhatikan itu bagaimana menjaga tim ini tetap kompak," ujarnya.

Apakah ada kompensasi sebagai ganti hari kerja Lebaran, misalnya ganti uang harian? Inta menjawab tidak. Paling yang ada biaya selama liputan 18 hari saja. Tapi kalau uang ganti libur tidak ada. Malahan di Metro TV dia tidak ada libur.

Setelah liputan lebaran ini misalnya, dia langsung kerja meliput pelantikan Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah. "Karena kebetulan aku kan ditempatkan di biro, jadi reporternya cuma satu. Setelah itu pelantikan Ganjar, mungkin bakal diperbantukan ke Jawa Timur liputan pilihan gubernur Jatim, jadi ga punya libur."

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon