Mahasiswa Universitas Indonesia mendampingi para pedagang kaki lima
menolak penggusuran.
Puncak aksinya, mereka memblokir rel di stasiun
Pondok Cina, Depok. Jadwal KRL pun terganggu.
Ribuan pengguna KRL
Jakarta-Bogor yang tak bisa pulang pun memaki aksi para mahasiswa ini.
Para mahasiswa ini mengaku memperjuangkan rakyat kecil, para pedagang
yang digusur. Tapi aksi mereka malah menyengsarakan rakyat yang lain.
Ribuan pengguna KRL ekonomi pun tentunya bukan warga berada.
Mahasiswa memang selalu penuh semangat. Menjadi aktivis dan merasa
memperjuangkan kebenaran selalu menarik untuk mahasiswa. Dulu Presiden
Pertama RI Soekarno juga berjuang untuk kemerdekaan rakyatnya sejak masih kuliah di Technische Hogeschool Bandung (kini ITB).
Tapi perjuangan Soekarno semasa kuliah tentu berbeda dengan aktivis zaman sekarang. Soekarno
tak pernah menyakiti rakyat, dia selalu berada di tengah rakyat kecil.
Menanyakan kondisi rakyat sehingga tahu apa yang dibutuhkan rakyatnya.
Saat kuliah pula Soekarno pertama kali berpidato di depan ribuan orang. Pidato-pidato Soekarno membakar semangat rakyat. Polisi rahasia Belanda pun mulai mengikuti semua gerak-gerik Soekarno. Setiap ada Soekarno, maka ribuan rakyat akan mendengarkannya dengan penuh kekaguman.
Kesibukan berorganisasi dan berpolitik membuat kuliah Soekarno terbengkalai. Kepala Technische Hogeschool Profesor Klopper pun memanggilnya. Dia memberikan wejangan yang membuat Soekarno sadar agar tidak melalaikan kuliah. Klopper tahu jika tak dibiarkan Soekarno akan larut dalam aktivitas politiknya dan tak akan bisa lulus dari sekolah teknik.
"Engkau harus menekuni kuliahmu. Aku tidak keberatan jika seorang
pemuda mempunyai cita-cita politik, tetapi harus diingat yang pertama
dan yang paling utama engkau harus memenuhi kewajiban sebagai seorang
mahasiswa. Engkau harus berjanji mulai hari ini tidak terlibat dalam
gerakan politik," kata Kloper seperti dikisahkan Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.
Maka Soekarno
pun berjanji menghentikan aktivitas politiknya sementara waktu. Dia
juga berjanji untuk tidak berpidato di depan massa yang akan membuat
dirinya berurusan dengan polisi.
"Ya profesor. Anda dapat memegang janjiku," kata Soekarno.
Maka Soekarno
menepati janjinya. Dia diwisuda tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar
Ingenieur. Saat itu dari ratusan siswa, hanya ada dua lulusan inlander.
Ketika lulus, lagi-lagi Klopper memberi wejangan pada Soekarno yang diingatnya seumur hidupnya.
"Ir Soekarno,
ijazah ini suatu saat dapat robek dan hancur menjadi abu. Dia tidak
abadi. Ingatlah, bahwa satu-satunya yang abadi adalah karakter dari
seseorang. Kenangan terhadap karakter itu akan tetap hidup sekalipun dia
mati."
Soekarno
telah lulus, tak ada yang kewajiban yang menghalanginya untuk
memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Maka pengalaman semasa mahasiswa
kelak sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sang putra fajar yang
mengantar Indonesia ke gerbang kemerdekaan.
Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/beda-soekarno-dan-aktivis-mahasiswa-zaman-sekarang.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon